Diposkan pada Tak Berkategori

Liar [First and End]

Jika tidak jadi novel

 

Satu

START

 

Kyunghee University

Brukk…

Meja di sebelah yeoja[1] bernama Kwon Yuri menjadi sasaran empuk Choi Sooyoung, sahabatnya yang kini tengah menelungkupkan tubuhnya dan memejamkan mata. Dari raut wajah yang sempat Yuri lihat sangat terlihat yeoja bernama Choi Sooyoung itu tampak lelah. Yuri menatap sayu sahabatnya itu. Dia ingin sekali membantunya namun tidak tahu harus berbuat apa.

“Kali ini siapa Choi namja[2] yang mengungkapkan perasaan cinta padamu?” Yuri seakan mengetahui permasalahan yang dihadapi sahabatnya kini. Berteman selama 7 tahun membuat Yuri dan Sooyoung saling mengenal layaknya seperti saudara kembar yang sulit dipisahkan.

Sooyoung belum juga membuka matanya dan menjawab pertanyaan Yuri.

“Kau tahu Changmin sunbaenim[3] Yul?”. “Dia..dia bilang…” ucap Sooyoung dalam kondisi mata tertutup.

“Ssttt, jangan kau lanjutkan lagi aku tahu kelanjutannya Youngie.”

Yuri kemudian memegang kedua lengan Sooyoung dan menegakkannya serta memeluk sahabatnya itu dengan sangat erat. Dia tahu pasti kejadian yang sama terulang lagi. Setiap Sooyoung menolak laki-laki yang mengungkapkan perasaan cinta padanya pasti yeoja itu akan merasa bersalah dan itu mengganggu pikiran serta moodnya.

Choi Sooyoung adalah anak ke-3 dari Choi Jungnam dan Moon Soohee. Dia memiliki seorang oppa bernama Choi Siwon, eonni[4] bernama Choi Soojin dan namdongsaeng[5] bernama Choi Minho. Choi Sooyoung memiliki tinggi di atas rata-rata perempuan Asia selain itu dia juga dianugerahi mata yang lebarnya melebihi mata orang Korea pada umumnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki tak heran banyak laki-laki yang mengejarnya dan berusaha mendapatkan hatinya namun sayang sampai saat ini gadis itu masih memilih sendiri.

“Yul, bagaimana kalau kita bolos dari mata kuliah seni saja. Suasana hatiku sedang tidak baik dan aku sangat lapar” pinta Sooyoung pada sahabatnya itu.

“Baiklah”

Kali ini Yuri menuruti permintaan Sooyoung untuk bolos dari mata kuliah seni. Dia melakukan itu demi menyenangkan hati Sooyoung.

Dengan langkah yang anggun Sooyoung dan Yuri berjalan menuju kafetaria di kampus mereka. Tak banyak siswa-siswi di sana karena sekarang sebagian besar mahasiswa Kyunghee University sedang mengikuti mata kuliah masing-masing.

Ahjumma[6] aku pesan kimbab dua porsi dan orange jus satu.”

Nde[7]

“Kau tidak memesan makanan Yul?”

“Eum” Yuri masih dengan lamunannya tak menyangka bahwa kini dia sedang berada di kafetaria bersama Sooyoung. “Ti…tidak Youngie aku sedang diet. Hehe”

Sooyoung hanya ber-oh-ria.

“Silahkan nona” ucap ahjumma pemilik kafetaria seraya menyerahkan 2 porsi kimbab dan segelas orange jus pada Sooyoung.

Melihat makanan di depannya mata Sooyoung langsung berbinar. Maklum dia sorang shiksin[8]. Makanan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengembalikan mood Sooyoung yang sedang turun.

Yuri hanya tersenyum melihat sahabatnya itu melahap memakannya. Tak pernah disangka Sooyoung yang hobi makan memiliki tubuh yang cungkring. Selain itu meskipun makan sebanyak apapun tak membuat berat seorang Choi Sooyoung bertambah atau bahkan menjadi gendut. Dan hal itu membuat Kwon Yuri iri, dia ingin memakan segala makanan yang ingin dimakannya namun jika dia melakukannya otomatis berat badannya akan bertambah karena dulu Yuri pernah mengikuti pola makan Sooyoung dan hasilnya sungguh mengecewakan.

“Youngie bagaimana kabar Siwon oppa?” tanya Yuri tiba-tiba.

“Dia baik-baik saja. Kau merindukannya ya Yul?” goda Sooyoung dan berhasil. Ucapan itu berhasil membuat ke-2 pipi Yuri merona.

“Siwon oppa akan pulang dari China minggu depan. Dia sedang menjalankan bisnis appa[9]. Ngomong-ngomong benarkah kau sangat menyukai kakakku yang aneh itu Yul?”

TAKKK

Yuri menjitak kening indah Sooyoung.

“Dia itu namja yang sempurna. Kenapa kau malah mengatai kakakmu seperti itu.”

Mendengar penuturan Yuri, Sooyoung hanya tersenyum. Dia tahu bahwa sahabatnya itu sangat mencintai kakaknya, Choi Siwon. Sooyoung sangat setuju sekali waktu kakaknya mengatakan ingin menjalin hubungan dengan sahabatnya itu. Tak pernah Sooyoung sangka memang sahabatnya yang seksi itu bisa jatuh cinta pada kakaknya yang seorang workaholic dan kutu buku. Memang kakaknya itu memiliki postur ideal sehingga teman-teman Sooyoung mengatakannya bak model papan atas Korea. Selain itu kakaknya juga memiliki lesung pipi di ke-2 pipinya sehingga bertambahlah menawan seorang Choi Siwon di mata para yeoja. Ada satu rahasia yang hanya diketahui orang terdekat Siwon yaitu hobinya mengumpulkan boneka Woody, salah satu tokoh di film Toys Story.

Setelah menghabiskan pesanannya Sooyoung dan Yuri bergegas ke kelasnya. Hari ini ada mata kuliah desain yang menjadi mata kuliah favorit mereka berdua.

Di kelas tampak sangat sepi mungkin teman-teman Sooyoung sedang di ruangan lain saat mengikuti mata kuliah Dosen Park.

“Ehem”

Terdengar suara deheman dari arah belakang Sooyoung dan Yuri. Suara itu tampak tak asing bagi mereka. Setelah membalikkan badan betapa terkejutnya Sooyoung dan Yuri mendapati Dosen Park berada di belakang mereka seraya berkacak pinggang.

GLEK. Dengan susah panyah Sooyoung dan Yuri menelan salivanya.

“Dosen Park. Hehe” ucap Sooyoung kikuk.

“Yakk. Nona Choi, Kwon kenapa kau tak mengikuti mata kuliahku eoh?”

“Kami..kamii” ucap Yuri gugup.

“Kami tadi membantu Dosen Kim merapikaon kantor” bohong Sooyoung.

“Benarkah?” tanya dosen Park memastikan.

Nde” ucap Sooyoung sedikit ragu.

“Baiklah aku percaya.”

Setelah mendapat introgasi dari Dosen Park, Sooyoung dan Yuri dipersilahkan masuk ke kelas mereka.

Meskipun harus berbohong demi keselamatan mereka sebenarnya Sooyoung tak tega membohongi Dosen Park.

***

Dengan langkah yang gontai Sooyoung memasuki kamarnya. Hari ini kediaman keluarga Choi tampak sepi. Tuan dan Nyonya Choi pergi ke Amerika mengunjungi orangtua mereka sedangkan putra tertua mereka sedang menjalankan bisnisnya di China dan tinggallah seorang diri Choi Sooyoung di rumah yang sangat mewah itu beserta pembantu-pembantunya.

“Nona makan malam sudah siap” ucap salah seorang pembantu di kediaman keluarga Choi.

Dengan setengah sadar Sooyoung berusaha menegakkan tubuhnya. Entah sebab apa kini dia merasa sangat letih.

Ahjumma tolong bawakan makananku ke sini saja aku malas turun.” Ucap Sooyoung dari kamarnya.

Tanpa diperintah dua kali pembantu yang bernama Han Sobee itu turun menuju meja makan.

Han Sobee adalah pengasuh keluarga Choi dari Choi Siwon sampai Choi Minho, adik Choi Sooyoung. Dia sudah puluhan tahun mengabdi pada keluarga ini. Selain menjabat sebagai kepala pelayan Han ahjumma juga memiliki posisi yang sangat penting yaitu penjaga putra-putri Choi. Dia memiliki kuasa penuh ketika Tuan Choi Jungnam dan Nyonya Choi Soohee pergi maka Han ahjumma akan menjadi pengganti mereka.

Tokk.Tokk

Terdengar suara pintu Sooyoung yang diketuk dari luar. Dengan agak gontai Sooyoung berjalan menuju pintu dan membukanya.

Gomawo[10] ahjumma” ucap Sooyoung sembari menerima nampan yang di bawa Han ahjumma.

Ketika akan menutup pintu kamar Sooyoung Han ahjumma mencegahnya dan itu membuat Sooyoung merasa bingung.

“Ada apa ahjumma?” tanya Sooyoung bingung.

“Sepertinya nona dalam keadaan kurang baik. Bolehkah saya masuk ke kamar Anda?” tanya Han ahjumma meminta persetujuan Sooyoung.

“Bo..Boleh” tanpa merasa pamrih Han ahjumma masuk ke kamar Sooyoung.

Kamar Sooyoung sangat rapi. Susunan barang-barang di sana diletakkan sesuai ciri khas Choi Sooyoung yang menyukai ruang yang luas. Cat berwarna merah muda yang terpampang menandakan bahwa gadis yang kadang-kadang bertingkah ceroboh itu memiliki sifat feminim. Terkadang tak bisa dipercaya bahwa bocah yang dulu tomboy dan dekil berubah menjadi sesosok gadis yang sangat cantik dan memiliki sifat feminim.

Setelah menyuruh Han ahjumma duduk di sofa yang terletak di kamarnya, Sooyoung dengan lahap memakan makanan yang dia tunggu-tunngu dari tadi. Makanan khas Jepang yang sangat dia sukai, sushi dan tempura. Sooyoung tertegun melihat menu minumannya hari ini, teh gingseng.

Ahjumma kenapa kau memberikanku teh gingseng?” tanya Sooyoung penasaran karena biasanya ahjummanya itu membuatkan jus sesuai buah yang disukai Sooyoung.

“Tadi Saya mendengar suara Anda berbeda dari biasanya. Jadi Saya berinisiatif membuatkan teh singseng supaya tubuh Anda lebih hangat.”

Gomawo ahjumma. Hari ini memang aku sedikit kelelahan karena aktifitasku begitu padat.”

Nde. Nona.”

Saat akan membawa piring dan gelas kotor, Han ahjumma dicegah oleh Sooyoung.

Ahjumma bisakah kau menemaniku sebetar?”

Mendengar perkataan tuan putrinya yang kini tumbuh dewasa membuat Han ahjumma tersenyum. Setelah menginjak dewasa tuan putrinya itu enggan menyuruh dirinya menemani seperti dikala masih kecil.

Nde

Han ahjumma kemudian meletakkan nampan yang dibawanya ke meja semula dan berjalan menuju ranjang Sooyoung. Pengasuhnya itu tahu bahwa saat ini pasti tuan putrinya ingin berbagi kisah dengan dirinya. Han ahjumma merindukan saat-saat putra-putri Choi mengadu kisah mereka.

“Apa yang ingin nona ceritakan?” tanya Han ahjumma to the point.

“Begini ahjumma pernahkah ahjumma jatuh cinta?” tanya Sooyoung polos.

Saat ini Sooyoung meletakkan kepalanya di paha Han ahjumma, itu merupakan kebiasaan putra-putri Choi saat akan tidur.

“Pernah. Dulu ahjumma jatuh cinta kepada seorang lelaki namun sayang cinta ahjumma bertepuk sebelah tangan. Dia lebih memilih cinta pertamanya dari pada ahjumma yang saat itu tulus mencintainya.”

Sooyoung terus mendengarkan perkataan ahjummanya yang sudah dianggap keluarganya sendiri itu tanpa melewatkan satu katapun. Hingga tak terasa rasa mengantuk telah menyergapnya dan berhasil membawanya ke alam mimpi.

“Dia adalah sesosok pria…”

Han ahjumma tidak melanjutkan ceritanya. Tuan putrinya kini telah tertidur pulas. Dengan sangat pelan Han ahjumma menggeser kepala Sooyoung dari pahanya.

“Selamat tidur tuan putri” ucap Han ahjumma seraya mencium kening Sooyoung dan kemudian membawa nampan yang berisi piring dan gelas kotor ke arah dapur.

***

Mentari sudah bersinar terang di ufuk Timur namun itu belum bisa membangunkan tuan putri yang kini masih berada di alam bawah sadarnya.

“Nona ini sudah pagi saatnya sarapan” ucap salah seorang pembantu yang berada di luar kamar Sooyoung.

Hoam

Sooyoung masih memejamkan mata saat menguap dan perlahan dia membuka matanya.

“Ya ampun sudah jam 07.00?” tanya Sooyoung pada dirinya sendiri dalam keadaan setengah sadar.

Dengan cepat kilat Sooyoung masuk ke kamar mandi yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Sooyoung turun ke ruang makan untuk sarapan.

Sepi. Itulah yang dirasakan Sooyoung saat ini padahal keluarganya lengkap. Dia memiliki kedua orangtua, kakak laki-laki dan perempuan serta seorang adik laki-laki namun sayangnnya mereka sedang tidak ada di rumah untuk saat ini.

Sooyoung menghembuskan nafas panjang. Hari ini menu sarapannya adalah roti, susu, burger dan sepotong sandwich.

“Nona sudah jam 07.30” ucap Oh ahjussi[11], supir pribadi Choi Sooyoung.

Mwo[12]?”

Sooyoung tak percaya bahwa sekarang sudah 07.30. Dengan gerakan pelan dia menengok jam dinding yang berada di sebelah kanannya.

Andweee[13]

Dengan kecepatan yang sangat tinggi Oh ahjussi mengendarai mobil ferrari Choi Sooyoung membelah padatnya jalanan di Seoul. Namun meskipun sudah cepat mengendarai mereka masih saja terjebak macet karena saat ini jamnya orang-orang berangkat kerja.

Ahjussi bagaimana ini?” tanya Sooyoung frustasi.

“Sebaiknya nona turun dan pergi ke stasiun untuk naik kereta ke Kyunghee University” usul Oh ahjussi.

Usul Oh ahjussi diterima dengan sangat baik oleh Sooyoung. Dengan langkah yang cepat Sooyoung ke luar dari mobilnya yang terjebak macet dan berlari menuju stasiun. Jarak antara jalan yang dilalui Sooyoung dengan stasiun cukup jauh sehingga memakan waktu yang lama. Namun Sooyoung tak sia-sia datang ke stasiun itu karena kini dia sudah duduk manis di salah satu kursi penumpang kereta kelas bisnis. Sooyoung berdoa supaya hari ini Tuhan memperlambat waktu agar dia tidak terlambat mengikuti mata kuliah seni di hari ini.

Ting.

Sooyoung turun dari kereta yang membawanya ke Kyunghee University. Tanpa menunggu lebih lama lagi dia berlari agar tak terlambat.

TREKK

Terdengar suara pintu di buka secara paksa oleh seseorang.

Hosh.Hosh. Nafas Sooyoung masih memburu.

“Mi..an.. aku.. terlam..bat” ucap Sooyoung terbata disertai deru nafas yang tak teratur.

Seluruh orang memandanginya dengan rasa iba. Sudah menjadi kebiasaan seorang Choi Sooyoung terlambat di mata kuliah jam pertama.

“Kali ini kau ku maafkan nona Choi. Silahkan duduk di kursimu” ucap dosen Park seraya melirik tempat yang biasa menjadi tempat duduk seorang Choi Sooyoung.

Gomawo

Sooyoung membungkuk pada dosen Park dan melangkah dengan terburu-buru ke tempat biasa dia duduk. Sebelum Sooyoung duduk dia sempat melirik sahabatnya Kwon Yuri dari raut wajah Yuri sudah sangat jelas yeoja itu mengatakan “Kau terlambat bangun lagi nona Choi?”. Melihat hal itu Sooyoung hanya tersenyum lebar.

Kuliah di Kyunghee University membuat Sooyoung gembira. Dia tak pernah menyangka bisa memasuki Universitas itu dengan mengadalkan kemampuannya sendiri. Banyak yang tidak percaya dengan kemampuan seorang Choi Sooyoung termasuk kedua kakaknya dan adik tercintanya. Cita-cita Sooyoung adalah menjadi seorang desainer terkenal dan bisa membahagiakan orang-orang disekitarnya.

Saat SMA, Sooyoung sangat ingin masuk di kelas drama namun impiannya gagal karena salah satu sahabatnya membuat dirinya down. Sejak saat itu minat Sooyoung terhadap dunia seni peran tidak ada sama sekali. Sampai-sampai saat akan pentas drama, Sooyoung memilih kabur dan pergi ke rooftop di sekolahnya.

Ada salah satu yang menjadi alasan Sooyoung kuliah di Kyunghee University. Jung Kyungho adalah cinta pertamanya seorang lulusan Kyunghee University. Dan hal itu memotivasi Sooyoung untuk lulus dari Universitas yang sama seperti cinta pertamanya. Meski sampai kapanpun Kyungho tak akan pernah tahu karena namja itu kini telah tiada.

Hiks.

Terdengar isakan dari meja yang tak jauh dari tempat Yuri duduk. Saat ini jam istirahat tengah berlangsung.

“Kau kenapa Youngi?” tanya Yuri bingung karena saat ini Sooyoung tengah menelungkupkan wajahnya sembari menangis.

Dengan segala keberanian yang dimiliki, Yuri mengguncang tubuh Sooyoung dan usahanya tidak gagal. Saat ini Sooyoung tengah bangkit dari tidurnya. Dengan mata yang masih sembab Sooyoung menatap Yuri dengan sayu.

“Yul, ini semua gara-gara aku. Kalau saja aku tidak ceroboh Kyungho oppa.. Kyungho oppa tak akan meninggalkan dunia ini.Hiks..Hiks” Sooyoung masih belum menghentikan tangisannya.

“Youngi ini bukan salahmu. Tuhan sayang dengan Kyungho oppa sehingga dia dipanggil lebih dulu dari pada kita” ucap Yuri seraya memeluk Sooyoung dan mengusap-usap punggungnya. Yuri berusaha menenangkan sahabatnya yang kini tengah dilanda rasa bersalah yang sangat dalam.

***

Hari ini adalah tepat 2 tahun kematian Jung Kyungho. Para kerabat beserta sahabatnya memperingati dengan mengunjungi makamnya dan berdoa. Tak pernah terbayangkan di pikiran banyak orang bahwa namja yang dulu menjadi idola semua orang kini telah terbaring ditanah.

Jung Kyungho adalah sesosok namja berperawakan kekar dan tipe orang yang murah senyum. Tak heran jika dulu dia digilai para gadis di sekolahnya. Selain itu kepintaranya membuat dia memperoleh beasiswa kuliah di Kyunghee University sampai selesai. Dia memiliki yeodongsaeng[14] bernama Jung Hana dan Jung Jieun. Meskipun terlahir bukan dari keluarga kaya namun Kyungho tipe orang yang memilik selera fashion yang tinggi. Dia bak model Korea yang selalu menggunakan pakaian modis meskipun sederhana.

Ada satu rahasia yang ditutupi keluarga Kyungho dari dunia luar. Mungkin semacam aib atau masa lalu yang memilukan sehingga rahasia itu membuat Sooyoung sangat tertarik dengan Kyungho. Kyungho bukan tipikal namja playboy yang akan mengencani setiap gadis. Dia adalah namja setia yang sampai akhir hidupnya hanya mencintai satu gadis, Choi Sooyoung.

