Diposkan pada Pendidikan

Agama Kristen Protestan

MAKALAH SEJARAH-SEJARAH AGAMA

“AGAMA KRISTEN PROTESTAN”

Dosen Pengampu: Muhamad Sahidin, S. Ag., M. Si.

Logo Staims Berwarna

Disusun Oleh:

Asnani Novita Sari      15812564

Erniyatun                    13812261

Rita Nurul Hikmah     15812559

Sri Sayekti                   15812553

Jurusan Tarbiyah

 

 

Program Studi Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID SYUHADA

YOGYAKARTA

2016


 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan judul “AGAMA KRISTEN PROTESTAN”

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhamad Sahidin, S. Ag., M. Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah-sejarah Agama yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat makalah ini, serta orang tua yang senantiasa berdoa untuk kelancaran tugas kami.

Penyusun menyadari bahwa makalah yang dibuat masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bisa memberikan suatu manfaat bagi kami dan para pembaca serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah di waktu yang akan datang.

 

 

 

 

 

 

 

Yogyakarta, 26 November 2016

 

 

Penyusun

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

 

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii

 

BAB I PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang …………………………………………………………… 1

 

  1. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 1

 

  1. Tujuan ……………………………………………………………..…….. 1

 

BAB II PEMBAHASAN

 

  1. Asal Usul Agama Kristen Protestan ……………………………………… 2

 

  1. Sistem Ketuhanan …………………………………….………..………… 3

 

  1. Kitab Suci …………………………………………………..……………. 4

 

  1. Upacara Keagamaan ………………………………………….………….. 5

 

  1. Tempat – tempat Suci ……………………………………………………. 6

 

  1. Hari Raya ………………………………………………………………. 7

 

 

 

BAB III PENUTUP

 

  1. Kesimpulan …………………..……………………………………… 8

 

  1. Saran …………………….…………………………………………… 8

 

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 9

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi).

Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan penunjukan Petrus oleh Yesus. Setelah Petrus meninggal kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang dipimpin oleh uskup Roma.
Setelah itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan yang besar: yang pertama terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang berpusat di Roma (Gereja Katolik Roma) dengan Gereja Timur (Gereja Ortodoks Timur) yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Turki). Yang kedua terjadi antara Gereja Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketika Martin Luther memprotes ajaran Gereja yang dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana asal usul agama Kristen Protestan?
  2. Bagaimana sistem ketuhanan yang dianut agama Kristen Protestan?
  3. Apa-apa saja upacara yang ada di agama Kristen Protestan?

  1. Tujuan

Tujuan penulisan makalah antara lain:

  1. Untuk mengetahui asal usul agama Kristen Protestan
  2. Untuk mengetahui sistem ketuhanan yang dianut agama Kristen Protestan.
  3. Untuk mengetahui upacara-upacara yang ada di agama Kristen Protestan

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Asal Usul Agama Kristen Protestan

Setelah abad pertengahan secara fundamental dan radikal terjadi perubahan dan pembaharuan masyarakat, selama abad 15-16 mulailah zaman “renaisans” (Prancis, renaitre: lahir kembali), suatu masa transisi dari abad pertengahan dengan zaman modern. Gerakan humanisme di Eropa mempunyai dampak positif dan juga negatif terhadap gereja. Individualisme menjadi faktor penting di Eropa ketika itu, karena disatu pihak menimbulkan suatu perubahan kebudayaan bangsa Eropa yang mendasar dan di lain pihak gereja terkena akibat kemerosotan moral, mulai dari Paus sampai Pangeran dan Raja-raja. Pada tingkat Kepausan terjadi pepecahan, sebaliknya raja-raja mempunyai pengaruh yang lebih kuat, sehingga wibawa Paus menjadi merosot.[1]

Kehidupan mewah dalam kehidupan Paus melebihi kemewahan Raja-raja Prancis dan Inggris, sementara itu perubahan sosial politik sangat tajam, sehingga kedudukan para Rohaniawan dan Biarawan kehilangan monopoli dalam masyarakat. Pada puncaknya gereja menyalahgunakan wewenangnya antara lain karena menjual surat idulgensi (penghapusan siksa) dan obsolusi kepada para jamaat gereja. Hal ini menyebabkan kejengkelan para jamaat dan pimpinan gereja.