“Jung ahjumma ahjussi maafkan aku. Kalau saja dulu aku tidak ceroboh mungkin saat ini Kyungho oppa masih berkumpul bersama kita.”

Dari mimik wajah Sooyoung sangat ketara sekali penyesalan dari yeoja itu.

Sooyoung menganggap dirinyalah penyebab kematian Kyungho. Kyungho kecelakaan sesaat setelah menerima pesan bahwa kekasihnya itu tak bisa datang kencan karena sedang ada acara keluarga. Setelah kejadian itu Sooyoung mengecap dirinya sendiri sebagai penyebab kematian Jung Kyungho. Dari pihak keluarga Jung tak ada yang menyalahkan Sooyoung kecuali adik tercinta Kyungho, Jung Hana. Mungkin karena terlalu cinta Hana pada kakaknya itu yang membuat dia tak rela kehilangan sosok yang menjadi pelindungnya selama ini.

Seiring berjalannya waktu Hana mulai menerima kenyataan tentang kepergian sang kakak. Hubungan Hana dan Sooyoung membaik, meski terkadang Hana masih kesal pada Sooyoung namun dia sadar bahwa orang yang dibencinya adalah orang yang teramat disayangi oleh kakaknya itu. Entah pesona apa yang dimiliki seorang Choi Sooyoung sehingga meluluhkan hati Kyungho dan membuat dia menjadi yeojachingu[15] dari Jung Kyungho.

“Tidak Youngi. Semua ini bukan salahmu, ini adalah tadir yang sudah disuratkan oleh Tuhan untuk Kyungi.”

Perlahan orang-orang meninggalkan makam Jung Kyungho hingga hanya tersisa Sooyoung dan Yuri. Saat ini entah mengapa Sooyong ingin berlama-lama di makam kekasihnya itu. Mungkin dia rindu saat-saat mereka menjalani kehidupan bersama.

Awal mula kisah cinta Kyungho dan Sooyoung tak tahu dimulai dari mana karena kisah mereka mengalir begitu saja. Sooyoung bertemu untuk pertama kali dengan Kyungho di stasiun saat yeoja itu akan berangkat ke sekolah dan secara tidak sengaja dia menabrak Kyungho yang dikala itu sedang membawa tugas-tugas kuliahnya. Sooyoung mengalami love at first sigh sehingga dia langsung jatuh cinta pada Kyungho. Secara tidak sengaja Kyungho juga mengalami hal serupa sehingga tak butuh waktu yang lama mereka bersepakat untuk menjalin kasih. Hingga terjadilah kejadian itu yang membuat Kyungho dan Sooyoung berpisah untuk selama-lamanya.

“Yul apakah aku jahat?” tanya Sooyoung pada Yuri yang kini tengah berdiri disamping Sooyoung.

“Kau tak jahat Youngie. Ini sudah menjadi suratan takdir. Bukankah Jung ahjumma sudah mengatakannya padamu. Terkadang takdir Tuhan memang keji namun kita sebagai hamba-Nya hanya bisa menerima apapun keputusan Tuhan.”

Perkataan Yuri membuat hati Sooyong merasa lebih tenang. Selama ini Sooyoung selalu menyalahkan takdir Tuhan yang memisahkan dia dengan sang kekasih.

“Yul ayo kita pulang aku sudah puas mengunjungi makam Kyungho oppa.”

Nde.”

Sooyoung dan Yuri perlahan meninggalkan makam Kyungho dan berjalan menuju parkiran dimana mobil Yuri berada. Selama ini Sooyoung selalu diantar oleh Oh ahjussi kemanapun dia pergi namun kali ini dia tidak bersama Oh ahjussi karena Sooyoung ingin menikmati waktunya bersama sahabatnya. Selain itu orangtua Sooyoung melarangnya mengendarai mobil karena saat masa-masa awal kuliah dia pernah kecelakaan. Saat itu orangtua Sooyoung sangat merasa terpukul karena akibat kecelakaan itu Sooyoung mengalami koma selama 1 bulan. Beruntunglah mereka karena Tuhan masih memberi kesempatan Sooyoung untuk hidup. Sejak kejadian itu Sooyoung mengalami trauma jika harus mengendarai mobil sendirian.

***

 

 

 

 

Dua

MEMORIES

 

10 Februari 04.00 pm KST

Sooyoung melangkah dengan gontai saat memasuki rumahnya. Dia sangat yakin bahwa di dalam rumah yang mewah itu hanya ada pembantu-pembantunya. Hari ini adalah tanggal 10 Februari, hari ulang tahun Choi Sooyoung namun belum ada salah satupun anggota keluarga yang mengucapkan selamat hari lahir, hanya sahabatnya Kwon Yuri yang mengucapkannya setelah acara peringatan kematian Jung Kyungho selesai.

Dengan tubuh yang sangat letih Sooyoung berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dan berniat akan tidur. Aktifitas Sooyoung hari ini benar-benar menguras energi. Dari kegiatan Sooyoung di kampus sampai kegiatan peringatan kematian Kyungho. Meskipun kelelahan Sooyoung sangat senang bisa menjalani harinya dengan baik namun ada yang mengganjal di hatinya. Dalam hati Soyoung bertanya-tanya tak sayangkah keluarganya pada dirinya sehingga mereka melupakan hari kelahirannya.

Mentari kini telah kembali keperaduannya dan kehadirannya digantikan oleh sinar rembulan. Jam dinding di kamar Sooyoung sudah menunjukkan pukul 07.00 malam namun gadis itu masih bertahan di dunia mimpinya.

“Nona makan malam sudah siap” ucap salah satu pembantu dari balik pintu kamar tuan putri Choi itu.

Hembusan nafas yang memburu kini melanda Sooyoung. Entah apa yang dialami di alam mimpi sehingga tidurnya menjadi tidak tenang.

Karena terusik perlahan Sooyoung bangun dari tidurnya.

“Eum, sudah jam 07.00 malam?” tanya Sooyoung pada dirinya yang kini sudah terduduk di ranjangnya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi Sooyoung melangkah menuju kamar mandi.

Langkah anggun dari arah tangga membuat seluruh penghuni rumah Choi tertuju pada sang putri. Kali ini Sooyoung memakai kaos putih yang agak kebesaran dan mengenakan celana jeans panjang.

“Selamat malam nona” sapa seluruh pembantu yang menyiapkan makanan di meja makan.

“Malam” balas Sooyoung dengan senyuman yang sangat manis.

Sooyoung kini tengah makan malam ditemani Han ahjumma. Sudah menjadi kebiasaan seorang Choi Sooyoung bila tak ada anggota keluarganya maka Han ahjummalah yang akan menemaninya makan meskipun Han ahjumma tidak ikut makan.

“Bibi ayah dan ibu kapan pulang?” tanya Sooyoung disela-sela makan malamnya.

“Tuan dan Nyonya Choi sepertinya akan pulang lusa nona.”

Jawaban Han ahjumma membuat Sooyoung menghentikan kegiatannya sesaat. Dari raut wajahnya sangat terlihat Sooyoung sangat kecewa kenapa kedua orangtuanya pulangnya masih lusa. Tak berapa lama kemudian Sooyoung melanjutkan acara makan malamnya.

Setelah makan malamnya selesai Sooyoung lebih memilih kembali ke kamarnya yang terletak di lantai 2. Sebelum melahkah ke tangga bibi Han memanggilnya.

“Nona.”

“Ada apa bi?” ucap Sooyoung seraya memmalikkan tubuhnya.

Saengil chukkae hamnida[16].”

Tes.

Tak disangka air mata Sooyoung kini telah mengalir.

Nde. Gomawo bibi masih mengingat ulang tahunku” Sooyoung berhambur kepelukan Han ahjumma.

Han ahjumma hanya tersenyum mendapat perlakuan dari Sooyoung.

“Nona sudah malam. Cha! kembalilah ke kamar Anda” perintah bibi Han setelah melepaskan pelukan dari Sooyoung.

Nde.”

Kini malam telah berjalan semakin malam. 10 menit lagi akan berakhir tanggal 10 Februari dan berganti tanggal 11 Februari. Meskipun mustahil namun Sooyoung tak pernah berhenti berharap untuk mendapatkan ucapan ulang tahun dari keluarganya.

Tokk.Tokk

Terdengar suara pintu yang di ketuk dari luar kamar nona muda Choi. Dengan setengah sadar Sooyoung berjalan menuju arah pintu dan membukanya.

Saengil chukkae hamnid uri[17] Sooyoungie” ucap tuan, nyonya Choi dan Siwon serentak.

Sooyoung tak akan pernah menyangka mendapat ucapan selamat ulang tahun di menit-menit akhir pergantian tanggal kelahirannya.

“Kalian ingat?”

Sooyoung berhamburan ke pelukan ayah dan ibunya dengan air mata yang mulai mengalir.

Kini Siwon tengah membawa senampan besar kue tart.

“Youngie cepat tiup lilinnya dan mintalah permohonan.”

Selepas memeluk kedua orangtuanya Sooyoung berjalan menuju sang kakak untuk meniup lili.

“Semoga Tuhan selalu memberikan jalan terbaik dalam kehidupanku” doa Sooyoung dalam hatinya.

***

Pagi telah menyapa dunia. Kini kediaman keluarga Choi tampak ramai dengan kembalinya sebagian keluarga dari aktifitas masing-masing. Tak lupa moment ini digunakan dengan sebaik-baiknya oleh Sooyoung untuk mengutarakan isi hatinya.

“Ayah ibu aku ingin kalian selalu ada di rumah” ucap Sooyoung manja yang kini telah duduk di ruang makan keluarga Choi.

“Aku tahu perasaanmu Youngie. Maafkan ayah dan ibu yang akhir-akhir ini jarang di rumah.”

“Dan untuk kau oppa. Kenapa kau pergi ke China lama sekali. Jangan-jangan kau mencari gadis lain?” tanya Sooyoung menyelidik.

“Ya ampun Youngie aku kira aku akan terbebas dari introgasimu ternyata tidak. Ada masalah di sana sehingga kepulanganku terlambat. Kau paham? Kau tidak berkata yang aneh-aneh pada kekasihku ‘kan?” tanya Siwon dengan muka menyelidik.

“Tenang saja oppa aku tidak mengatakan hal yang aneh-aneh pada Yuri namun aku hanya mengemukakan perkiraanku jika kau melirik gadis-gadis di sana.”

“Yakk”

Kyunghee University

Bertambahnya ramai aktifitas di kampus sudah biasa terjadi di hari-hari menuju Ujian Tengah Semester yang sebentar lagi akan terlaksana. Saat ini Sooyoung memasuki tahun ke-2 di Universitas Kyunghee dengan jurusan Textile and Clothing Design.

“Yul. Kau sudah belajar untuk ujian kita?” tanya Sooyoung yang kini duduk di sebelah Yuri.

“Sudah. Memangnya kau belum?” tanya Yuri balik dan langsung mendapat cengiran khas dari Choi Sooyoung.

“Kau mengerti aku ‘kan?”

Nde”. Yuri hanya memutar bola matanya.

Kini Sooyoung dan Yuri berjalan menuju kelas mereka karena sebentar lagi kelas seni yang di ajar oleh dosen Park akan segera dimulai dan mereka berdua tidak ingin mendapat omelan sang dosen karena sering bolos. Ditengah perjalanan Sooyoung merasa perutnya sakit.

Auh.

Keluh Sooyoung pada dirinya sendiri.

Yuri yang berjalan di depan Sooyoung tidak mendengar keluhan Sooyoung namun setelah Sooyoung terduduk di jarak 2 meter Yuri baru menyadari bahwa sahabatnya itu tidak berada disampingnya.

“Ya ampun Youngie apa yang terjadi denganmu?”

Yuri berusaha membantu Sooyoung untuk bangun dan membawa sahabatnya itu ke ruang kesehatan. Sebelum membawa Sooyoung Yuri sudah meminta bantuan temannya untuk mengatakan pada dosen Park bahwa Yuri dan Sooyoung tidak bisa mengikuti jam kuliah karena Sooyoung sedang sakit.

“Untung saja tadi aku sudah meminta bantuan Eunha untuk mengijinkan kita dari mata kuliah seni. Kalau tidak aku yakin kita akan mengulang mata kuliah seni untuk tahun depan” ucap Yuri yang kini duduk di dekat Sooyoung yang tengah berbaring.

“Maafkan aku Yul.”

“Tidak apa-apa Youngie. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?”

“Sepertinya saat sarapan aku salah makan sehingga perutku bermasalah. Hehe.”

“Dasar shiksin.”

Nde. Kau tahu aku ‘kan.”

Setelah Sooyoung merasa lebih baik dia memutuskan untuk kembali ke kelas karena jam kuliahnya belum selesai. Meskipun berjalan agak tertaih namun Sooyoung tetap bersemangat berjalan menuju kelasnya. Dengan bantuan Yuri akhirnya Sooyoung telah sampai di kelasnya.

Semua mata kini tertuju pada Sooyoung dan Yuri yang telah berdiri di ambang pintu kelas mereka. Dengan perlahan Sooyoung dan Yuri berjalan menuju tempat biasa mereka duduk setelah mendapat ijin dari dosen Kim untuk mengikuti mata kuliah ilmu desain.

***

Jam tangan di sebelah tangan kiri Sooyoung menunjukkan pukul 15.00 namun sampai saat ini dia belum juga dijemput Oh ahjussi.

“Youngie, kau tidak pulang denganku saja?” tanya Yuri yang kini sudah berada di mobilnya.

“Tak usah Yul aku menunggu Oh ahjussi saja.”

“Kalau begitu aku duluan. Bye.”

Setelah kepergian Yuri, Sooyoung masih setia menunggu supir pribadinya itu di pintu gerbang Universitas Kyunghee. Sampai pukul 15.30 Oh ahjussi belum juga menjemput Sooyoung.

TIN.TIN

Terdengar suara klakson yang sangat dikenal oleh Sooyoung.

“Nona maafkan Saya. Saya terlambat menjemput Anda.”

“Tak apa paman Oh” ucap Sooyoung seraya masuk ke mobil setelah dibukakan pintu oleh paman Oh.

Selama dalam perjalanan hanya suasana hening yang menghiasi perjalanan Sooyoung pulang.

“Paman ayah dan ibu ada di rumah?” tanya Sooyoung yang tidak memalingkan pandangannya dari arah jalan raya yang mereka lewati.

“Tuan dan nyonya ada di rumah nona. Sepertinya anda sangat tidak ingin mereka pergi lagi.”

“Nde. Aku hanya ingin orangtuaku selalu ada di sampingku.”

“Nona tidak rindu pada nona Soojin dan tuan muda Minho?” tanya paman Oh yang tiba-tiba mengingatkan Sooyoung pada eonni dan namdongsaengnya yang tengah menuntut ilmu di Negeri Matahari.

“Aku sangat merindukan mereka paman. Namun bagaimana lagi? Study adalah prioritas nomor satu keluarga Choi meskipun mereka harus berpisah dari keluarganya selama bertahun-tahun.”

TRINGG

Ponsel Sooyoung berbunyi, tanda ada pesan masuk.

Ternyata ada sebuah video call yang dikirimkan adik tercinta Sooyoung, Choi Minho.

Mian[18] noona[19] aku telat mengucapkan ulang tahun. Saengil chukkae hamnida Sooyoung noona” ucap Minho dari video call yang dikirimkannya.

Tak lama kemudian terdengar langkah seseorang yang mendekati Minho.

“Minho-ya siapa yang kau kirimi video call?” tanya seseorang dari seberang.

“Sooyoung noona.”

“Youngie?”

Tanpa menunggu basa-basi lagi Soojin mengambil alih ponsel Minho.

“Youngei saengil chukkae. Maaf eonni telat mengucapkannya” ucap Soojin dengan aegyonya.

Nde, eonni tak apa-apa.”

“Ya sudah ya noona. Aku dan Soojin noona akan berbelanja untuk makan siang. Annyeong.”

Annyeong.”

Wajah Sooyoung berubah segar setelah mendapat video call dari sang adik.

“Sepertinya nona senang sekali?”

“Tadi Minho mengirimi aku video call paman.”

Paman Oh hanya mangut-mangut saja mendengar penuturan Sooyoung.

TINNNNNN

Terdengar suara klakson yang sangat panjang dari mobil yang kini dikendarai Sooyoung berserta supir pribadinya.

“Ada apa paman?”

“Tadi di depan kita ada mobil berhenti mendadak maafkan saya telah mengagetkan Anda nona.”

“Tak..”

BRUKKK

Semua gelap.

Kini bau khas rumah sakit telah menusuk indra penciuman paman Oh. Dengan perlahan Oh Jungsik membuka matanya. Saat membuka mata yang terlihat hanya seorang dokter beserta perawat yang tengah membersihkan darah yang mengalir dari pelipisnya.

“Apa yang terjadi?” tanya paman Oh dengan suara seraknya.

Dokter dan perawat yang menangani Oh Jungsik hanya menatapnya sayu.

“Anda telah mengalami kecelakaan Tuan Oh. Luka yang Anda derita cukup parah.”

“Lalu bagaimana dengan nona muda Choi?”

Tak ada jawaban dari dokter maupun perawat yang berada di ruangan itu.

Dari arah luar terdengar suara gemuruh langkah mendekati ruang di mana Oh Jungsik berada. Han ahjumma datang dengan mata yang sembab serta muka yang pucat.

“Bagaimana keadaan nona muda Choi, noona?” tanya Oh Jungsik pada Han ahjumma karena dia merasa kesal dokter maupun perawat di sana hanya diam saja.

“Kau tak perlu khawatir dengan keadaan nona muda yang terpenting jagalah kesehatanmu agar cepat sembuh Oh Jungsik” titah Han Sobee.

Setelah mengucapkan perkataan itu Han Sobee keluar dari kamar Oh Jungsik karena supir pribadi nona Choi itu butuh istirahat yang panjang untuk memulihkan kesehatannya. Langkah Sobee terhenti di ruang UGD yang ditempati nona muda Choi. Di depan ruangan itu dia melihat tuan dan nyonya Choi tengah terisak. Kejadian 2 tahun lalu terulang kembali meskipun dengan kasus yang berbeda. Kini nona muda Choi tengah mengalami masa koma. Saat ini entah Tuhan masih bermurah hati atau tidak untuk memberikan ijin nona Choi hidup.

TES

Air mata kini mengalir dari mata wanita yang akan menginjak usia 60-an. Sobee masih tidak percaya kini nona mudanya kembali mengalami masa yang sama seperti 2 tahun lalu.

Terdengar suara langkah yang memburu di koridor menuju ruangan yang ditempati Sooyoung.

“Bagaimana keadaan noona?” tanya seorang namja yang diyakini bernama Choi Minho.

Tuan dan nyonya Choi tidak menjawab pertanyaan dari Minho. Nyonya Choi berhambur ke pelukan Minho setelah melepaskan pelukannya pada tuan Choi.

“Minho-ya. Ibu tidak menyangkan keadaan noonamu seperti ini.”

Nyonya Choi masih terisak dipelukan Minho. Setelah mendapat kabar bahwa noona tercintanya mengalami kecelakaan Minho memutuskan untuk pulang sementara itu Soojin kakaknya masih dalam perjalanan dari Jepang.

***

Seoul High School (SHS) 11.00 am

Suara ramai kini memenuhi kelas Sooyoung. Saat ini banyak siswa-siswi yang tengah bergerombol untuk mengerjakan tugas dari guru Bahasa.

Kali ini Sooyoung berkelompok dengan Taeyeon, Yuri, Yoona, Hyukjae dan Shindong. Mereka ber-6 berencana mengambil tema cinta dalam pementasan drama yang akan diadakan 2 minggu lagi. Persiapan untuk pementasan baru saja dimulai karena ketua mereka (Taeyeon) baru saja sembuh dari sakitnya.

“Maaf. Gara-gara aku sakit kalian harus menunda persiapan pementasan.”

“Tak apa-apa”

“Baiklah kalau begitu. Kali ini siapa yang akan menjadi pemeran utama?” tanya Taeyeon memastikan.

“Bagaimana kalau kau saja Youngie. Kau cocok memerankan sesosok gadis manis yang sedang jatuh cinta” cerocos Yuri.

Shindong dan Hyukjae hanya mengangguk-anggukkan kepala mereka. sementara itu Yoona masih diam, belum mengeluarkan pendapatnya.

“Menurutku, aku saja yang menjadi pemeran utamanya. Lagi pula aku lebih cantik dari pada Sooyoung.” Ucapan Yoona berhasil membuat ke-5 sahabatnya itu kini memusatkan perhatian padanya. Tak ada komentar dari mereka.

“Benar Yoona lebih cocok memerankan tokoh Summer yang jatuh cinta pada Marchus” ucap Sooyoung setelah suasana hening melanda mereka.

“Baiklah. Aku memutuskan Yoona yang akan memerankan tokoh Summer dan Hyukjae memerankan tokoh Marchus. Ada yang protes?” tanya Taeyeon memastikan.

“Tidak.”

Setelah pemilihan peran dalam drama yang akan dipertunjukkan selesai, Sooyoung memutuskan pergi ke rooftop di sekolahnya.

“Youngie kenapa kau mengalah pada Yoona?” tanya Yuri yang ternyata berdiri di samping Sooyoung.

“Aku tak mengalah Yul. Memang seharusnya tokoh Summer diperankan oleh Yoona, lagi pula aku tak tahu bisa merasakan rasanya jatuh cinta lagi atau tidak.”

“Karena Kyungho oppa?” tebak Yuri.

Nde

***

Dengan langkah yang memburu, sesosok gadis manis berseragam SMA kini tengah berlari karena kereta yang akan menuju stasiun di dekat sekolahnya akan segera berangkat.

“Awas.”

BRUKK

Karena tidak mendengarkan teriakan gadis berseragam SMA kini Jung Kyungho jatuh tersungkur dan tugas-tugas yang dibawanya berserakan.

Mian” ucap sesosok gadis seraya membantu Kyungho merapikan tugas-tugasnya dan membantunya berdiri.

Setelah berhasil berdiri dengan iris cokelat yang dimiliki gadis berseragam SMA yang kini diketahui bernama Choi Sooyoung tengah mengontrol detak jantungnya yang menggila.

“Nona kau tak apa-apa?”

“Eum. Aku tak apa-apa.”

“Kereta menuju Gangnam-gu akan berangkat 5 menit lagi. Penumpang diharap memasuki kereta.”

Setelah mendengar pengumuman dari pusat informasi stasiun, Sooyoung berlari menuju kereta yang akan membawanya ke sekolah.

“Hei, siapa namamu?” tanya Kyungho ditengah kerumunan yang memadati stasiun.

“Sooyoung” teriak Sooyoung dari arah pintu kereta yang sebentar lagi akan berangkat.

“Sooyoung? Nama yang indah.” Gumam Kyungho seraya melanjutkan perjalanannya ke Universitas.

Setelah sampai di sekolahnya Sooyoung terburu-buru memasuki kelas karena jam di tangan kirinya sudah menunjukkan jarum pendek di angka 7 dan jarum panjang di angka 9.

Hos..Hos.

Nafas Sooyoung memburu. Salah siapa ruangan kelas 1-A terletak di lantai 3 yang membutuhkan waktu 10 menit berlari untuk sampai ditempat. Kini Sooyoung tengah mengedarkan matanya guna mencari sosok gadis yang sangat dia rindukan.

“Yul” ucap Sooyoung seraya menuju tempat Yuri berada.

Bogoshippo[20]

Nado[21]

“Bagaimana liburanmun Yul?’ tanya Sooyoung yang kini sudah duduk di tempat biasanya.

“Menyenangkan. Kau sendiri?”

“Bosan. Kau tahu, ayah dan ibuku tak ada dirumah, kakakku semua sedang pergi dan…adikku yang nakal itu sedang berlibur dirumah harabeoji[22].”

“Minho?”

“Ya, kau benar sekali.”

Setelah percakapan itu selesai, tak beberapa lama guru Jung datang dan memberi tugas. Kisah Sooyoung bertemu lelaki tampan di stasiun belum diceritakannya pada Yuri karena Sooyoung masih malu.

Suasana hening kini menyergap ruang kelas Sooyoung. Hari ini adalah hari pertama ulangan matematika setelah Seoul High School libur 2 minggu. Dan sialnya Sooyoung belum belajar karena dia masih terbayang-bayang namja yang ditabraknya kemarin.

“Siapa namamu oppa?” ucap Sooyoung yang kini tengah melamun ria.

Perkataan Sooyoung membuat guru Ok memusatkan perhatiannya pada Sooyoung. Sebelum guru Ok sampai ditempat Sooyoung, Yuri berteriak.

“Auh” Teriak Yuri cukup keras.

“Kau kenapa nona Kwon?” tanya guru Ok yang membelokkan arah jalannya dari menuju tempat Sooyoung berganti arah menuju tempat Yuri.

“Sepertinya aku sedang halangan saengnim. Maaf membuat gaduh.” Ucap Yuri seraya membungkuk karena bersalah telah membuat kaget sahabat-sahabatnya.

Teriakan Yuri berhasil membawa Sooyoung ke dunia nyata. Sebelum duduk kembali Yuri sempat menengok ke arah Sooyoung dan dari raut wajahnya sudah tercetak jelas ucapan “Kau berhutang padaku nona Choi.”

Rooftop Seoul High School

Kini telah berdiri 2 sosok yeoja yang dikagumi banyak orang karena kelebihan mereka.

“Youngie tadi kenapa kau melamun?” tanya Yuri yang benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya.

“Aku malu Yul mengatakannya” ucap Sooyoung sembari memalingkan wajahnya dari tatapan Yuri.

Dari wajah Sooyoung muncul semburat merah yang menandakan yeoja itu tengah tersipu malu.

“Hahaha.” Yuri tertawa terbahak-bahak karena sikap Sooyoung.

“Jujurlah padaku Youngie. Bukankah kita sudah seperti saudara?”

“Ya kau benar. Tapi jika aku mengatakannya kau jangan mengejekku. Yaksok[23]?”

Yaksok

“Aku sedang jatuh cinta Yul.”

Sooyoung menceritakan semua kejadian yang dialaminya kemarin, tentang pertemuannya dengan namja yang berhasil membuat detak jantungnya tak menentu. Ada hal yang membuat Sooyoung muram, hari ini dia tak bertemu lagi dengan namja itu.

“Sudahlah Youngie. Jika kalian berjodoh pasti Tuhan akan mempertemukan kalian kembali.”

***

Suasana riuh kini melanda stasiun di distrik Suwon. Banyak masyarakat berlalu lalang di daerah tersebut. Sebelum memasuki kereta yang akan membawa Sooyoung ke sekolahnya dia sepat menengok kanan kiri jikalau bisa bertemu sang namja yang di idolakannya.

“Masih jam 07.00. Apakah oppa mestirius itu tak menaiki kereta di sini lagi?” gumam Sooyoung.

Sooyoung melangkah dengan gontai tanpa semangat namun tiba-tiba dia merasa ada yang menarik tangannya.

Annyeong haseyo[24]Sooyoung-ssi” sapa namja yang dicari-cari Sooyoung tadi.

Annyeong

“Perkenalkan namaku Jung Kyungho” ucap Kyungho seraya mengulurkan tangannya.

“Aku, Choi Sooyoung.” Balas Sooyoung seraya menerima uluran tangan Kyungho.

Sooyoung dan Kyunho bercakap-cakap lama sampai-sampai tak terasa kereta yang Sooyoung tunggu-tunggu sudah datang.

“Kyungho oppa aku duluan. Annyeong

Annyeong

Di tengah-tengah perjalanan menuju sekolahnya Sooyoung terus saja tersenyum. Dia benar-benar bahagia bisa berkenalan dengan namja yang berhasil membuat detak jangtungnya tak menentu. Namja itu bernama Jung Kyungho, mahasiswa Kyunghee University jurusan Global Business.

Saranghae[25] Kyungho oppa” bisik Sooyoung pada dirinya sendiri

TENGGG

Bel di Seoul High School telah berbunyi, tanda jam sekolah telah dimulai. Sooyoung kali ini sudah duduk manis di kursinya.

Yuri heran melihat sahabatnya yang kerap telat kini sudah berada di kelasnya mendahului dirinya.

“Youngie kau kapan datangnya?”

“Setengah jam yang lalu Yul.”

“Aku..aku tak percaya. Biasanya ‘kan kau telat.”

“Kali ini aku tak biasa. Hehe.” Jawab Sooyoung disertai senyuman manisnya.

Pelajaran di SHS (Seoul High School) terus berlangsung. Kali ini sekolah itu memulangkan siswanya lebih dulu dari jadwal biasanya karena pihak sekolah sedang mengadakan perbaikan di salah satu ruang di sekolahan tersebut.

***

10 Februari 07.00 pm KST

Kyungho terus mondar-mandir di sekitar sungai Hangang. Kekasih yang ditunggu-tunggunya belum juga datang. Hari ini mereka berencana akan kencan dan merayakan ulang tahun Sooyoung bersama-sama.

To : Nae Yeoja

Youngi kau di mana? Aku sudah sampai di sungai Han dari tadi.

PIP

Tanda sebuah pesan telah dikirim.

Kyungho sudah menunggu lama balasan dari sang kekasih namun sampai jam tangan yang dibawanya menunjukkan pukul 07.30 pm belum juga ada balasan dari sang kekasih.

Karena sudah terlalu lama berdiri Kyungho memutuskan untuk duduk.

TRINGG

Tanda pesan masuk dari ponsel Kyungho yang kini dia genggam.

From : Nae Yeoja

Mian oppa aku tidak bisa datang. Di rumah sedang ada acara pertunangan sepupuku. Sekali lagi aku minta maaf L

Setelah mendapat balasan dari Sooyoung Kyungho hanya pasrah. Mungkin bukan saatnya mereka berkencan disaat salah satu keluarga sedang mengadakan acara.

Saat akan membalas pesan dari Sooyoung, tiba-tiba lampu yang berada di dekat Kyunho padam.

“Yah, mati lampu” keluh Kyungho.

Dengan berjalan agak tertatih Kyungho berusaha mencari sinar untuk meneranginya. Tak beberapa lama dia sampai pada tempat yang cukup terang untuk membalas pesan dari Sooyoung.

Karena terlalu fokus pada layar poselnya Kyungho tak menyadari bahwa saat ini dia berada di tengah-tengah jalan.

To : Nae Yeoja

Tidak apa-apa Youngie. Kita bisa melanjutkan kencan lain waktu.

TINNNNNN

Terdengar suara klakson yang memekakkan telinga. Sebelum mengirimkan pesan pada Sooyoung Kyungho sempat membalikkan tubuhnya untuk melihat apa yang terjadi.

BRUKK

Gelap itulah yang dirasakan Jung Kyungho sekarang.

Seoul Hospital

Langkah yang tiada henti berasal dari keluarga Jung. Sekitar 10 menit yang lalu mereka mendapat kabar bahwa salah satu anggota keluarga mereka mengalami kecelakaan.

“Perawat. Saya ingi bertanya. Pasien bernama Jung Kyungho berada di mana?”

“Ruang UGD 13 Tuan”.

Setelah mendapat informasi di mana putranya kini dirawat, Tuan Jung beserta keluarga menuju ruang yang di maksud oleh perawat tadi.

TITTTTTT

Terdengar mesin pengontrol detak jantung berhenti.

Dari dalam ruang UGD 13 keluarlah seorang dokter beserta perawat-perawat yang membantunya.

“Bagaimana keadaan putra saya dokter?” tanya Nyonya Jung disela tangisannya.

“Maafkan kami Tuan, Nyonya putra Anda tidak bisa kami selamatkan. Luka yang diderita cukup parah sehingga dia kehilangan banyak darah. Kami sudah berbuat semampu kami namun ternyata Tuhan berkehendak lain.”

“Hiks..hiks” tangis seorang gadis bernam Jung Hana.

***

TITTTTTTTTTTTTT

Suara nyaring terdengar dari mesin pengotrol detak jantung Choi Sooyoung. Dengan secepat kilat Minho yang kebetulan berada di sana memencet tombol darurat.

“Dokter cepat” teriak Minho setelah segerombolan dokter memasuki kamar sang kakak.

“Tuan silahkan Anda keluar dulu” perintah salah satu perawat.

Mau tak mau Minho akhirnya ke luar dari ruangan sang kakak.

“Tuhan semoga Sooyoung noona baik-baik saja” doa Minho.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya tim yang menangani Sooyoung ke luar dari kamarnya.

“Bagaimana keadaan noona saya dokter?” tanya Minho cemas.

“Syukurlah kami bertindak cepat. Nona Sooyoung sekarang sudah melewati masa kritisnya. Kita hanya menunggu dia sadar.”

“Be…benarkah itu dokter?” tanya Minho memastikan.

“Ya. Kalau begitu kami permisi dulu. Ada pasien lain yang harus kami tangani. Annyeong.”

Annyeong.”

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tiga

MEET

Seodaemun-gu, March 18th

Kini sudah genap seminggu Sooyoung pulang dari rumah sakit. Kedatangannya sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Selain itu supir pribadi Sooyoung, Oh Jungsik keadaannya juga mulai membaik. Meski keadaannya sudah membaik namun Sooyoung harus menggunakan kursi roda untuk membantunya beraktifitas.

Setelah mendapat kabar Sooyoung sudah dibawa ke kediaman Choi, Yuri memutuskan untuk sementara tinggal di sana guna membantu Sooyoung. Seluruh teman Sooyoung turut berduka cita atas kejadian yang menimpa dirinya.

Selama berhari-hari Sooyoung terus melakukan terapi berjalan karena otot-otot di kaki Sooyoung telah kaku. Yuri selalu menemani Sooyoung kemanapun dia pergi.

Meskipun Sooyoung sudah bisa berjalan namun dia harus menggunakan kursi roda karena kakinya belum sembuh total.

“Yul sepertinya selama aku sakit banyak yang berubah dari kampus kita.”

“Iya Youngie. Banyak siswa transfer dari Jepang yang masuk ke fakultas kita” ucap Yuri seraya mendorong kursi roda Sooyoung.

“Youngie. Sepertinya ponselku tertinggal di mobil. Kau ku tinggal sebentar tidak apa-apa ‘kan?”

“Tak apa-apa Yul.”

Setelah itu Yuri bergegas menuju ke mobil untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.

Sooyoung berusaha menggerakkan kursi roda yang dia tempati. Perlahan demi perlahan dia bisa melakukannya. Karena terlalu bersemangat menggerakkan kursi rodanya, Sooyoung tak menyadari bahwa dia kini berada di jalan yang licin.

BRUKKK

Tiba-tiba Sooyoung terjatuh dari kursi rodanya. Dengan sedikit tertatih dia berusaha bangkit namun karena kakinya terkilir dia gagal untuk bangun.

“Augh” keluh Sooyoung pada dirinya sendiri.

Sooyoung menengok kanan kiri barangkali ada salah satu temannya yang melewati jalan itu dan bisa menolongnya namun hasilnya nihil.

“Aku menyerah Tuhan” ucap Sooyoung frustasi.

Entah apa yang terjadi kini Sooyoung merasa tubuhnya teranggkat.

Nuguseyo[26]?” tanya Sooyoung takut.

Naneun Cho Kyuhyun imnida[27]” ucap sesosok namja yang telah membantu Sooyoung duduk di kursinya kembali.

Setelah duduk di kursi rodanya entah kenapa jantung Sooyoung berdetak kencang sama seperti saat pertamakali bertemu Jung Kyungho.

“Terima kasih telah menolongku Kyuhyun-ssi.”

“Sama-sama. Oh ya namamu siapa?”

“Choi Sooyoung imnida. Sepertinya aku baru pertama kali bertemu denganmu.”

“Ya. Aku mahasiswa transfer dari Tokyo University”

Percakapan antara Kyuhyun dan Sooyoung terus berlanjut.

“Kau berada di fakultas apa?” tanya Sooyoung memecahkan kesunyian yang terjadi.

“Fakultas Seni dan Desain.”

“Wah kita satu fakultas. Bisakah kau mengantarku ke kelasku, di departemen Textile and Clothing Design ?” tanya Sooyoung berharap namja bernama Kyuhyun itu mau mengantarnya ke kelasnya.

“Baiklah.”

Yuri terus mondar-mandir mencari Sooyoung dari tempat mereka berpisah sampai ke kelasnya namun dia tak menemukan keberadaan Sooyoung. Yuri sudah bertanya kepada teman-temannya namun satupun dari mereka tak melihat keberadaan Choi Sooyoung.

Yuri frustasi.

“Ponsel.”

Saat akan menghubungi Sooyoung, Yuri dikejutkan dengan kemunculan Sooyoung bersama seorang namja yang asing bagi dirinya.

Aigoo Youngie kau ke mana saja?” tanya Yuri frustasi.

“Tadi aku tersesat dan jatuh. Untung ada Kyuhyun-ssi yang menologku.”

“Kyuhyun imnida” ucap namja asing yang kini mengulurkan tangan pada Yuri.

“Yuri imnida. Terima kasih telah menolong Sooyoungie.”

Cheonma[28]. Sebentar lagi kelasku masuk. Aku pamit ya Sooyoung-ssi Yuri-ssi.”

Nde

Kini pemuda bernama Kyuhyun itu telah meninggalkan kelas Sooyoung.

***

Yuri sekarang sudah tidak tinggal di kediaman keluarga Choi karena Sooyoung sekarang sudah sembuh meskipun belum sembuh total. Penjagaan terhadap Sooyoung diperketat dengan Yuri yang berkewajiban menemani Sooyoung pergi ke mana pun. Dari mengunjungi makan Kyungho sampai ke Lotte World.

Sekarang mereka berdua memiliki teman baru bernama Cho Kyuhyun. Kyuhyun merupakan pemuda yang menolong Sooyoung saat terjatuh dari kursi rodanya tempo lalu. Dia satu fakultas dengan Sooyoung dan Yuri. Jurusan yang diambilnya adalah Postmodern Music. Suara Kyuhyun sangat bagus hingga tak heran dia selalu mendapat bagian mengisi acara-acara musik di kampusnya. Selain bersuara merdu Kyuhyun juga merupakan sesosok namja yang tampan hingga tak heran banyak yeoja yang jatuh cinta padanya. Sampai saat ini Kyuhyun memilih untuk sendiri karena dia ingin fokus pada kuliahnya.

“Kau bisa mengemudi?” tanya Kyuhyun tiba-tiba pada Sooyoung. Saat ini mereka tengah berada di kafetaria.

“Dulu aku bisa namun sekarang aku menghindari yang namanya mengemudi.”

“Kenapa?”

“Aku mengalami trauma. Saat menjadi mahasiswa baru aku pernah kecelakaan dan hampir saja merenggang nyawa.”

“Kau tak mau belajar mengemudi lagi?”

“Ya. Selain itu keluargaku juga melarangku mengemudikan mobil pasca kejadian itu.”

Kyuhyun hanya ber-oh-ria mendengar jawaban dari Sooyoung. Tak pernah dia sangka gadis semanis Sooyoung pernah mengalami kejadian yang hampir merenggang nyawanya.