Penyebab lahirnya Kristen Protestan dimana nampak adanya perbedaan antara teologi dan al-kitab, sehingga menurut Luther yang ketika itu menjadi anggota Ordo Agustin di bawah pimpinan Johan Van Staupitz untuk menyetuskan reformasi. Luther tidak dapat menerima dilakukannya penjualan idulgensi oleh Dominikus Johanes Tetzel dari Keuskupan Agung Albrecht dari Mainz, di masa Paus Leo X, untuk mendapat dana membangun gereja Salton Petrus guna kebanggaan Gereja Roma. Oleh hal itu berarti merendakan martabat Tuhan, dimana pengampunan dosa dan perdamaian dengan gereja bisa didapat dengan uang tanpa sakramen. Perlakuan demikian itu yang dijadikan dasar bagi Luther membicarakan dengan para ahli Teologi. Kemudian Luther merumuskan 95 dalil tentang penghapusan siksa yang diperkenalkannya di tahun 1571, yang ditempelkan di depan pintu dinding gereja di Wittenberg.[2]

Akibat perbuatan Luther ini, maka ia dituduh Gereja Katolik sebagai orang yang sudah sesat dan berusaha untuk menghentikan segala kegiatannya. Namun ajaran-ajaranya bukan menjadi padam, melainkan bertambah meluas dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat Eropa. Pada tahun 1529 diadakan rapat negara (Reichstag) di Spreyer dan mengambil keputusan untuk menghapus Edicta Warms dan mengeluarkan dekrit pelanggar gerakan reformasi. Atas keputusan, para raja dan bangsawan yang hadir dan mendukung Luther mengajukan protes keras. Sejak itu lahirlah agama Kristen Protestan.

Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah Martin Luther. Ia berasal dari keluarga petani di Thuringe dan dilahirkan tahun 10 November 1483 di Eisleben Jerman. Ayahnya Hans Luther menginginkan agar Martin menjadi Sarjana Hukum, maka ia harus belajar filsafah lebih dulu. Ketika ia di Erfurt yang dominan adalah mata pelajaran Skolastik. Setelah ia menyelesaikan pelajarannya ke Erfurt ia tertimpa hujan deras dengan halilintar sambar menyambar. Karena ia merasa takut ia berdo’a, katanya “santa anna yang baik, tolonglah aku, aku ingin menjadi Rohib”. Dua minggu setelah itu ditepatinya janjinya ia masuk biara ordo Eremit Agustin yang disiplinnya keras.[3]

  1. Sistem Ketuhanan

Ajaran Protestan memang tidak dapat dilepaskan dari ajaran Gereja Katolik, karena Protestan memang berasal dari agama Katolik. Keduanya mempercayai Allah yang sama, pencipta alam semesta, Penembus manusia.

Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen Protestan adalah ‘Kristsentrisme’, artinya bahwa Yesus Kristus berkedudukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang-orang Kristen. Ajaran tersebut terwujud dalam konsepsi Inkarnasi, Penembusan, dan Trinitas (3 opnum ketuhanan; Allah Sang Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus), sehingga menjadi suatu sistem kepercayaan.

Asas-asas yang menonjol dalam agama Kristen Protestan adalah “anti pemutlakan terhadap hal-hal yang relatif” dan “pembenaran iman”, dimana setiap umat Kristen dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu: 1) Dalam tatanan keagungan alam; 2) Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup di alam semesta; dan 3) Dalam hati nurani manusia.[4]

  1. Kitab Suci

Kitab suci agama Kristen Protestan ialah al-Kitab atau Beibel atau Injil yang terdiri dari:

  1. Perjanjian Lama atau Wasiat Lama, atau The Old Testament. Bagian ini meliputi 38 kitab dan 1 surat yaitu surat Amsal Sulaeman. Diantara 38 kitab tersebut , 16 dari padanya adalah kitab nabi-nabi. Perjanjian lama ini sudah dikemukakan juga dalam bab agama Yahudi.
  2. Perjanjian Baru atau The New Tastament terdiri dari 27 risalah yang dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu :
  3. Golongan Sejarah, yaitu meliputi Injil yang empat (Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) dan kisah Rasul-rasul yang ditulis oleh Lukas. Tiga Injil pertama disebut juga synopsis.
  4. Golongan Pelajar, bagian ini terdiri dari risalah-risalah lain, yang terdiri dari 21 risalah, yaitu:

14 risalah yang ditulis oleh Paulus.

3 risalah yang ditulis oleh Yahya.

2 risalah yang ditulis oleh Petrus.

1 risalah yang ditulis oleh Ya’kub.

1 risalah yang ditulis oleh Yudha.