“Hei. Maaf aku terlambat” ucap Yuri seraya duduk di kursi kosong disamping Sooyoung.

“Tak apa-apa” ucap Kyuhyun dan Sooyoung bersamaan.

“Bagaimana keadaan ayahmu Yul?”

Ayah Yuri kini sedang mengalami masa yang sulit. Dia terseret kasus korupsi Youngdo Bank. Kwon Hageun, ayah Yuri adalah Deputi dari Youngdo Bank yang dicurigai telah melakukan penggelapan uang nasabahnya.

“Dia baik-baik saja.”

Meskipun Yuri mengatakan ayahnya baik-baik saja namun sangat tercetak jelas dari wajahnya bahwa kini dia tengah menyembunyikan sesuatu.

Kwon Hageun sekarang ditangkap oleh polisi sektor Seoul. Meskipun kedudukannya masih terdakwa namun besar kemungkinan dia akan menjadi tersangka jika bukti-bukti memberatkannya dalam kasus penggelapan uang nasabah.

“Sudah jangan bersedih. Bagaimana kau kita menonton film di bioskop HeeLEE Cinema. Aku dengar di sana akan ada film baru yang akan diputar.” Ucap Kyuhyun berusaha memecahkan suasana canggung.

“Baiklah.”

Kini Kyuhyun, Sooyoung dan Yuri tengah menuju HeeLEE Cinema yang terletak di distrik Yongsan-gu. Menurut informasi yang diperoleh Kyuhyun, hari ini Film Harry Potter And The Deathly Hallows part 2 akan diputar perdana di bioskop tersebut.

“Untung kita tidak terlambat.” Ucap Sooyoung bahagia.

“Aku sudah tidak sabar melihat akhir kisah Harry Potter.”

Nde. Aku berharap kisahnya akan berakhir bahagia.”

“Cha. Ayo kita masuk” ajak Sooyoung setelah membeli tiket untuk mereka ber-3.

Suasana hening kini melanda HeeLEE Cinema. Seluruh penonton di bioskop tersebut tersihir film yang ditonton mereka. Tak ada satupun orang yang bersuara. Efek film Harry Potter benar-benar dahsyat. Penikmat film Harry Potter bukan hanya kalangan anak-anak saja, dari remaja hingga dewasa juga sangat menikmati filmnya. Film Harry Potter merupakan adaptasi dari novel yang berjudul sama. Novel Harry Potter merupakan karangan dari penulis JK. Rowling. Novel yang dulunya dibuat untuk menghibur anaknya yang akan tidur kini telah menjadi novel yang dikenal di seluruh dunia. JK. Rowling tak pernah menyangka bahwa novelnya itu akan masuk bioskop dan membuat dia dikenal oleh dunia.

Film yang berdurasi 2 jam 10 menit itu akhirnya selesai. Akhir dari ceritanya sangat tidak dapat diprediksi.

“Pada akhirnya Harry Potter menikah dengan Ginny Weasly dan memiliki 2 anak.”

Nde. Perjuangan cinta Ginny tidak sia-sia.”

“Aku malah tidak suka dengan akhir ceritanya.” Ucap Kyuhyun ditengah-tengah obrolan Sooyoung dan Yuri.

“Mamangnya kenapa oppa?” tanya Sooyoung penasaran.

“Sangat tidak adil bagi Cho. Dia dan Harry saling mencintai namun mereka tidak dapat hidup bersama.”

“Memang Cho adalah cinta pertama Harry namun pada akhirnya Harry bersama cinta sejatinya, Ginny Weasly.”

“Iya, namun aku tetap saja tidak suka dengan akhir ceritanya” debat Kyuhyun.

“Aish. Apa hanya karena kau bermarga Cho, kau langsung mendukung Cho berakhir dengan Harry?”

Nde

***

Suasana Universitas Kyunghee ramai seperti biasanya. Banyak mahasiswanya yang sedang belajar, olahraga, santai-santai di taman dan ada juga yang menyibukkan dirinya dengan membaca buku di perpustakaan. Kali ini Sooyoung menyibukkan diri dengan membaca buku karena dia sedang ada tugas merancang gaun pengantin untuk bahan Ujian Semester sedangkan Kwon Yuri ijin beberapa hari karena dia harus menemani ayahnya yang sedang ditahan.

“Kau sedang membaca apa Soo-ah?” tanya Kyuhyun yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Sooyoung.

“Aku sedang melihat-lihat rancangan gaun pengantin. Ujian Semesterku kali ini merancang sebuah gaun pengantin” jawab Sooyoung tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang sedang dia pegang.

“Ow. Aku bisa membantumu.” Ucap Kyuhyun tiba-tiba.

Jeongmal[29]?”

Nde. Ibuku memiliki butik di distrik Gangnam-gu. Mungkin saja kau bisa tanya-tanya tentang rancangan gaun pengantin.”

Tak menunggu beberapa lama Sooyoung menerima usulan Kyuhyun. Kali ini mereka berdua melaju ke Gangnam-gu menuju butik “SaeSae”. Selama dalam perjalan Sooyoung terus menanyakan ibunya Kyuhyun itu seperti apa. Dia takut kalau ibunya Kyuhyun itu orang yang galak.

“Tenang saja Soo-ah. Ibuku itu orang yang baik namun jangan kaget karena dia juga sepertimu, cerewet.”

Yakk

Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di butik milik ibunya Kyuhyun. Tanpa menunggu lama Kyuhyun dan Sooyoung turun dari mobil Audy putih milik Kyuhyun.

Annyeong” ujar salah seorang pegawai di butik tersebut.

Annyeong. Eomma ada?”

“Nde. Sebentar saya akan memanggilkan Nyonya. Tolong ditunggu di sini sebentar.”

Setelah kira-kira 5 menit muncullah seorang wanita paruh baya berambut pendek yang Sooyoung yakini merupakan ibunya Kyuhyun.

Annyeong.”

Annyeong.” Ucap Kyuhyun dan Sooyoung berbarengan.

“Wah siapa dia Kyunie?”

“Dia temanku bu.

Naneun Choi Sooyoung imnida.” Ucap Sooyoung seraya mengulurkan tanannya.

Nyonya Cho menerima uluran tangan Sooyoung. “Cho Hanna imnida ibunya Kyuhyun.”

“Tumben kau kemari Kyunie?”

“Begini ibu. Temanku ini ada ujian merancang gaun pengantin dan kebetulan ibu punya butik jadi dia ingin bertanya-tanya tentang rancangan gaun pengantin.”

Nyonya Cho hanya magut-magut mendengar penuturan dari sang anak sedangkan Sooyoung sudah menyerahkan semuanya pada Kyuhyun.

“Baiklah. Sooyoung-ssi kau ingin lansung kita ke topik utama gaun pengantin atau kau ingin melihat-lihat dulu butikku?” tawar Cho Hanna.

“Saya ingin melihat-lihat dulu butik ini.”

Sooyoung dan Nyonya Cho terus mengelilingi Butik SaeSae yang cukup luas. Di butik tersebut terdapat banyak gaun, dari gaun ulang tahun sampai gaun pengantin. Rancangan gaun di sana dibuat oleh desainer terkenal jadi tak heran jika yang bisa membeli gaun-gaun di sana hanya golongan tertentu.

Butik SaeSae merupakan butik yang didirikan Nyonya Cho 10 tahun lalu tepatnya setelah dia memperoleh modal untuk mendirikannya. Butik ini memiliki interior yang sangat unik. Hampir seluruh ruangan bernuansa putih dan emas selain itu terdapat beberapa gaun rancangan Desainer luar negeri yang dipajang di sebelah kanan butik tersebut. Menurut Cho Hanna warna putih dan emas melambangkan kemakmuran. Di sebelah kiri butik tersebut terdapat sofa yang biasanya digunakan untuk duduk pengunjung yang menunggu antrian.

Setelah berkeliling sekitar 1 jam, Sooyoung memutuskan untuk undur diri karena gadis itu ada acara.

“Lain kali saya akan kemari. Terimakasih sudah memperlihatkan butik Anda Nyonya Cho Hanna. Annyeong.” Pamit Sooyoung.

Annyeong. Jangan sungkan untuk kemari.”

Kyuhyun dan Sooyoung kini melaju menuju Soedaemun-gu untuk mengantar Sooyoung pulang. Hari ini Sooyoung berencana untuk menjenguk sahabatnya, Kwon Yuri yang akhir-akhir ini tidak masuk.

“Terimakasih atas tumpangannya oppa.”

Nde. Annyeong.”

Annyeong.”

Tak beberapa setelah kepergian Kyuhyun, supir pribadi Sooyoung telah siap mengantar nona mudanya itu ke distrik Nowon-gu.

“Nona sekarang?”

“Ya paman.”

Sekitar 45 menit waktu yang dibutuhkan Sooyoung untuk sampai di tempat yang dia tuju. Setelah sampai di sana hal pertama yang dia lihat adalah wajah keputusasaan Kwon Yuri.

“Yul.” Ucap Sooyoung seraya berjalan menuju Yuri yang tengah duduk di salah satu ruang tunggu penjara di distrik Nowon.

“Youngie.” Yuri menerima pelukan sahabatnya itu dengan senang. Beruntung Yuri memiliki sahabat seperti Sooyoung yang sangat pengertian.

“Bagaimana keadaan ayahmu?”

“Ayahku baik-baik saja namun kasus yang menjeratnya sempat membuat dia drop dan pingsan.” Jawab Yuri dengan wajah murungnya.

“Kau sabar ya.”

“Iya.”

***

Setelah mengunjungi sahabatnya di Nowon-gu Sooyoung pulang bersama paman Oh. Hari sudah mulai malam namun Sooyoung dan Oh ahjussi belum juga sampai karena hari ini turun salju.

“Paman kita menepi sebentar sampai hujan saljunya reda.”

“Baik nona.”

Dari dalam mobil Sooyoung bisa melihat butiran-butiran salju yang turun dari langit. Saat Sooyoung kecil dia sangat menyukai musim salju karena dia bisa membuat boneka salju bersama ayah dan kakaknya.

Musim salju adalah musim yang mempertemukan Sooyoung kecil dengan sahabat terbaiknya sebelum Kwon Yuri namanya Park Daehyun. Daehyun merupakan sesosok namja kecil yang cerewet dan gampang menangis dan hal itu membuat Sooyoung menjadi pelindung dari Daehyun. Ada satu kelebihan dari Daehyun yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang yaitu dia pandai melukis di atas salju dan dia pandai membuat boneka salju yang berukuran raksasa. Senyuman Daehyun bisa membuat seorang Choi Sooyoung tersenyum lebar. Daehyun bertempat tinggal di samping rumah Sooyoung dengan jarak kurang lebih 5 meter. Ada banyak alasan yang membuat mereka selalu terlihat bersama diantaranya Daehyun merupakan teman sekelas Siwon sehingga tak heran jika hampir setiap hari dia bermain di rumah keluarga Choi.

Diam-diam saat Sooyoung masih kecil dia menyimpan rasa pada namja yang berjarak 6 tahun lebih tua darinya itu. Menjelang memasuki tahun pertama Junior High School Daehyun diajak orangtuanya pindah ke Busan. Mau tak mau Daehyun harus menuruti permintaan orangtuanya. Sebenarnya dia sulit melepaskan sahabat-sahabatnya di Seodaemun termasuk Sooyoung yang kala itu masih berumur 8 tahun.

Setelah kepindahan Daehyun Sooyoung sangat sedih, sampai-sampai dia tidak mau sekolah. Beruntung sebelum Daehyun pindah dia berpesan akan mengirimi surat seminggu sekali untuk menanyakan keadaan Sooyoung. Mekipun hanya surat namun itu berhasil mengobati rasa rindu Sooyoung akan sosok Daehyun. Sampai akhirnya genap 2 tahun pindah, Daehyun sudah tidak mengirimi surat lagi dan itu membuat Sooyoung bersedih. Siwon merasa sedih melihat adik yang dia sayangi bersedih dia akhirnya memutuskan mengajak Sooyoung mengunjungi Daehyun di Busan.

Setelah mereka sampai Busan, mereka di kejutkan dengan alamat yang di kirimkan Daehyun. Sebab kini yang dilihat Siwon dan Sooyoung hanyalah puluhan batu nisan yang tertata rapi di daerah Busan.

Oppa kau tak salah mencatat alamat ‘kan?”

“Tidak Youngie. Ini benar alamat yang ditulis Daehyun saat dia mengirimkan surat untuk yang terakhir kalinya.”

Merasa frustasi tidak menemukan petunjuk apapun dari alamat yang dituju, Siwon dan Sooyoung berencana pulang. Saat akan melangkah ke mobil mereka yang terparkir di parkiran pemakaman umun di Busan ada seorang pria paruh baya yang menghampiri Siwon dan Sooyoung.

Annyeong.”

Annyeong.

“Benarkah kalian Choi Siwon dan Choi Sooyoung?” tanya pria paruh baya tersebut.

Nde.”

“Ini ada titipan dari Tuan muda Daehyun.” Ucap pria itu seraya menyerahkan sebuah surat pada Sooyoung.

“Lalu di mana Daehyun oppa sekarang?” tanya Sooyong penasaran.

“Nona akan mengetahuinya setelah membaca surat itu namun Tuan muda berpesan agar kalian membaca suratnya setelah sampai di Seodaemun. Kalau begitu saya permisi dulu. Annyeong.”

Annyeong.”

Tak beberapa lama setelah kepergian pria paruh baya tersebut Siwon dan Sooyoung memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai petang. Di pertengahan jalan Sooyoung masih mematung memandang surat yang kini dia pegang.

“Youngie jangan kau memandangi surat itu sampai segitunya. Nanti matamu sakit.”

“Tak akan. Lagi pula bukankah surat dari Daehyun oppa adalah surat yang kita tunggu-tunggu? Aku tidak sabar membaca surat ini.”

Setelah sampai di rumahnya Sooyoung dan Siwon bergegas menuju kamar Sooyoung untuk membaca surat dari Daehyun.

August, 07th

To : Siwonie dan Sooyoungie

“Annyeong. Aku berharap kalian baik-baik saja. Setelah menerima surat ini aku yakin kalian sudah tak melihatku lagi karena surat ini surat terakhir yang aku tulis.

Sebenarnya kepindahanku ke Busan adalah untuk menjalani serangkaian perawatan guna mengobati penyakit yang sedang kuderita. Maaf sebelumnya karena aku tak menceritakannya terlebih dulu pada kalian. Aku mengidap kanker darah stadium akhir dan tak ada harapan lagi untuk aku hidup namun aku tak pernah menyerah aku menjalani serangkaian pengobatan termasuk kemoterapi yang membuat sebagian rambutku rontok. Tenang saja aku masih tetap tampan. Hehe.

Untuk Siwonie jadilah kakak yang baik dan selalu menjaga adik-adikmu. Jangan malah membebani mereka. Hehehe. Untuk Youngie terimakasih telah mau menjadi sahabatku. Jadilah seorang gadis yang manis dan tegar.

Sudah dulu ya hari ini adalah kemoterapiku yang terakhir. Semoga kelak kita dipertemukan di surga.

Saranghae nae[30] chingu Choi Siwon & Choi Sooyoung

Annyeong”

Busan

Park Daehyun

Setelah membaca surat terakhir dari Daehyun tak henti-hentinya Siwon dan Sooyoung menangis. Mereka tak menyangka bahwa sahabat mereka telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.

TES

Tak disangka kini air mata telah membasahi pipi Sooyoung. Dia tampaknya belum menyadarinya sampai akhirnya paman Oh menegurnya.

“Nona kenapa?’ tanya paman Oh khawatir.

“Aku tidak apa-apa. Cha! kita lanjutkan perjalanan hujan saljunya sudah mulai reda.” Jawab Sooyoung setelah memandang ke depan.

Tanpa menerima perintah 2 kali Oh Jungsik melaksanakan perintah dari nona mudanya.

Neomu bogoshippo Daehyun oppa” bisik Sooyoung disela tangisan tanpa suaranya.

***

Tubuh Sooyoung benar-benar lelah karena aktifitas yang dijalaninya kemarin benar-benar padat. Tak heran jika sekarang dia masih terbaring di ranjang empuknya. Untung saja hari ini hari minggu jadi dia tak perlu khawatir jika harus terlambat kuliah.

Tok.Tokk

Terdengar suara ketukan pintu yang berhasil membuat Sooyoung bangun dari alam mimpinya. Dengan langkah yang gontai dia berjalan menuju pintu kamarnya.

“Ada apa bi..”

Annyeong Soo-ah.”

“Kyuhyun oppa? Mari masuk.”

Setelah sampai di kamar Sooyoung, Kyuhyun duduk di sofa yang tersadia di sana.

“Ada apa oppa?”

“Ibuku berpesan katanya hari ini kau ingin berkonsultasi tentang rancangan gaun pengantin.”

“Ya ampun aku baru saja ingat. Tunggu sebantar ya oppa aku akan mandi dan bersiap-siap.”

Butuh waktu 15 menit untuk Sooyoung memepersiapkan segalanya dari buku catatan sampai harus sarapan karena dari pagi dia belum makan.

Saat ini mobil Audy putih milik Kyuhyun tengah melaju menuju Butik SaeSae. Diperlukan waktu 30 menit untuk sampai di sana. Setelah sampai di sana Kyuhyun dan Sooyoung dipersilahkan menuju ruang yang dipesan untuk mereka. Kini di hadapan Sooyoung dan Kyuhyun telah berdiri sesosok yeoja cantik.

Annyeong. Ahra imnida. Aku perangcang gaun pengantin yang akan memberi bimbingan.”

Annyeong. Sooyoung imnida. Gomawo Ahra-ssi Anda mau membantuku.”

Nde sama-sama. Ini juga berkat adikku yang memaksaku untuk membantumu.” Ucap Ahra seraya melirik adiknya yang kini salah tingkah berkat ucapannya.

“Kyuhyun oppa..”

“Dia adikku.” Ucap Ahra.

Perbincangan ke-3 orang itu terus berlanjut hingga tak terasa jam makan siang akan segera tiba. Sooyoung berinisiatif mentraktir Kyuhyun dan Ahra karena mereka telah membantunya. Kini ke-3 orang tersebut memasuki sebuah kafe yang terletak di seberang Butik SaeSae.

“Pelayan. Aku pesan bulgogi satu porsi dan segelas orange jus.”

“Kau pesan apa eonnie oppa?”

“Aku pesan kimbab dan segelas green tea.”

“Aku pesan kimchi dan segelas mintchocoa”

Suasana hening kini menemani makan siang Kyuhyun, Sooyoung dan Ahra. Sampai makanan mereka habis tak satupun dari mereka yang membuka percakapan.

“Kyunie Sooyoung-ssi aku duluan ya ada pesanan gaun yang harus ku antar.”

“Baik eonnie

Setelah makan siang selesai Kyuhyun dan Sooyoung memutuskan untuk pulang.

“Terimakasih banyak atas bantuanmu Kyuhyun oppa.”

Cheonma. Kita ‘kan sahabat.” Jawab Kyuhyun disela-sela dia menyetir.

Oppa maukah kau menceritakan kehidupanmu di Jepang? Aku dengar dari eonni dan namdongsaengku di sana menyenangkan.”

“Baiklah aku akan menceritakannya padamu. Jepang merupakan negeri yang indah, negeri pecinta manga dan kartun.”

Kyuhyun menceritakan seluk beluk Jepang pada Sooyoung hingga tak terasa kini mereka sudah berada di depan rumah Sooyoung.

“Kau tak mampir dulu oppa?”

“Tidak. Aku harus ke rumah Hyukjae mengerjakan projek duet dance bersamanya.”

“Ya sudah kalau begitu. Annyeong.”

Sooyoung memasuki rumahnya dengan senang karena dia sudah mendapat bahan untuk Ujian Semester.

“Youngie kau tak makan dulu?” tanya ibunya yang kini duduk di ruang makan.

“Tidak ibu tadi aku sudah makan siang bersama Kyuhyun oppa. Kalau begitu aku ke kamar dulu. Annyeong” Ucap Sooyoung dari arah tangga.

Nyonya Choi hanya tersenyum melihat kedekatan putrinya dengan pemuda bernama Kyuhyun. Dia berharap ada kemajuan pada hubungan mereka.

“Aku berharap Kyuhyun adalah lelaki yang tepat untukmu Sooyoungie.”

***

Suasana hening melanda Kyunghee University. Hari ini adalah hari pertama Ujian Semester dimulai. Banyak mahasiswa yang gelisah mengerjakan soal ujian namun ada juga yang tenang mengerjakan soal ujian seperti Cho Kyuhyun mahasiswa jurusan Postmodern Music. Dia terlihat tenang seakan soal yang dihadapinya bukan apa-apa baginya maklum dia termasuk mahasiswa dengan IQ di atas rata-rata. Sementara itu tak jauh dari ruang yang digunakan Kyuhyun ujian ada seorang yeoja yang tengah melamunria dia adalah Choi Sooyoung salah satu mahasiswi populer di Kyunghee. Kali ini dia tengah memikirkan sahabatnya Kwon Yuri yang sulit dihubungi karena masalah keluarga yang menimpanya.

Seorang yeoja kini tengah melangkah tak tentu disalah satu sel tahanan distrik Nowon-gu dia adalah Kwon Yuri anak dari Kwon Hageun yang kini terseret kasus penggelapan uang nasabah di bank yang dipimpinnya. Hari ini seharusnya dia mengikuti Ujian Semester namun pada kenyataannya dia berada di penjara Nowon bersama dengan ibu dan kakaknya menemani sang ayah menjalani segenap introgasi dan pemeriksaan.

“Tuhan permudahlah masalah yang sedang keluarga hamba hadapi. Amien”

Dari lorong Penjara Nowon datang 2 orang yang sangat Yuri kenal, Kyuhyun dan Sooyoung.

“Yuri aku ridu padamu.”

“Aku juga merindukanmu Youngie.”

“Kapan kau berangkat ke kampus lagi?” tanya Kyuhyun yang kini duduk di kursi di sebelah Sooyoung.

“Aku masih belum tahu. Bagaimana Ujian kalian?”

“Sukses.”

“Aish. Kau tahu waktu aku mengerjakan yang aku hanya kau Yul sampai-sampai Dosen Jung menegurku karena aku ketahuan sedang melamun.”

“Haha. Kau sangat lucu Youngie. Tenang saja cepat atau lambat aku akan kembali ke kampus.”

Selang beberapa menit datanglah ibu dan kakak Yuri. Mereka adalah Nyonya Kwon Najung dan Kwon Yunho. Sooyoung sudah dianggap anggota keluarga oleh keluarga Kwon karena kedekatannya dengan Yuri membuat dia sering menginap di kediaman keluarga Kwon selain itu hubungan Yuri dengan Siwon mendapat restu dari keluarga kedua belah pihak.

Seminggu lagi adalah pengumuman status Tuan Kwon sebagai terdakwa dari kasus yang menjeratnya. Seluruh keluarga Kwon berharap akan ada keadilan yang akan membuka kasus yang dihadapi keluarga tersebut. Pemeriksaan terhadap kasus Youngdo Bank sangat panjang hampir 2 bulan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan kasus tersebut.

Nasabah Youngdo Bank melaporkan adanya penggelapan uang mereka yang dilakukan oleh pihak dalam Bank tersebut. Nasabah Youngdo bank merugi jutaan Won karena uang yang mereka tabung telah raip entah kemana. Kasus ini semakin sulit dipecahkan karena terdapat kwitansi bahwa para nasabah telah mengambil uang mereka sebelum mereka melaporkan kasus ini ke pihak yang berwajib. Sebagai Deputi Youngdo Bank, Kwon Hageun bertanggung jawab atas apa yang sebanarnya yang terjadi pada bank yang dikelolanya tersebut.

Yuri menghela nafas panjang ditengah pengharapannya. Selama ayahnya terseret kasus Kwon Yuri ijin untuk tidak masuk kuliah beberapa waktu sampai kasus ayahnya selesai. Beruntunglah pihak kampus menerima pengajuan ijin Kwon Yuri sehingga dia tak harus mengulang untuk semester selanjutnya. Yuri cukup mengikuti ujian susulan.

Diantara bimbang dan gelisah itulah perasaan Yuri saat ini. Disaat dia harus belajar dia juga harus memikirkan nasib ayahnya. Rencana Tuhan memang luar biasa ujian yang akan dilakukan Yuri bertepatan dengan pembacaan status Tuan Kwon.

“Kau tak usah khawatir Yuri. Ayahmu pasti tak bersalah dia adalah orang yang jujur.”

“Ya ibu aku mempercayai ayah. Maafkan aku yang tidak bisa mengikuti jalannya sidang, besok.”

“Tak apa Yuri, doa darimu sudah cukup untuk menemani kami.”

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Saat ini Yuri tengah melangkah ke ruang yang akan digunakannya untuk mengerjakan soal ujian. Bertepatan dengan itu kini keluarga Kwon tengah menuju ruang persidangan yang akan menentukan nasib keluarga Kwon selanjutnya.

“Silahkan dikerjakan!”

Suasana sunyi melanda ruang yang ditempati Yuri saat ini. Keringat dingin kini mulai bermunculan diwajah gadis cantik tersebut. Kini pikiran Yuri tengah berada di persidangan yang dilakukan oleh ayahnya. Gelisah itulah yang dirasakan Yuri, dia takut kalau ayahnya terbukti bersalah dan dia juga takut akan kehilangan kepercayaan dari teman-temannya.

Ruang sidang yang mengusung kasus Penggelapan Uang Nasabah Youngdo Bank kini tengah dipadati wartawan serta aparat kepolisian. Pembacaan status dan kasus yang menjerat Deputi Kwon Hageun akan segera dibacakan. Seluruh orang yang menghadiri sidang tersebut tampak tak sabar menunggu keputusan dari pihak berwajib.

“Dengan segala rahmat Tuhan akhirnya kita dapat dipertemukan di kesempatan ini. Saya hakim Yoo Sangjin akan membacakan surat hasil pemeriksaan kasus Youngdo Bank.”

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Empat

Fall In Love

Yongsan-gu, May 23rd

Rasa lega itulah yang dirasakan keluarga Kwon beserta kerabatnya. Akhirnya Tuan Kwon Hageun terbukti tidak bersalah dan dia bisa berkumpul kembali ditengah-tengah keluarga tercintanya. Dalam kasus penggelapan Uang Nasabah Youngdo Bank ternyata pelaku utama adalah salah satu nasabah yang bernama Jung Sikjoo. Motif yang dia lakukan adalah menjatuhkan nama baik Kwon Hageun beserta Youngdo Bank yang memiliki anak cabang yang tersebar diseluruh wilayah Korea.

Yuri saat ini sudah menjalani aktifitas biasanya sebagai mahasiswa Universitas Kyunghee dan dia berkumpul kembali bersama sahabatnya Sooyoung dan Kyuhyun. Hasil ujian yang diterima Yuri juga tidak terlalu mengecewakan meskipun dia tidak memperoleh nilai A+. Dia juga lega tidak harus mengulang kuliah tahun depan karena dia sering ijin dari kampus.

“Ayah aku lega kau tidak bersalah.”

“Ya sayang. Ayahmu ini juga merasakan hal yang sama.”

Tokk.Tokk

“Biar aku saja yang membuka pintu.”

Yuri berjalan menuju pintu utama dengan santai.

“Youngie, Kyuhyun-ah. Ayo masuk” ajak Yuri pada tamu yang datang.

Sooyoung dan Kyuhyun melangkah bersama Yuri menuju ruang tamu di rumah itu. Di sana sudah ada Tuan dan Nyonya Kwon yang sedang mengobrol.

Annyeong.”

Annyeong. Lama tak berjumpa Youngie. Dia siapa?” Tanya Tuan Kwon pada Sooyoung karena dia baru pertama kali melihat sesosok namja yang datang bersama Sooyoung.

“Dia temanku.”

“Kyuhyun imnida.”

Pembicaran terus berlanjut. Sooyoung dan Kyuhyun sangat bahagia saat mendengar kabar Tuan Kwon terbukti tidak bersalah.

“Lalu bagaimana dengan nasib Youngdo Bank paman?”

“Youngdo Bank baik-baik saja. Setelah kasus itu selesai pihak yang berwajib mengembalikan uang nasabah yang dicuri Jung Sikjoo.”

“Oh syukurlah.”

***

Sooyoung saat ini sadang jalan-jalan di Lotte World bersama Kyuhyun. Mereka sangat menikmati perjalanan mereka sebenarnya Yuri ingin ikut jalan-jalan namun karena di rumahnya akan ada kerabatnya yang datang dari China maka dia mengurungkan niatnya.

“Terimakasih mau mengajakku jalan-jalan oppa. Kau tahu biasanya aku hanya berjalan-jalan dengan Yuri. Orangtua, kakak dan adikku sangat sibuk jadi mereka jarang meluangkan waktu denganku. Kalau keluargamu bagaimana oppa?”

“Mereka selalu menyisihkan waktu untuk berkumpul dan saling bertukar cerita, jadi aku merasa tidak kesepian.”

Tak disangka waktu telah berlalu begitu saja. Sekarang matahari sudah mulai pulang ke singgahsananya. Kyuhyun dan Sooyoung saat ini tengah dalam perjalanan menuju rumah Sooyoung. Sejak berteman dengan Kyuhyun Sooyoung jarang diantar pamah Oh.

“Auh.” Keluh Kyuhyun.

Demi keselamatan Sooyoung dan dirinya, Kyuhyun menepikan mobilnya.

“Kau kenapa oppa?” tanya Sooyoung khawatir karena dia melihat Kyuhyun yang terus memegangi perutnya.

“Sepertinya aku salah makan Soo.”

“Lalu bagaimana cara kita pulang?” tanya Sooyoung frustasi.

“Ku serahkan kemudi mobil ini padamu.”

Sebelum mendengarkan jawaban dari Sooyoung Kyuhyun sudah pindah ke kursi penumpang.”

“Yakk. Kau tahu aku tak bisa mengemudi ‘kan oppa?”

Jebal[31] Soo. Kau ingin aku mati? Aku sudah tak tahan.” Keluh Kyuhyun yang terus memegangi perutnya.

“Baiklah.” Dengan sedikit ragu Sooyoung pidah ke kursi kemudi dan mengemudika mobil Kyuhyun.

Tak pernah Sooyoung sangka ternyata dia masih bisa mengemudi. Dia mengemudikan mobil Kyuhyun dengan hati-hati.”

“Ternyata kau masih bisa mengemudi.” Ucap Kyuhyun tiba-tiba.

“Kau sudah tak apa-apa oppa?”

“Memangnya aku kenapa?” tanya Kyuhyun seolah dia tak bersalah.

“Jadi—jadi kau membohongiku eoh?” ucap Sooyoung dengan nada marah.

“Maaf, aku hanya ingin membantumu melawan rasa takut. Jadilah gadis yang manis dan tegar.”

GLEK

Sooyoung bersusah payah menelan salivanya. Perkataan Kyuhyun mirip dengan perkataan Daehyun.

“Soo kita sudah sampai di rumahmu.” Ucapan Kyuhyun berhasil memecah lamunan Sooyoung.

Nde oppa.”

Sooyoung turun dari mobil Kyuhyun.

“Maaf jika perbuatanku tadi membuatmu takut.” Sesal Kyuhyun.

“Tak apa. Aku malah berterimakasih karena kau berusaha membantuku oppa.”

“Aku pulang dulu Soo. Annyeong.”

Annyeong.”

Sooyoung melangkahkan kakinya dengan bahagia. Sekarang dia sudah bisa melawan rasa takutnya terhadap menyetir. Namun saat akan membuka pintu dia tertegun dengan perkataan Kyuhyun tadi “jadilah gadis yang manis dan tegar”.

“Kyuhyun oppa perkataanmu seperti isi surat terakhir dari Daehyun oppa.” Bisik Sooyoung pada diri sendiri.

***

Suasana riuh memenuhi aula Kyunghee. Hari ini adalah rencana pementasan hasil karya seluruh fakultas tersebut. Sooyoung, Yuri, Kyuhyun dan teman-temannya sangat sibuk memikirkan apa yang akan ditampilkan dari Fakultas Seni dan Desain.

“Bagaimana ini aku sangat bingung memikirkan apa yang akan kita tampilkan?” keluh Yoonhee dari jurusan Indusrial Design.

“Bagaimana kalau kita menampilkan mini drama?” usul salah satu mahasiswa dari jurusan Teater dan Film.

“Menurutku ide itu yang cemerlang. Setiap jurusan wajib mengirimkan salah satu wakil untuk memerankan tokoh dalam drama yang akan kita tampilkan.” Perintah Park Jungseok selaku ketua dari Fakultas Seni dan Desain.

“Baik.”

Seluruh jurusan mendiskusikan wakil-wakil yang akan ikut andil dalam mini drama yang akan dipentaskan.

“Sooyoung-ssi kau kupilih untuk mewakili jurusan kita.” Pinta Seo Gukseo.

“Euh. Maaf sepertinya aku tidak bisa.”

Perkataan Sooyoung barusan membuat seluruh temannya menengok padanya. Yuri baru ingat bahwa sahabatnya itu trauma dengan seni peran.

“Kenapa kau tidak bisa?”

“Aku….aku..”

“Dia tidak bisa karena dia trauma terhadap seni peran.” Penjelasan Yuri membuat teman-temannya paham alasan Sooyoung tak mau menerima tawaran Seo Gukseo.

Gukseo hanya tersenyum mendengar alasan yang dikemukakan Yuri.

“Keputusanku tidak bisa dirubah. Sooyoung-ssi kau kupilih.” Ucap Gukseo seraya meninggalkan ruang rapat.

Selepas Gukseo meninggalkan ruang rapat, teman-temannya juga mengikuti langkahnya.

“Aish. Gukseo gila.” Ucap Sooyoung frustasi.

“Kau sabar Youngie.”

“Bagaimana aku bisa sabar Yul. Aku harus bermain drama?”

“Ya itu nasibmu.”

“Tapi tahukah kau alasan sebenarnya kenapa aku menolak permintaan Gukseo?”

“Karena ‘dia’ juga akan mengikuti drama ini ‘kan?”

Nde. Kau benar.”

***

Sooyoung memasuki rumahnya dengan lesu. Dia masih memikirkan permintaan Gukseo yang menginginkan dia menjadi wakil dari departemen mereka. Seharusnya Gukseo mengabulkan permintaannya namun nyatanya pemuda yang sempat menaruh hati pada Choi Sooyoung itu malah memberinya suatu permintaan yang sulit dikabulkan oleh Sooyoung.

Annyeong.”

Sooyoung tak menyahuti sambutan dari Bibi Han yang sekarang berdiri tak jauh darinya. Sooyoung terus berjalan menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya. Mendapatkan perlakuan demikian Bibi Han hanya tersenyum. Dia tahu bahwa tuan putrinya saat ini tengah dirundung masalah yang cukup serius. Dengan insting yang dimiliki Bibi Han berjalan menuju kamar Sooyoung yang terletak di lantai 2.

Tok..tok..tok

Suara ketukan dari luar pintu berhasil membuat Sooyoung kembali dari lamunan panjangnya. Dia tak menyangka bahwa kini dia sudah berada di kamarnya. Dengan langkah yang ragu Sooyoung berjalan menuju pintu kamarnya.

“Bibi. Masuk”

Setelah mempersilahkan Bibi Han masuk Sooyoung menuju sofa yang terletak tak jauh dari ranjangnya.

“Ada apa bibi kemari?” tanya Sooyoung tanpa ekspresi.

Senyum Bibi Han merekah begitu saja mendengar pertanyaan dari nona mudanya. Han Sobee tidak menjawab pertanyaan Sooyoung, dia malah menatap lekat nona yang kini duduk di seberangnya. Tidak mendapat jawaban dari bibi yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri membuat Sooyoung terheran-heran. Dengan penasaran dia menatap bibi yang berada di depannya.

“Ada apa bibi kau menatapku seperti itu?” tanya Sooyoung heran karena bibinya itu menatap dia tanpa henti.

“Kali ini nona sedang mengalami masalah apa? Hingga tak sadar tadi saya memanggil Anda?”

“Tadi…” Sooyoung tak melanjutkan perkataannya. Dia hanya menunduk. Tak lama kemudian dia bangkit dari duduknya dan beralih duduk didekat Bibi Han.

“Bolehkah aku tidur di pangkuan bibi?”

“Silahkan.”

Sooyoung kemudian berbaring di sofa yang sama dengan Bibi Han dan menggunakan paha Bibi Han sebagai alas untuk tidur.

“Bibi kau tahu, aku diberi perintah untuk mengikuti drama di kampusku. Aku sudah menolak tawaran sahabatku namun dia bersikeras menunjukku menjadi wakil dari departemen kami. Seharusnya dia paham aku tidak bisa melakukannya.”

“Karena trauma dengan kejadian saat Anda masih SMA?” tebak Bibi Han.

“Iya. Dan jika aku benar-benar mengikuti drama itu aku yakin akan bertemu dengan ‘dia’ orang yang selama ini aku hindari.”

“Seharusnya nona berterimakasih pada teman nona.”

“Kenapa aku harus berterimakasih padanya?”

“Karena dia telah memberi kesempatan kepada nona untuk melawan rasa takut. Coba bayangkan jika nona tidak melawan rasa takut nona sendiri siapa yang akan melakukannya. Jika benar di dalam drama ini nona harus bertemu ‘dia’ maka kesempatan ini merupakan ajang pembuktian bahwa Anda sudah tidak terpuruk dengan kejadian masa lalu.”

Obrolan antara Bibi Han dan Sooyoung terus berlanjut sampai tak terasa malam sudah semakin larut dan berhasil membuat Sooyoung terlelap dalam tidurnya.

***

Suasana riuh kini memenuhi ruang A5 yang digunakan sebagai tempat rapat Fakultas Seni dan Desain. Dari masing-masing departemen sudah mengirimkan wakilnya. Kang SunAh wakil dari Departemen Industrial Design, Joo Namsoo wakil dari Departemen Visual Information Design, Seo Danjoo wakil dari Departemen Landscape Architecture, Kim Seokbok wakil dari Departemen Digital & Art Design, Choi Sooyoung wakil dari Departemen Textile and Clothes Design, Cho Kyuhyun wakil dari Departemen Postmodern music, Im Yoon Ah wakil dari Departemen Theater and Film, dan Park Jungsoo wakil dari Departemen Ceramic Arts. Mereka yang hadir di ruangan itu masih menunggu satu orang yang sangat fatal jika hari ini dia tidak bisa hadir. Dia adalah Park Jungseok ketua Fakultas Seni dan Desain.

“Kemana sih Jungseok lama sekali tak muncul-muncul.”

DRETT

Suara pintu terbuka membuat penghuni ruang A5 menoleh ke sumber suara.

“Maaf aku terlambat tadi aku terjebak macet.” Jungseok menjelaskan alasan keterlambatannya.

Sesampainya di kursi yang menjadi tempak duduk Jungseok, dia mengemukakan pemikirannya tentang mini drama yang akan mereka pentaskan.