  1. Upacara Keagamaan

Adapun beberapa upacara keagamaan dalam agama Kristen Protestan ialah sebagai berikut:

  • Penjamuan Suci

Penjamuan suci merupakan upacara makan minum yang pernah dilakukan oleh Yesus Kristus pada suatu malam ketika dia dikhianati oleh orang-orang Yahudi. Dalam penjamuan tersebut terjadilah penjamuan pertemuan antara Yesus Kristus dengan orang-orang yang berdosa. Mereka pada saat itu mendapatkan pengampunan dosa oleh Kristus dengan diberi roti dan minum anggur sebagai lambang perdamaian.[5]

  • Sakramen Pembabtisan

Sakramen merupakan pusat dari ibadah (liturgi) yang merupakan perbuatan lahir yang ilahi atau juga disebut dengan firman yang nyata. Sakramen itu disusun dan ditetapkan dalam Konsili Luteran IV dan Konsili Trente yang menyimpulkan bahwa sakramen adalah anugerah yang bukan saja sebagai tanda dan cap anugerah tetapi juga menggambarkan adanya anugerah dan yang dapat diberi anugerah. Diperlukannya sakramen adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat anugerah pembenaran, sakramen itu harus ada dan sekurang-kurangnya orang harus mempunyai keinginan untuk melakukannya oleh karenanya percaya saja tidak cukup.

Menurut Kristen Protestan, sakramen itu ada 2 macam yaitu sakramen pemandian atau sakramen pembabtisan dan sakramen ekaristi atau sakramen penjamuan suci yang juga disebut komuni suci, misa atau pengorbanan suci dan lain sebagainya. Protestan melakukan sakramen pembabtisan atas orang-orang yang telah mencapai usia dewasa dengan memandikan mereka. Hal ini dilakukan sebagai apa yang dilakukan oleh Yahya yang memandikan Yesus sebagai upacara pembabtisan menjadi Rosul Tuhan dengan air sungai Yordan pada waktu usia 30 tahun.

Sakramen penjamuan suci berarti ucapan syukur, dimana ketika pelaksanaannya Yesus secara rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi makanan. Dengan pengertian bahwa bukan saja tubuh yang memerlukan santapan tetapi juga rohani dalam diri manusia membutuhkannya. Dengan demikian yang merupakan santapan rohani adalah roti (Yesus Kristus) dimaksudkan agar ikatan batin antara orang-orang yang percaya bertambah erat dengan Yesus. Di dalam penjamuan suci itu Yesus hadir dalam rohnya dan dia akan berada dalam diri manusia yang percaya. Roti melambangkan tubuh Yesus dan anggur melambangkan Yesus sebagai air hidup yang harus diminum.[6]

  1. Tempat – tempat Suci
  2. Altar

Dalam gereja yang lebih tua, jika para peserta ibadat menghadap altar, mereka juga menghadap ke timur arah kota suci Yerusalem. Akan tetapi, dalam gereja yang modern, altar sering dtempatkan di tengah gereja dan jemaat mengelilinginya. bersama para murid-Nya. Itulah tempat dari mana roti dan anggur akan dibagikan pada upacara komuni.

  1. Mimbar sabda

Mimbar sabda adalah podium yang letaknya ditinggakan dan darinya khotbah disampaikan.

  1. Jendela kaca berwarna

Jendela gereja yang dibuat dari potongan kaca berwarna dan menggambarkan peristiwa-peristiwa Alkitab dapat dijumpai di banyak gereja kuno. Pada zaman dahulu, jendela digunakan sebagai alat bantu nyata untuk mengajarkan Alkitab kepada jemaat yang buta huruf.

  1. Wadah air suci

Wadah air suci digunakan untuk pembaptisan di gereja-gereja yang melaksanakan pembaptisan anak. Wadah air suci ditempatkan tepat di pintu gereja bagian dalam untuk menunjukkan bahwa pembaptisan adalah “pintu” bagi anak-anak menjadi anggota Gereja.

  1. Kamar pengakuan dosa

Kamar pengakuan dosa berupa ruangan kecil dan terbuat dari kayu dengan kisi-kisi di tengah-tengah untuk memisahkan ima dan panitan (orang yang mengaku dosa).

  1. Hari Raya
  • Adven dan Natal

Tahun Liturgi Kristen dimulai dari masa Adven, yang jatuh pada Minggu keempat sebelum natal.  Pada hari Natal, umat Kristen bersukacita menyambut inkarnasi, kelahiran Yesus, Putra Allah, sebagai manusia anugerah Tuhan yang paling agung kepada umat manusia.