“Terimakasih kalian telah meluangkan waktu. Aku berharap mini drama yang akan kita tampilkan sukses. Kemarin aku telah mencari-cari cerita apa yang cocok kita tampilkan. Dari beberapa sumber aku telah mengambil cerita. Ini hasil pencarianku.” Ucap Jungseok seraya menyerahkan hasil cerita yang dicarinya dari situs di internet.

Seluruh orang terkesima dengan apa yang dilakukan Jungseok. Cerita-cerita yang telah diprint benar-benar menarik untuk dipentaskan. Seluruh ceritanya bertema tentang cinta. Beberapa judul diantaranya Titanic, The Myth, Beauty and The beast, Cinderella, Snow White, Romeo and Juliet, dan The Beach.

“Kenapa kita tidak mengambil cerita Harry Potter saja?”

Pertanyaan Sooyoung membuat dia kini menjadi pusat perhatian.

“Kau kira kita akan menampilkan drama ini untuk anak-anak. Dasar childish.”

Komentar pedas dari Yoona membuat Sooyoung berkecil hati.

“Sudah-sudah. Maaf Sooyoung-ssi kami tidak bisa menerima usulanmu karena properti yang kita miliki tidak cukup untuk menampilkan cerita Harry Potter.” Ucap Jungseok berusaha menengahi.

Selama rapat berjalan Sooyoung hanya diam saja. Toh jika dia mengemukakan pendapatnya pasti si ‘dia’ akan membantah usulan Sooyoung.

Tak terasa 2 jam sudah berlalu kini seluruh anggota sudah memutuskan cerita apa yang akan mereka tampilkan. Romeo and Juliet adalah cerita yang dipilih. Kisah ini bercerita tentang cinta terlarang antara anak dari 2 Lord yang saling bermusuhan. Kini seluruh tim tinggal memutuskan siapa-siapa saja yang akan memerankan tokoh dalam cerita Romeo dan Juliet.

“Baiklah kita mulai dari memilih tokoh pemeran Romeo. Kalian berperanlah seolah-olah kalian Romeo.” Ucap Jungseok pada namja-namja yang berada di sebelah kanannya.

“Juliet aku tidak bisa hidup tanpamu.”

“Juliet aku tidak bisa hidup tanpamu.”

“Juliet aku tidak bisa hidup tanpamu.”

“Juliet aku tidak bisa hidup tanpamu.”

Setelah melalui tahap penjurian yang singkat mengingat waktu yang semakin berkurang kini Jungseok telah memutuskan siapa yang akan memerankan tokoh Romeo.

“Kyuhyun-ssi kau kupilih untuk memerankan tokoh Romeo.”

***

“Heuh.” Kyuhyun menghela nafas panjang. Kini dirinya bersama Sooyoung sedang berada di taman kampus.

“Selamat oppa kau akan memerankan tokoh Romeo.”

“Sayang sekali tokoh Juliet belum ditentukan. Aku berharap kau yang akan menjadi Juliet.”

Perkataan Kyuhyun berhasil memunculkan semburat merah di pipi Sooyoung.

“Sepertinya kau harus mengubur dalam-dalam keinginanmu oppa. Yoona lebih pantas memerankan sosok Juliet.” Ucap Sooyoung setelah mengingat kejadian saat SMA.

“Kenapa kau yakin jika Yoona yang akan memerankan tokoh Juliet?” tanya Kyuhyun penasaran dengan alasan Sooyoung.

“Karena Yoona lebih cantik dan bakat aktingnya sangat bagus.”

“Jangan sok tahu Soo. Drama ini bukan hanya menuntut visual dan bakat saja namun pendalaman karakter dalam cerita juga dibutuhkan.”

“Kalian tak merindukanku?” tanya Yuri yang tiba-tiba datang.

“Aku sangat merindukanmu Yul. Kau tahu rasanya tadi aku ingin lari dari ruang A5 dan memelukmu.”

“Apakah ‘dia’ membuat kau muak?”

“Bukan hanya muak rasanya aku ingin menyiram kecap asin ke tubuhnya.”

“Siapa yang kau maksud ‘dia’?” tanya Kyuhyun yang benar-benar tak tahu arah pembicaraan Sooyoung dan Yuri.

“Kau tak perlu tahu oppa.”

Senja kini telah menyapa. Sooyoung masih menggunakan baju yang sama saat kuliah tadi. Dia kini sedang duduk-duduk manis di sofa yang terletaak di kamarnya. Sooyoung bertempat tinggal di distrik Seodaemun nomor 13. Dulu saat menginjak SMA dia pernah tinggal di Suwon namun setelah masa SMAnya berakhir dia kembali ke asalnya. Saat di rumah jika dia sedang sendirian dia akan mengenang masa-masa kecilnya bersama teman-teman terbaiknya salah satunya Park Daehyun yang sampai saat ini susah untuk dilupakan.

“Youngie. Geser ke kanan aku juga ingin menonton.” Ucap seorang namja yang kini berusaha menggeser tempat duduk Sooyoung.

“Tunggu sebentar oppa.”

“Nah begitu.”

Kini Sooyoung, Daehyun, Siwon, Naeun, Soojin dan Hyena tengah menonton kartun favorit mereka di kediaman keluarga Choi. Suasana sepi menghiasi ruang keluarga yang berukuran lebar untuk kalangan menengah. Bibi Han membawakan camilan dan jus untuk mereka namun sampai kartun yang mereka tonton sudah selesai mereka belum menyadarinya.

“Aku lapar.” Ucap Sooyoung seraya bangkit dari duduknya.

Ketika akan melangkah ke dapur, Sooyoung dikejutkan dengan camilan dan jus yang ada di meja.

Oppa eonni cepat kemari ada camilan untuk kita.”

Tak menunggu lama seluruh orang yang dimaksud Sooyoung kini tengah mengerumuni meja yang terletak tak jauh dari mereka duduk tadi.

“Wah ada makanan gratis.” Ucap Hyena gembira.

***

Meskipun baru 2 hari mengikuti rapat namun Sooyoung sudah merasa bosan. Semua ini gara-gara ‘dia’ seseorang yang membuatnya terpuruk akan yang namanya seni peran. Dia adalah sesosok gadis yang menurut teman-temannya kecantikannya bak Dewi Aprodhite dari Yunani. Sooyoung mengakui ‘dia’ memang sangat cantik.

“Baiklah kita mulai menyeleksi siapa yang akan memerankan tokoh Juliet. Kyuhyun-ssi bisakah kau membantuku untuk berpura-pura menjadi Romeo agar karakter Juliet muncul.”

“Ya.”

Kyuhyun kini tengah berbaring di atas karpet yang telah disediakan di ruang A5. Dia berpura-pura mati.

Yeoja-yeoja yang ditunjuk Jungseok untuk memerankan tokoh Juliet kini telah bersiap-siap mempersiapkan apa yang akan dilalukan. Dimulai dari SunAh yang kini duduk di depan Kyuhyun dan meletakkan kepala Kyuhyun di atas pahanya.

“Romeo jangan tinggalkan aku.”

Kini giliran Namsoo. Gadis itu duduk di samping Kyuhyun dan tiba tiba memeluk Kyuhyun.

“Romeo jangan tinggalkan aku. Aku tak bisa hidup tanpamu.”

Yoona sudah bersiap-siap saat Namsoo sudah menyelesaikan adegan yang diperankan. Hari ini Yoona tampak cantik dengan dress selutut yang dia pakai.

“Yoona-ssi sekarang giliranmu.”

Setelah mendapat panggilan dari Jungseok Yoona berjalan menuju Kyuhyun. Dia perlahan-lahan duduk dan memandang Kyuhyun sendu. Tiba-tiba air mata mulai mengalir dari mata indah Yoona. Seluruh orang yang berada di sana terkesima dengan akting yang dilakukan Yoona.

“Romeo jangan tinggalkan aku.” Ucap Yoona seraya memeluk tubuh Kyuhyun yang tengah terbaring.

“Sepetinya tanpa aku harus memerankan Juliet kita sudah menemukan sosok Juliet sebenarnya.”

Jungseok hanya memandang Sooyoung dengan senyuman. Tanpa Sooyoung ketahui keberadaan Sooyoung di sana merupakan permintaan Gukseo selaku sahabat karibnya.

“Kini giliranmu Sooyoung-ssi.”

Dengan berat hati Sooyoung melangkah menuju Kyuhyun yang sedang berbaring. Ditengah perjalanannya Yoona sempat melirik Sooyoung dan mengatakan sesuatau yang membuat keberanian Sooyoung semakin mengecil.

Loser” ucap Yoona penuh penekanan pada Sooyoung yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Sooyoung kini masih berdiri di samping Kyuhyun. Sebenarnya dia tak tahu harus melakukan apa. Perlahan dia mengeluarkan air mata.

“Dia berakting sepertiku. Tapi aku lebih baik darinya.” Ucap Yoona pada dirinya sendiri.

Sampai didetik ke-60 Sooyoung belum mengatakan apapun. Perlahan dia turun dan mendudukkan tubuhnya di samping tubuh Kyuhyun.

“Jika takdir Tuhan memisahkan kita. Aku rela menyusulmu Romeo.”

Kemudian Sooyoung seolah-olah mengambil sesuatu di saku Kyuhyun dan menusukkannya ke perutnya.

“Sampai kapanpun aku akan mencintaimu Romeo.” Ucap Sooyoung seraya memeluk tubuh Kyuhyun dan mempersempit jarak diantara mereka.

Sooyoung dan Kyuhyun yang memerankan tokoh Romeo dan Juliet heran kenapa di ruangan yang mereka tempati tiba-tiba sepi. Keduanya akhirnya memutuskan untuk membuka mata mereka.

Omo[32]

Kyuhyun dan Sooyoung cepat-cepat melepaskan pelukannya dan bangun dari pembaringan.

“Kalian kenapa?” tanya Sooyoung kikuk karena semua teman-temannya diam termasuk si ‘dia’ (Yoona).

Setelah mendengar pertanyaan Sooyoung seluruh teman-temannya yang tadi melamun kini tersadar. Jungseok bangun dari dudukya dan bertepuk tangan keras.

“Sooyoung-ssi aktingmu benar-benar bagus. Natural dan tanpa paksaan aku memutuskan kau akan memerankan tokoh Juliet.” Putus Jungseok.

Perkataan Jungseok membuat Sooyoung tak percaya.

“Aku memerankan Juliet?”

Nde

***

Acara pementasan drama yang disajikan Fakultas Seni dan Desain benar-benar luar biasa. Mereka mendapat pujian dan sambutan hangat dari putra pendiri Universitas Kyunghee, Young Seek Choue. Selain itu fakultas-fakultas lain memberikan ucapan selamat dan mereka bangga dengan hasil kerja keras mahasiswa Fakultas Seni dan Desain.

“Aku tak menyangka bisa memerankan tokoh Juliet. Menurutku ada seseorang yang lebih pantas memerankannya.”

“Kau harus berterimakasih pada Jungseok berkat dia kau bisa mengalahkan rasa traumamu.”

Saat ini Kyuhyun dan Sooyoung tengah berada di ruang istirahat setelah mereka berhasil menampilkan kisah cinta Romeo and Juliet. Tak lama berselang datanglah Jungseok bersama teman-teman yang lain dari Fakultas Seni dan Desain.

“Kalian sangat romantis.” Cerocos Yuri.

“Seharusnya kalian menjadi sepasang kekasih. Kalian itu cocok .” ucapan Yuri hanya dibalas senyuman oleh Sooyoung, sedangkan Kyuhyun kini tengah memalingkan wajah karena malu.

“Jungseok-ssi terimakasih kau telah mempercayakan tokoh Juliet kepadaku.”

“Ya sama-sama namun jangan lupa kau juga harus berterimakasih pada Gukseo karena dia yang merekomendasikanmu.”

Nde.”

Setelah acara pementasan perayaan Universitas Kyunghee ke 138 selesai, Sooyoung bergegas mencari Gukseo untuk mengucapkan terimakasih padanya.

“Kau tahu di mana Gukseo?” tanya Sooyoung pada Junsuk sahabat Gukseo.

“Dia sedang di aula.”

Dengan langkah yang dipercepat Sooyoung menuju aula yang di maksud Junsuk. Aula sangat sepi bahkan Sooyoung berencana pergi namun tak seberapa lama dia melihat Kyuhyun dan Gukseo keluar dari ruang lain yang berada di dalam aula. Kyuhyun sempat kaget melihat Sooyoung berada di aula namun kemudian dia tersenyum dan menghampiri gadis itu.

“Aku duluan Soo.”

“Ya.”

Setelah kepergian Kyuhyun Sooyoung berjalan menuju Gukseo yang kini tengah duduk di lantai aula.

Annyeong.”

Annyeong.”

Sooyoung kini mendudukkan tubuhnya di lantai aula yang cukup dingin. Dia duduk di samping Gukseo.

“Gukseo-ssi terimakasih kau telah memilihku untuk menjadi wakil dari departemen kita.”

“Ya sama-sama. Akhirnya kau bisa melawan salah satu ketakutanmu Soooyoung-ssi.”

“Ya. Ba..bagaimana kau tahu aku takut akan yang namanya drama?”

Gukseo menoleh ke arah Sooyoung dan tersenyum. Kemudian dia memandang lurus ke depan.

“Ada seseorang yang meminta bantuanku untuk menjadikanmu wakil dari departemen kita.”

Nugu?”

“Kelak kau akan mengetahuinya.”

***

Sooyoung merasa lega dapat memerankan sosok Juliet dengan sangat baik namun ada yang menganjal di hatinya. Siapa sosok yang di maksud oleh Gukseo. Memikirkan itu semua membuat kepala Sooyoung pusing. Kini dengan keadaan yang masih letih Sooyoung berjalan menuju ranjangnya. Dia malas untuk mandi dulu sebelum tidur karena dia benar-benar lelah.

Sinar rembulan kini berhasil masuk ke kamar Sooyoung dari celah yang terletak di antara tirai-tirai yang terpasang di kamarnya. Dengan keadaan setengah sadar Sooyoung menengok ke arah jam dinding di kamarnya. Dia melihat jarum pendek mengarah pada angka 8 lebih dan jarum panjang berada di angka 6 tepat. Setelah kesadarannya 100% kembali Sooyoung berjalan menuju kamar mandinya karena tubuhnya kini sudah lengket.

Gemericik air shower telah membasahi tubuh Sooyoung. Secara perlahan Sooyoung menggosokkan sabun aroma cherry milk ke tubuh langsingya. Setelah membilas tubuhnya kini Sooyoung berjalan menuju lemari pakainya. Kali ini Sooyoung memilih piaya bergambar bunga lili untuk dia gunakan. Setelah selesai memakai pakaiannya Sooyoung perlahan turun ke ruang makan karena perutnya suadah minta di isi.

Sesampainya di ruang makan Sooyoung mengambil makan yang berada di mesin penghangat makan dan beberapa buah jeruk segar. Dengan telaten Sooyoung mengupas kulit jeruk dan memotong kecil-kecil jeruk menjadi 3 bagian. Setelah dirasa cukup dia memblender jeruk yang telah dia kupas. Hari ini menu makan malamnya adalah chiken katsu, kimbab, hotdog dan jus jeruk.

SRUPPP

Gelas berisikan jus jeruk di tangan Sooyoung kini telah tandas. Perlahan Sooyoung bangkit dari duduknya karena dia sudah selesai makan malam. Sooyoung merasa aneh keadaan rumahnya sangat sepi. Para pembantunya mungkin telah istirahat karena kelelahan mengurusi rumahnya yang sangat luas sedangkan kedua orangtuanya dia yakini tengah beristirahat juga mengingat sekarang sudah jam 10 malam.

Setelam membersihkan piring dan gelas kotornya Sooyoung berjalan menuju kamar tidurnya.

***

Sooyoung kali ini diantar oleh Paman Oh setelah beberapa lama dia tak melakukannya. Kyuhyun bilang hari ini dia sedang ada urusan jadi dia tidak bisa menjemput Sooyoung.

Sooyoung memandang setiap jalan yang dilalui tanpa minat. Pikiran gadis cantik itu tertuju pada pemuda yang biasanya bersamanya.

“Sepertinya aku jatuh cinta padanya.” Bisik Sooyoung pada dirinya sendiri.

Setelah 45 menit berlalu akhirnya Sooyoung sampai juga di kampusnya. Dengan langkahnya dia melesat menuju kelasnya yang terletak di lantai 3. Saat sampai di kelasnya dia hanya melihat teman-temannya yang kutu buku. Maklum mereka selalu datang lebih awal dari pada yang lain. Tanpa pikir panjang lagi Sooyoung mendudukkan tubuhnya di kursi yang biasa dia tempati.

TING

Ponsel Sooyoung berbunyi.

From : Kyuppa

Soo kau bisa ke perpustakaan sekarang?

Sooyoung mengernyit heran mendapat pesan dari Kyuhyun seperti itu.

To : Kyuppa

Baiklah aku akan ke sana.

Setelah membalas pesan Kyuhyun Sooyoung berjalan menuju perpustakaan yang terletak di lantai 4. Membutuhkan wakto sekitar 10 menit untuk sampai di sana karena kelas Sooyoung terletak paling ujung di lantai 3.

Oppa.”

Sooyoung berjalan menuju Kyuhyun yang tengah membaca buku di kursi paling ujung.

“Ada apa?” tanya Sooyoung yang kini sudah duduk di dekat Kyuhyun.

Kyuhyun berusaha menetralkan detak jantungnya yang tak menentu. Ditatapnya Sooyoung dengan penuh rasa sayang.

Saranghae, Soo.”

***

 

 

 

 

LIMA

REALITY

Pernyataan cinta dari Cho Kyuhyun yang tiba-tiba membuat Sooyoung gundah. Sebenarnya Sooyoung juga mengalami hal yang sama namun dia tak tahu cinta yang dia rasakan semu atau nyata.

“Soo maukah kau jadi kekasihku?” tanya Kyuhyun penuh harap.

Sooyoung tak menjawab pertanyaan dari Kyuhyun dia hanya melamun.

“Jika kau menolak tak apa-apa.” Putus Kyuhyun karena dia tak mau sahabatnya itu terbebani dengan perasaan yang dia miliki.

“Aku butuh waktu untuk menjawabnya oppa. Tak apa-apa ‘kan?”

“Ya.”

Setelah itu hanya suasana hening yang menemani mereka.

“Oppa aku duluan ke kelas beberapa menit lagi aku ada kelas.” Pamit Sooyoung seraya berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan Kyuhyun yang diam-diam dari tadi memperhatikan Sooyoung.

Setelah sampai di kelasnya Sooyoung mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang ditunggunya dari tadi.

“Yul.”

Yuri ternyata udah sampai di kelas dan sekarang dia sedang duduk cantik di kursinya.

“Youngie kemana saja kau? Kata Jundo tadi kau sudah ke kelas lalu pergi lagi.”

“Aku tadi pergi ke perpustakaan unntuk menemui Kyuhyun oppa.”

Yuri hanya ber-oh-ria. Kemudian dia memandang Sooyoung berbeda dari biasanya.

“Kau kenapa?” tanya Yuriyang seolah tahu bahwa sahabatnya itu kini dalam keadaan tdak baik-baik saja.

“Akan aku ceritakan setelah kuliah kita selesai.”

***

Sooyoung dan Yuri kini berada di kamar Sooyoung. Dari kampus hingga sampai di kamarnya, Sooyoung masih belum mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah jam kuliah mereka selesai sebenarnya Kyuhyun mengajak mereka makan di kafetaria seperti biasanya namun dengan alasan kurang enak badan Sooyoung lebih memilih pulang.

“Yul jika ada orang yang mengatakan cinta padaku menurutmu apa yang akan aku lakukan?”

“Biasanya kau akan menolak cintanya. Memang siapa yang menyatakan cinta padamu?”

“Eum. Kyuhyun oppa.” Ucap Sooyoung pelan hampir saja Yuri tidak mendengar perkataannya.

“Kyu…Kyuhyun?”

Nde.”

“Sepertinya kali ini kau harus menerima cintanya Youngie. Dia pemuda yang baik.”

“Namun aku takut jika cinta ini merusak persahabatan kita Yul” keluh Sooyoung.

“Tenanglah Youngie.” Ucap Yuri seraya memeluk sahabatnya yang kini tengah dilanda rasa gundah.

Tak lama kemudian pintu kamar Sooyoung diketuk. Dari balik pintu telah berdiri Bibi Han yang tengah tersenyum pada Sooyoung.

“Nona makan siang sudah siap.”

“Baik. Aku dan Yuri akan turun sebentar lagi.”

Dari arah tangga turunlah Sooyoung dan Yuri yang kini berjalan menuju ruang makan. Di ruang makan tersebut hanya ada pembantu-pembantu Sooyoung yang menyambut mereka dengan senyuman yang manis.

Tak menunggu lama hidangan makan siang telah tersaji di hadapan Sooyoung dan Yuri. Hanya dentingan sendok dan garpu yang menemani makan siang mereka tak ada satupun obrolan yang tercipta. Setelah selesai makan Sooyoung dan Yuri memutuskan untuk kembali ke kamar Sooyoung.

“Youngie bagaimana keputusanmu?”

“Aku belum tahu Yul.”

“Apapun keputusanmu aku akan mendukungmu.”

***

Kyuhyun sekarang berada di kamarnya yang terletak di apartemen distrik Gangdong-gu. Sejak kembali dari Jepang Kyuhyun memutuskan untuk tinggal di apartemen sendirian. Ukuran apartemen yang ditempati Kyuhyun sangat luas dan nyaman. Banyak pohon-pohon yang tertata rapi terletak di kanan kiri jalan menuju apartemen tersabut. Selain itu tetangga-tetangga apartemen Kyuhyun juga orang yang ramah sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk Kyuhyun beradaptasi.

TINGTONG

Suara bel telah membangunkan Kyuhyun dari posisi rebahannya. Dengan langkah yang cepat dia melihat siapa yang datang ke apartemennya. Sebelum dia membukakan pintu dia sempat melihat orang yang datang melalui intercrom yang terpasang di depan pintu.

“Ahra noona?”

Dengaan rasa penasaran yang tinggi Kyuhyun membukakan pintu untuk sang kakak. Tak biasa-biasanya kakaknya itu datang ke apartemennya.

Tanpa dipersilahkan Ahra langsung masuk dan mendudukkan tubuhnya di sofa berwarna krem yang terletak di pusat apartemen Kyuhyun.

“Ada apa noona datang kemari?”

“Memangnya aku tidak boleh menjenguk adikku sendiri?”

Kyuhyun hanya menghela nafas panjang mendengar pertanyaan balik yang dilontarkan oleh sang kakak.

“Bukan begitu kak. Tumben sekali kau kemari jadi aku heran saja.”

“Aku datang kemari karena aku penasaran bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan dia?”

“Siapa yang kau maksud kak?” tanya Kyuhyun seolah-olah dia tak mengerti maksud sang kakak.

“Ck. Dasar pura-pura bodoh. Yang ku maksud Choi Sooyounglah memang siapa lagi.”

Kyuhyun hanya ber-oh-ria.

“Aku dan dia baik-baik saja.”

“Kalian tidak ada hubungn apa-apa selain hubungan persahabatan?” tanya Ahra serasa tak percaya dengan penuturan Kyuhyun.

Kyuhyun memangdang kakaknya lekat-lekat kemudia dia tertawa lepas.

“Aku sudah menyatakan cinta kepadanya. Kau puas?” ucap Kyuhyun seraya memalingkan wajahnya dari tatapan sang kakak.

“Lalu?”

“Lalu apanya?”

“Ck. Kau sudah jadi kekasihnya belum?”

“Dia butuh waktu untuk memutuskan jawabannya.”

“Aku setuju dengan dia butuh pemikiran yang matang-matang jika menerima pernyataan cinta darimu.”

“Memangnya kenapa kak?”

“Karena kau seorang evil. Haha” Ahra tertawa puas setelah menjawab pertanyaan Kyuhyun.

Yakk.”

***

Yuri kini sudah pulang dari rumah Sooyoung. Dia undur diri setelah senja sudah menyapa Seodaemun-gu. Sebelum sampai di rumahnya Yuri menyempatkan membeli kue pesanan ibunya.

Di kawasan Mapo-gu dia membeli kue tart ukuran sedang. Hari ini ayahnya ulang tahun ke-52. Dia, kakak dan ibunya sudah menyiapkan pesta keci-kecilan guna memeriahkan ulang tahun ayahnya.

Setelah kira-kira 30 menit berlalu kini Yuri sudah membelokkan mobilnya dari gang yang terletak tak jauh dari kediamannya. Sesampainya di garasi Yuri mematikan mesin mobilnya dan turun serta membawa kue pesanan sang ibu.

Dengan langkah yang pelan Yuri memasuki rumahnya. Setelah membuka pintu rumahnya yang terlihat ibu dan kakaknya tengah mempersiapkan makanan untuk makan malam.

“Ibu aku sudah membeli pesanan ibu.” Ucap Yuri seraya mengankat kue yang dibawanya.

“Bagus sayang. Ayahmu sebentar lagi akan pulang.”

Nyonya Kwon menerima uluran kue dari sang putri dan membuka bungkusnya. Dia memasang lilin bercetakkan angka 52 di tengah-tengah kue.

“Ibu aku mandi dulu.” Ucap Yuri seraya masuk ke kamarnya yang terletak di ujung lantai 1.

Yuri memasuki kamarnya dengan sangat bahagia. Hari ini dia akan merayakan ulang tahun ayahnya di rumah. Sempat terbesit kekhawatiran jika kejadian ini terulang seperti bulan lalu saat sekeluarganya lupa dengan ulang tahun kakaknya, Kwon Yunho. Beruntunglah Yuri karena ayahnya terbukti tidak bersalah sehingga dia bisa merayakan ulang tahun sang ayah.

Setelah membersikan diri Yuri berganti pakaian dengan pakaian rumahannya. Tak selaang beberapa lama dia melangkah menuju ruang makan guna bergabung dengan ibu dan kakaknya.

“Ibu apa yang bisa ku bantu?”

“Kau tata piring-piring yang akan kita gunakan untuk makan nde.”

Nde.”

Yuri menuruti perintah sang ibu. Tiba-tiba kakaknya datang dari arah depan pintu besar keluarga Kwon.

“Yul, bu ayah sudah sampai dia sekarang menuju kemari.”

“Baiklah kalau begitu kita padamkan lampunya dulu.”

Saat akan membuka pintu rumahnya Tuan Kwon dikejutkan dengan padamnya lampu di rumahnya. Dengan keadaan yang gelap gulita Tuan Kwon secara perlahan berjalan menuju saklar. Dihitungan langkah ke-10nya tiba-tiba lampu di rumahnya nyala kembali.

Saengil chukkae hanida.”

Saengil chukkae hanida.”

Saengil chukkae hanida uri appa.”

Tak terasa kini pipi Kwon Hageun dibasahi oleh air mata yang tiba-tiba mengalir. Dia sangat terharu melihat keluarganya berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya.

“Sayang cepat tiup lilinya dan berdoa.” Ucap Nyonya Kwon yang membawa senampan kue tart.

Tuan Kwon kemudian melakukan perintah sang istri.

“Ayo kita potong dan kita makan kuenya.” Teriak Yuri gembira.

Keempat anggota keluarga Kwon kemudian makan malam bersama dan berbincang-bincang layaknya keluarga lain yang merayakan ulang tahun bersama.

***

Tokyo, July 03rd

Sunlite Shinjuku Hotel, Tokyo, Japan

Sesosok gadis cantik keturunan Korea-Jepang kini telah mengemasi barang-barangnya. Sebelum dia check out dari hotel yang ditempatinya dia sempat menulis pesan pada seseorang untuk menjemputnya di Bandara Incheon, Korea Selatan.

Setelah dirasa cukup dia melangkah dengan anggun menuju meja resepsionis dan membayar tagihan selama dia tinggal di hotel tersebut. Tak butuh waktu lama memprosesnya. Saat keluar dari hotel dia sudah ditunggu taksi yang dipesannya dari badan penyedia jasa taksi.

“Paman, Bandara Narita.” Ucap sesosok gadis cantik tersebut. Kemudian dia memasang kaca mata hitam pada mata indahnya.

Musim semi kini menyapa Jepang. Kupu-kupu beterbangan di langit indah negara yang dijuluki Negeri Sakura tersebut. Selama dalam perjalanan sesosok gadis mesterius itu terus menebar senyum dan menikmati perjalanannya. Tak pernah disangka dia akan kembali ke negara kelahirannya setelah bertahun-tahun tinggal di Negeri Sakura. Alasan dia kembali adalah ingin mengelesaikan kuliah di salah satu Universitas kebanggaan negara asalnya dan Cho Kyuhyun menjadi alasan nomor satu gadis itu kembali.

Oppa aku tak sabar kita akan bertemu lagi.” Senyum manis gadis mesterius itu mengembang tatkala mengingat sesosok pemuda yang amat dicintainya.

“Nona kita sudah sampai.” Ucap sang sopir taksi berhasil membuat gadis mestirius itu membuka kaca mata yang dia pakai.

Arigatou gozaimasu[33],”

Setelah membayar ongkos taksi, gadis mesterius itu melangkah dengan anggun menuju tempat pemesanan tiket. Sebelum sampai di bandara dia sudah memesan tiket secara online sehingga ketika sampai dia tinggal membayar biaya tiket yang telah dipesan.

Saat akan memasuki pesawat dia melihat sesosok orang yang dia kenal berjalan 2 meter di depannya.

“Minho-ya.” Teriak gadis misterius seraya menyamakan langkah Choi Minho.

Noona?”

Minho terkejut saat sunbaenya yang tadi memanggil namanya kini berada di sampingnya.

“Kau mau liburan ke Korea?” tanya Minho pada gadis disampingnya yang membawa koper cukup besar.

Anniyo. Aku akan kuliah di sana.”

“Lalu bagaimana dengan orangtuamu noona?”

“Mereka akan menyusulku. Kau sendiri?”

Kini gadis misterius itu menatap Minho penuh tanya.

“Aku hanya berlibur.”

Keduanya masuk ke pesawat secara bersama-sama. Beruntunglah mereka mendapatkan tempat duduk yang berdekatan sehingga mereka bisa mengobrol meskipun di dalam pesawat dilarang. Minho dan gadis misterius itu saling membagi cerita mereka dari masa kecil mereka sampai masa di mana mereka hidup sekarang.

Banyak yang Minho ceritakan pada gadis yang sudah di anggap kakaknya sendiri. Begitupun sebaliknya gadis misterus itu juga berbagi cerita tentang masa kecil bersama cinta pertamanya yang sampai saat ini masih dia cintai.

“Beruntunglah dia mendapatkan cintamu noona.”

Gadis itu tak menanggapi perkataan Minho dia sekarang tengah mengenang masa kecilnya.

***

Sesosok gadis kecil kini tengah mengendap-endap memasuki rumah sahabatnya. Saat membalikkan tubuhnya dia melihat tatapan heran dari ibu sahabatnya.

“Joo-ah apa yang kau lakukan?”

“Cho ahjumma jangan berisik aku ingin mengagetkan Kyuppa dengan masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuan dia.” Ucap gadis cilik itu dengan lucunya.

Nyonya Cho hanya mengeleng-geleng melihat kelakuan sahabat anaknya itu.

“Baik bibi tak akan mengganggu aksimu.”

Gadis bernama Joo itu melangkah dengan sangat hati-hati menuju kamar Kyuhyun yang sangat dia hafal letaknya.

Setelah meraih gagang pintu gadis itu masuk secara perlahan dan menutupnta kembali. Saat ini dia melihat sosok Kyuhyun yang tengah berbaring.

“Kyuppa!!!” teriak Joo.

“Heum.”

Setelam sesosok orang didepannya membuka selumut yang membungkus tubuhnya mata Joo membulat sempurna.

“Ahra eonni?” tanya gadis tersebut pada sesosok yang kini hanya tersenyum aneh.

“Aku tak bisa tidur di kamarku karena jendelanya sedang rusak. Jadi aku dan Kyuhyun bertukar tempat.” Penjelasan Ahra membuat Joo malu sendiri karena dia meneriaki orang yang salah.

“Maaf eonni aku mengganggu tidurmu. Hehe.”

Kyuhyun kaget saat namanya di sebut dari kamarnya, dengan rasa penasaran yang sangat tinggi dia memasuki kamarnya. Dilihatnya sang kakak tengah berbincang dengan sesosok gadis yang sangat dia kenal.

“Joo kau salah orang. Hahaha.” Ucap Kyuhyun dari arah pintu.

Joo mendelik tajam pada Kyuhyun dan mempout bibir manisnya. Dengan langkah cepatnya gadis cilik tersebut mendatangi Kyuhyun dan menjambak rambut Kyuhyun.

“Yakk. Ini sakit Joo. Nanti aku bisa botak.”

“Kau mempermalukanku oppa.”

Kyuhyun terus meringis kesakitan hingga akhirnya Joo melepaskan jambakan dari rambut Kyuhyun. Joo kasihan melihat Kyuhyun meringis kesakitan namun dia masih kesal dengan Kyuhyun.

“Anak-anak sarapan sudah siap.” Teriakan Nyonya Cho berhasil membuat ke-3 orang di kamar Kyuhyun saling memandang.

Mereka melangkah terburu-buru menuju meja makan karena hobi mereka adalah saling berebut makanan. Nyonya Cho hanya tersenyum melihat ke-3 anak kecil yang berada di depannya saling berebut makanan.

“Joo makannya pelan-pelan nanti kau tersedak.”

Joo tak mengindahkan nasihat Nyonya Cho, dia terus saja memasukkan makanan yang ada di depannya.

“Uhuk.”

Joo kehilangan nafas karena di mulutnya di penuhi makanan. Dengan gesit Kyuhyun menyodorkan minumannya ke arah Joo.

Gomawa oppa.”

“Jika kau terus makan nanti pipimu yang sudah seperti bakpao akan semakin tembab Joo.” Ujar Kyuhyun mengejek pipi sahabatnya yang tembam dan menggemaskan.

“Jangan mengejekku.”

“Sudah-sudah kita lanjutkan makan saja ya.” Ucap Nyonya Cho mencoba menengahi pertengkaran kecil antara putranya dan sahabatnya itu.

Keluarga Cho beserta Joo pada akhirnya melanjutkan acara makan mereka meskipun di pertengahan kadang-kadang Kyuhyun masih mengejek Joo.

***

Suasana Gangnam Junior High School sangat ramai karena sekolah itu sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Seluruh siswa-siswi di sana diharapkan berbartisipasi termasuk Kyuhyun dan Joo yang diberi amanah untuk melakukan duet karena suara mereka sangat bagus.

“Kyuppa kita harus membawakan lagu apa?” tanya Joo frustasi karena dia masih bingung lagu apa yang akan mereka bawakan.

“Bagaimana kalau kita menyanyikan mars sekolah kita dan lagu dream high?”

“Ide yang tak terlalu buruk.”

Setiap hari Kyuhyun dan Joo selalu berlatih bersama demi penampilan mereka. Rasa yang aneh muncul di benak Kyuhyun entah sejak kapan jantungnya berdetak kencang saat bersama Joo. Joo juga merasakan hal serupa hingga dia kadang-kadang tak berkonsentrasi saat latihan bersama Kyuhyun.

Puncak ulang tahun Gangnam Junior High School diselenggarakan hari ini. Seluruh alumnus, guru-guru pensiunan, dan siswa-siwa yang datang dari luar sekolah turut hadir untuk memeriahkan acara. Salah satu bintang tamu yang hadir adalah Boyband Shinwa yang banyak digandrungi remaja.

5 menit lagi Kyuhyun dan Joo akan tampil. Detak jangtung mereka sama-sama tak beraturan.

“Kyuppa aku gugup.”

“Percayalah padaku Joo.”

Tangan Kyuhyun menggenggam tangan Joo seakan memberi kekuatan untuk Joo. Joo hanya tersenyum malu mendapat perlakuan seperti itu.

“Saat ini kita akan tampilkan Kyuhyun dan Joohyun!” teriak pembawa acara dari arah panggung.

Kyuhyun dan Joo melangkah ke panggung dengan tenang. Saat ini Kyuhyun tengah mersiap-siap akan memainkan piano dan bernyanyi bersama Joo.

“I dream high…”

Suasana riuh memenuhi aula seluruh orang yang hadir di sana mengikuti Kyuhyun dan Joo bernyanyi. Lagu Dream High yang dipopulerkan di drama yang memiliki judul yang sama membuat para pemain-pemainnya tenar. Sebut saja Kim Sohyun yang kemudian mendapatkan tawaran bermain di drama-drama.

Kyuhyun dan Joo kini melangkah menuju ruang istirahat karena tugas mereka sudah selesai.

“Aku tak menyangka kita bisa melakukannya oppa.”

“Ya. Tadi itu adalah penampilan yang luar biasa.”

“Kalau tidak salah tadi orang tuamu hadir.” Ucap Kyuhyun melirik Joo yang kini menundukkan pandangannya.

“Seharusnya kau senang mereka datang.”

“Aku senang mereka datang namun aku sedih karena setelah ini orangtuaku akan bercerai.”

Air mata tiba-tiba mengalir membasahi pipi tembam Joo. Di saat anak seumurannya seharusnya mendapat kasih sayang penuh dia malah harus menerima kenyataan bahwa cepat atau lambat orangtuanya akan bercerai. Kyuhyun memegang wajah Joo dan menatapnya dalam-dalam.

“Jangan menangis Joo kau sangat jelek saat menangis.” Gurau Kyuhyun seraya menghapus air mata di pipi Joo.

Jantung Joo kali ini berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya. Saat ini jarak wajah dia dan wajah Kyuhyun sangat dekat sekali. Joo mengalihkan pandangannya guna menetralisir detak jantungnnya.

“Ayo kita pulang.”

“Tapi acaranya ‘kan belum selesai Kyuppa.”

“Sudah ayo cepat.”

***

Incheon Airport, July 04th

Saat ini Minho dan gadis misterius tengah mengeluarkan koper mereka dari pesawat. Minho dan gadis misterius melangkah tenang menyusuri Bandara Incheon yang ramai.

“Minho-ya aku duluan ya.” Ucap gadis misterius seraya mecari sesosok sahabat yang telah menunggunya dari 10 menit yang lalu.

“Ya sunbae.

“Minho.” Teriakan yang sangat familiar membuat Minho mencari sumber suara.

Noona.” Ucap Minho seraya berjalan menemui kakaknya yang telah menunggu-nunggu ke datangannya.

“Kenapa Soojin eonni tak ikut?” tanya Sooyoung seraya memwaba barang bawaan Minho.

“Soojin noona sedang berlibur dengan kekasihnya.”

“Ck. Dasar eonni.”

“Kau sudah punya kekasih noona?” ucap Minho penasaran karena selama ini kakaknya belum terlihat kencan bersama seorang laki-laki.

“Be…mungkin sebentar lagi.” Ucap Sooyoung malu.

Suasana hening menemani perjalanan Minho pulang ke rumahnya. Sepertinya sudah lama dia tidak pulang. Terakhir yang dia ingat dia pulang saat Sooyoung kecelakaan 1 tahun yang lalu.

“Siapa pemuda yang tidak beruntung itu kak?” ucap Minho berusaha memecah ke heningan yang terjadi.