  • Prapaskah dan Pekan Suci

Prapaskah adalah masa pertobatan yang berlangsung selama 40 hari untuk memasuki hari raya Paskah, masa untuk mengenang kembali saat-sat Yesus dicobai di padanng pasir. Prapaskah dimulai dengan hari Rabu Abu dan diakhiri dengan Pekan Suci.

Pekan Suci diawali dengan Minggu Palem, tatkala umat Kristen ingat akan kemenangan Yesus dalam memasuki kota Yerussalem dengan naik keledai.Kamis Putih, empat hari berikutnya, adalah hari untuk mengenang perintah Yesus supaya pengikut-Nya saling mengasihi. Hari Jumat Agung, yang merupakan hari paling khidmat karena hari itu ditandai dengan kematian Yesus.

  • Minggu Paskah

Minggu Paskah adalah hari untuk merayakan kebangkitan Yesus menuju kehidupan baru.Pada waku tengah malam para peserta ibadat menyerahkan lilin-lilin dari seorang kepada yang lain, lama kelamaan menerangi seluruh gereja.

  • Pentekosta

Lima puluh hari setelah hari raya Paskah umat Kristen merayakan hari Pentekosta,kadang-kandang disebut hari minggu ketujuh setelah Paskah, yaitu hari untuk mengingat pencurahan Roh Kudus kepada umat Kristen Perdana di Yerussalem.

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Lahirnya kristen protestan disebabkan nampak adanya perbedaan antara teologi dan al-kitab, sehingga menurut Luther yang ketika itu menjadi anggota Ordo Agustin dibwa pimpinan Johan Van Staupitz untuk menyetuskan revormasi. Luther tidak dapat menerima dilakukannya penjualan idulgensi oleh Dominikus Johanes Tetzel dari Keuskupan Agung Albrecht dari Mainz, dimasa Paus Leo X, untuk mendapat dana membangun gereja Salton Petrus guna kebanggaan gereja roma. Oleh hal itu berarti merendakan martabat Tuhan, dimana pengampunan dosa dan perdamaian dengan gereja bisa didapat dengan uang tanpa sakramen. Pelakuan demikian itu yang dijadikan dasar bagi Luther membicarakan dengan para ahli teologi. Kemudian Luther merumuskan 95 dalil tentang penghapusan siksa yang diperkenalkannya dalam tahun 1571, yang ditempelkan di depan pintu dinding gereja di Wittenberg. Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen Protestan adalah ‘Kristsentrisme’, artinya bahwa Yesus Kristus berkedudukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang-orang Kristen.

Kitab suci agama Kristen Protestan ialah al-Kitab atau Beibel atau Injil yang terdiri dari: 1) Perjanjian Lama atau Wasiat Lama, atau The Old Testament; 2) Perjanjian Baru atau The New Tastament.

Menurut Kristen Protestan, sakramen itu ada 2 macam yaitu sakramen pemandian atau sakramen pembabtisan dan sakramen ekaristi atau sakramen penjamuan suci. Tempat-tempat suci umat Kristen, antara lain: 1) altar; 2) mimbar sabda; 3) jendela kaca berwarna; 4) wadah air suci; dan 5) kamar pengakuan dosa.

  1. Saran

Sebagai umat beragama hendaknya kita memiliki rasa toleransi sebab setiap umat memiliki kepercayaannya masing-masing. Selain itu hendaknya kita tidak membeda-bedakan dalam hal apapun kecuali dalam hal akidah sebab mereka memiliki cara tersendiri untuk berhubungan dengan Tuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

 

Asyari, Muhammad Sofwan. 2011. AGAMA KRISTEN PROTESTAN .

From:               http://sofiswa.blogspot.co.id/2011/12/agama-kristen-protestan.html

Diakses 25 November 2016 jam 13. 32

Putra, Ega. 2011. Makalah Agama Kristen.

From: https://lokomotif-egaputra.blogspot.co.id/2011/11/makalah-agama-kristen.html?showComment=1480055667205#c5043250082438367807

Diakses 25 November 2016 jam 13. 37

 

 

 

[1] Chumaidi Sharief Romas dalam AAD. 1988:383

[2] Hilman Hadikusuma. Antropologi Agama, (Bandung. Aditya bakti. 1003), hal. 128.

[3]  Ibid., hal. 132

[4] Ibid,. hal. 148

[5] http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/agama-kristen-protestan.html

[6] Prof. Hilman Hadi Kusuma, Antropologi Agama (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993) hal 159.