“Dia teman yang menolongku, dan yang jelas dia lebih tampan darimu.” Ucap Sooyoung mengejek.

“Aish. “

Kedua orang bermarga Choi kini tengah melangkah menuju rumah mereka. Dari wajah mereka sangat terpancar rasa bahagia.

Setelah membuka pintu utama keluarga Choi kini Minho mendapati orangtua dan kakak laki-lakinya telah menunggu mereka di ruang makan.

“Minho-ya bagaimana perjalananmu?” tanya Nyonya Choi seraya memeluk putra yang dia rindukan.

“Sangat menyenagkan bu. Aku tidak kesepian karena salah satu sunbaeku berada di pesawat yang sama denganku.”

“Lalu di mana dia?”

“Kami berpisah saat sudah sampai di Incheon. Dia sudah dijemput temannya.”

***

Sesosok gadis misterius dan sahabatnya yang bernama Yoona kini melangkah menuju apartemen di distrik Gangnam-gu.

“Yoona-ya bagaimana keadaanmu?”

“Baik namun akhir-akhir ini aku sering uring-uringan karena sesosok gadis yang tidak tahu diri.”

“Sooyoung-ssi yang kau maksud?”

“Nde. Dia benar-benar menyebalkan.”

“Sepertinya kau sangat membencinya.”

“Aku membenci dia karena kehidupan dia terlalu sempurna. Terlahir dari keluarga kaya, memiliki kecantikan alami, memiliki mantan kekasih yang sempurna, memiliki kakak dan adik yang luar biasa tampan.”

“Ck. Kau tak perlu iri padanya. Bukankah kecantikanmu tidak ada yang menandingi?”

“Kau bisa saja Joo.”

Setelah meletakkan barang-baranngnya, gadis yang dipanggil Joo oleh Yoona kini mengeluarkan makanan yang sempat dia bawa dari Jepang.

“Ini oleh-oleh untukmu.” Ucap Joo seraya menyodorkan sekotak sushi, beberapa bungkus nori, dan sebotol sake.

“Terimakasih Joo.”

Yoona dan Joo kini tengah jalan-jalan di salah satu mall di daerah Gangnam. Mereka sedang berbelanja makanan untuk mengisi kulkas Joo yang kosong karena gadis itu baru saja tiba.

“Ahra eonnie.”

Joo melangkah menuju sosok yang sangat dia kenal.

“Bogoshipeo.” Ucap Joo seraya memeluk wanita yang kini tengah berada di hadapannya.

“Nado.”

“Kau bersama siapa?” ucap Ahra setelah melepas pelukan Joo.

“Aku bersama temanku, Yoona namanya. Dia sedang membeli susu dan kopi.”

Ahra hanya ber-oh-ria.

Tak lama berselang datang Yoona dengan membawa sekranjang susu dan kopi.

“Ini dia teman yang aku ceritakan tadi.”

“Yoona imnida.”

“Ahra imnida.”

Obrolan mereka bertiga dilanjut di salah satu restoran yang tersedia di mall. Mereka sama-sama bahagia karena bisa mengobrol tanpa beban.

“Kyunie sangat merindukanmun Joo.”

“Benarkah?”

“Iya. Namun kau harus kuatkan hatimu. Kyuhyun sudah memiliki gadis idaman lain. Dia sesosok gadis yang tak kalah cantik denganmu.”

Joo hanya termenung mendengan perkataan Ahra. Dalam hati dia bertanya-tanya siapa sesosok gadis yang berhasil membuat seorang Cho Kyuhyun jatuh cinta padanya.

“Dia bernama Choi…”

“Noona.” Teriak seorang namja yang kini mendatangi meja kakaknya.

Setelah sampai di sana dia sangat terkejut dengan kehadiran seseorang yang sangat berarti dalam kehidupannya.

“Joo….Seo Joohyun?”

“Nde.” Ucap Joo dengan senyuman manisnya.

“Bagoshipeo.”

“Nado Kyuppa.”

Reuni antara Kyuhyun dan cinta pertamanyapun terjadi. Seo Joohyun merupakan cinta pertama Kyuhyun. Mereka telah menjalin kasih kurang lebih 2 tahun. Kepergian Seohyun ke Jepang membuat hubungan mereka kandas di tengah jalan. Setelah bertahun-tahun akhirnya mereka dipertemukan kembali namun entah mengapa hati Kyuhyun menjadi goyah antara memilih Seohyun atau Sooyoung.

Kyuhyun memutuskan untuk mengantar Seohyun (Joo) ke apartemennya. Tak ada perbincangan yang terjadi selama perjalanan pulang.

Setelah sampai di apartemennya Seohyun meminta Kyuhyun untuk mampir dulu karena dia tidak bisa membawa belanjaannya yang sangat banyak.

“Masuk oppa.”

Kyuhyun menatap apartemen Seohyun dengan takjub. Pernak-pernik yang ada di sana sangat berbeda dengan apartemen yang Kyuhyun tempati.

“Waw. Bagus sekali apartemenmu Joo.”

“Oppa jangan panggil aku Joo. Panggil aku Seohyun. Nama Joo sangat kurang enak terdengar di telingaku.”

“Baiklah Jo.. maksudku Seohyun. Kau akan melanjutkan kuliah di sini?”

“Ya aku satu kampus denganmu.”

“Wah pasti kita akan sering bertemu. Kau akan aku kenalkan dengan teman-temanku di kampus mereka orang yang ramah.”

“Janji?”

“Janji.”

***

 

 

 

 

 

 

ENAM

BROKEN HEART

Sooyoung sudah mempersiapkan jawaban untuk Kyuhyun. Kini dia sudah berada di taman kampus untuk menemui Kyuhyun. Sebelumnya dia sudah mengirim pesan pada Kyuhyun untuk menemuinya. Detak jantung Sooyoung tak beraturan. Dia sudah memutuskan untuk menerima pernyataan cinta dari Kyuhyun. Pemuda itu berhasil membuatnya jatuh cinta kembali setelah beberapa lama rasa cinta di hatinya telah mati setelah Kyungho meninggalkannya.

Oppa.” Ucap Sooyoung pada Kyuhyun yang tengah duduk di salah satu bangku di Universitas Kyunghee.

Sooyoung sempat tertegun karena dia kini melihat Kyuhyun sedang duduk bersama orang asing.

“Soo perkenalkan dia Seohyun temanku.”

“Seo Joohyun imnida.”

“Sooyoung imnida.”

Mendengar nama Sooyoung mengingatkan Seohyun akan sahabatnya, Yoona sangat membenci gadis bernama Sooyoung. Seohyun tak mau ambil pusing. Di Korena nama Sooyoung itu sangat banyak sehingga tak mustahil Sooyoung yang sedang berada di hadapannya kini bukanlah Sooyoung yang Yoona maksud.

Sooyoung jadi ragu ketika akan mengatakan jawaban dari pernyataan cinta dari Kyuhyun. Saat ini menjawab pernyataan cinta dari Kyuhyun bukanlah hal yang tepat sebab saat ini ada orang lain di dekat mereka.

“Kau berada dijurusan apa Seohyun-ssi?”

“Postmodern Music. Kau sendiri?”

“Textile and Cloting Design.”

Obrolan sekedar basa-basi terus mengalir dari antara Sooyoung dan Seohyun. Kyuhyun heran kenapa sahabat masa kecilnya itu cepat akrab dengan Sooyoung yang dikenalkannya baru saja.

“Seohyun kelas kita akan segera masuk.” Intruksi Kyuhyun.

Seohyun sebenarnya masih inggin berbincang dengan Sooyoung namun karena hari ini hari pertama dia kuliah di Kyunghee dia tak ingin terlambat.

“Sooyoung-ssi kita lanjutkan kapan-kapan lagi. Aku tak ingin telat di hari pertama aku kuliah. Hehe. Annyeong.”

“Annyeong.”

Ternyata Seohyun tak seperti yang Sooyoung kira gadis yang mengaku teman masa kecil Kyuhyun itu tipe orang yang mudah bergaul dan selera humornya cukup tinggi.

Kini Sooyoung masih duduk di taman setelah kepergian Kyuhyun dan Seohyun. Dia masih melamun.

“Youngie?”

Yuri mendekat ke arah Sooyoung yang duduk terdiam. Dia menepuk pundak sahabatnya itu.

“Yul kau mengagetkanku.”

“Ayo masuk ke kelas. Sebentar lagi kelas kita akan dimulai.”

“Nde.”

***

Sooyoung dan Yuri kini memasuki kelas mereka. meskipun sudah sampai di kampus namun pikiran Sooyoung terus tertuju pada Kyuhyun.

“Oppa bagaimana ini. Aku ingin menjadi kekasihmu namu….”

“Youngie.”

Ucapan Yuri berhasil membuat Sooyoung menoleh ke sumber suara.

“Ada apa Yul?”

“Kau salah tempat duduk.”

Sooyoung tak menyadari bahwa dia kini duduk di kursi Joo Namsung. Setelah sadar akan kesalahannya Sooyoung kembali ketempat duduk yang biasa dia tempati. Yuri hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku sahabatnya itu.

Kyuhyun dan Seohyun kini memasuki kelas Postmodern Music. Seluruh siswa di sana melihat ke arah Kyuhyun seakan bertanya “Siapakah dia?”

Kyuhyun menyadari tatapan heran dari teman-temannya kemudian dia membisikkan sesuatu pada Seohyun.

“Seo Joohyun imnida. Aku mahasiswa transfer dari Tokyo University. Mohon bantuannya.”

Semua tampak kagum melihat sosok Seohyun di hadapan mereka. Selain memiliki paras yang rupawan Seohyun merupakan sesosok gadis yang mudah bergaul.

Di kelas Kyuhyun ada projek untuk duet. Seperti biasanya Kyuhyun akan berduet dengan Hyukjae. Saat akan menuju meja Hyukjae Kyuhyun menoleh seakan ada yang memanggilnya.

“Kyuppa.”

Kyuhyun masih menoleh menebak siapa yang memanggil namanya.

“Ck” Seohyun berdecak kesal karena Kyuhyun tak menoleh kearahnya padahal dia sudah memanggil-manggil namanya.

“Cho Kyuhyun!”

Teriakan Seohyun berhasil membuat seisi kelas menoleh padanya.

“Mian.” Ucap Seohyun kikuk.

Kali ini Kyuhyun menuju meja Seohyun.

“Ada apa Seo?”

“Aish. Kau mempermalukanku di hari pertama aku kuliah oppa. Kau ku panggil dari tadi tidak mendengarkan.”

“Maaf.”

“Oppa kau berduet dengan ku saja ya. Aku belum terlalu mengenal mahasiswa selain kau.” Pinta Seohyun memelas.

Kyuhyun hanya memasang wajah datarnya. Sebenarnya dalam hati dia tertawa-tawa. Kyuhyun berniat meunuju meja Hyukjae karena dia ingin minta maaf untuk kali ini tidak bisa berduet bersama.

“Tapi aku biasanya berduet dengan Hyukjae-ssi Seo.”

“Kau tak kasihan padaku oppa?”

“Hahaha. Aku hanya bercanda. Baiklah aku akan berduet denganmu.”

Semburat merah kini muncul di pipi Seohyun yang sudah tak setembam seperti 8 tahun lalu.

Kali ini Kyuhyun dan Seohyun memilih lagu “Call With All My Heart” yang akan dinyanyikan saat penilaian lagu duet dilakukan.

***

Sooyoung tampak mondar-mandir di lorong Universitas Kyunghee. Gadis itu sedang menunggu seseorang yang belakangan ini sulit di temui.

“Oppa.” Teriak Sooyoung saat melihat seseorang yang dimaksud sedang berjalan menuju kearahnya.

“Soo.”

Kyuhyun dan Seohyun mempercepat langkahnya menuju Sooyoung.

“Oppa bisakah kita berbicara.”

“Ya silahkan.”

“Tapi…tapi hanya berdua saja.”

Menyadari kehadirannya akan mengganggu perbincangan Sooyoung dan Kyuhyun, Seohyun memutuskan untuk pergi ke kelasnya lebih awal.

“Kyuppa aku ke kelas duluan.” Teriak Seohyun tanpa melihat respon dari Kyuhyun.

Saat ini Sooyoung dan Kyuhyun tengah berada di parkiran kampus. Suasana di sana cukup sepi.

“Apa yang ingin kau katakan?”

“Aku… aku menerima cintamu oppa.” Ucap Sooyoung kikuk.

“Lalu?” tanya Kyuhyun heran.

“Lalu. Bukankah kita sekarang sepasang kekasih?” tanya Sooyoung ragu.

“Ya memang.”

Mendengar respon Kyuhyun jauh dari harapannya Sooyoung memutuskan untuk meninggalkan Kyuhyun. Di saat langkah ke-10nya Sooyoung merasa tangannya di tarik oleh seseorang.

GREB

Sooyoung kini berada di pelukan Kyuhyun. Masih dalam kondisi yang sama detak jantung Sooyoung maupun Kyuhyun berdetak tak beraturan.

“Soo kau juga mendengarnya ‘kan?”

“Iya oppa.”

“Kau percaya aku mencintaimu ‘kan?”

Nde, aku percaya.”

Sekitar 20 menit akhirnya Kyuhyun memasuki kelasnya. Saat akan memberondongi dengan beribu pertanyaan Kyuhyun sudah menjelaskan apa yang akan dipertanyakan oleh Seohyun.

“Seo aku pacaran dengan Sooyoung. Akhirnya aku bisa memilikinya. Kau tahu butuh 1 tahun untuk menaklukkan hatinya dan juga memantapkan hatiku.

Seohyun hanya tersenyum mendengar cerita dari Kyuhyun. Kemudian di memeluk teman masa kecilnya itu.

“Selamat oppa kau telah menemukan penggantiku.”

Sebenarnya dalam hati Seohyun menanggis. Meskipun sudah bertahun-tahun namun hatinya hanya untuk Kyuhyun seorang. Tak terasa air mata telah membasahi pipi Seohyun.

“Kau menagis?” tanya Kyuhyun karena dia melihat mata Seohyun berair.

“Bodoh. Aku menagis bahagia oppa karena sahabatku kini sudah memiliki kekasih.”

Kyuhyun hanya tersenyum senang melihat teman masa kecilnya juga bahagia mendengar dia kini menjalin kasih dengan Choi Sooyoung.

***

Yuri kini tengah heran melihat sahabatnya yang dari tadi senyum-senyum sendiri. Dia takut bahwa sahabatnya itu menjadi gila karena terlalu memikirkan Kyuhyun.

“Youngie kau kenapa? Kau sakit?”

“Anniyo. Yul janga kaget ya. Aku…aku jadian denga Kyuhyun oppa.”

Sampai 1 menit berlalu belum ada respon dari Yuri.

“Kyaaaaaa. Selamat Youngie akhirnya kau jadian juga dengannya. Saat kau tersenyum sendiri aku kira kau sudah gila. Untung saja tidak.” Ucap Yuri lega.

“Kau tadi menganggapku gila begitu?” tanya Sooyoung dengan aura marahnya.

“Heum.” Jawab Yuri polos.

“Yakk. Nyonya Kwon masak kau menganggap sahabatmu sendiri gila.”

“Salah sendiri kau senyam-senyum.”

Saat akan memukul bahu Yuri tiba-tiba ponsel Sooyoung berbunyi.

From : Kyuhyun oppa

Soo nanti kau ada acara tidak? Kalau tidak bisakah kita jalan-jalan ke namasan Tower?

Sooyoung masih melihat pesan yang berada di ponselnya dengan ragu. Yuri yang melihat gelagat Sooyoung yang aneh langsung saja merebut ponsel yang berada digenggaman Sooyoung. Saat melihat isi pesannya Yuri tiba-tiba mengetikkan sesuatu.

To : Kyuhyun oppa

Aku tidak ada acara oppa. Baik aku akan berjalan denganmu

Sooyoung masih melamun hingga akhirnya Yuri menepuk pundak Sooyoung dengan keras agar gadis itu tersadar dari lamunannya.

“Youngie aku sudah membalas pesan Kyuhyun. Kau harus mentraktirku karena kalian sudah jadian.”

“Baiklah. Lain kali kau akan aku traktir.”

Senyuman kini mengembang di wajah Sooyoung. Kali ini dia di ajak Kyuhyun pergi jalan-jalan ke Namsan Tower. Setelah sampai di Namsan Tower yang terletak di distrik Yongsan-gu Kyuhyun dan Sooyoung membeli gembok sebagaimana pasangan lain yang mendatangi tempat itu.

“Soo coba kau tulis permintaanmu dan nanti kau masukkan ke gembok yang sudah kita beli tadi.”

“Ya. Kau juga harus melakukan hal yang sama oppa.”

Sooyoung menulis dalam kertasnya “Tuhan jika bersama Kyuhyun oppa adalah takdirku maka jangan pernah pisahkan kami”.

“Cha! Mari kita masukkan kertas yang sudah tulisi tadi.”

Kemudian Sooyoung dan Kyuhyun mengunci gembok mereka.

“Jika cinta kita abadi maka suatu saat nanti kita akan melihat gembok kita diantara gembok yang terpasang di sini.”

“Nde.”

Setelah puas berjalan-jalan di Namsan Tower Sooyoung dan Kyuhyun kini tengah menikmati pemandangan di Sungai Hangang yang terletak tak jauh dari Namsan Tower.

“Oppa aku memiliki cerita sedih di tempat ini.”

“Certakanlah Soo.”

Sooyoung menghela nafas panjang sebelum dia menceritakan kejadian pilu yang menimpa kekasihnya dulu.

“Dulu kekasihku kecelakaan di tempat yang tak jauh dari sini. Saat itu kami berencana berkencan di sini sekaligus merayakan ulang tahunku namun karena sepupuku ada acara pertunangan maka aku membatalkan kencan kami.”

Perlahan dari mata indah Sooyoung ke luar air mata yang cukup deras. Dengan sekejap Kyuhyun menghapus air mata Sooyoung.

“Maaf oppa di saat kita berkencan aku malah menceritakan orang lain. Hehe.”

“Tak apa-apa Soo. Aku malah senang kaau mau berbagi kisah denganku.”

“Oppa. Bagaimana kau dan Seohyun-ssi bisa berpisah?” tanya Sooyoung tiba-tiba.

Kali ini yang menghela nafas panjang adalah Kyuhyun. Namja itu terlihat lemaah saat akan menceritakan kisah cintanya dengan cinta pertamanya.

“Kami bertetangga. Dia selalu bermain ke rumahku kapanpun dia mau. Dia sesosok gadis yang manis. Saat kelas 2 SMP kami memutuskan untuk menjalin kasih sampai akhirnya saat kami lulus dia memutuskan untuk ikut ayahnya pindah ke Jepang. Tak ada kata putus dari kami berdua namun seiring berjalannya waktu perasaanku terhadap dia mulai memudar.”

“Apakah kau masih mencintainya?”

“Ya, sedikit.”

“Yakk, kau itu sudah menjadi kekasihku seharusnya kau hanya mencintaiku.” Rajuk Sooyoung.

“Hahaha. Kau tengan saja Soo aku mencintainya sebagai adik lagi pula hatiku ini sudah milikmu percayalah.”

***

Seohyun kini melangkah dengan anggun menuju ruang kelas Sooyoung. Sesampainya di sana dia di kejutkan dengan ekspresi Sooyoung yaang menurut Seohyun tampak lucu.

“Annyeong Sooyoung-ssi.”

“AnnAnnyeong.”

“Bisa kita bicara sebentar?”

“Nde.”

Sooyoung melangkah dengan ragu meninggalkan kelasnya. Saat ini Yuri belum datang jadi dia tak bisa berbuat apa-apa.

Seohyun mengajak Sooyoung pergi ke arah taman kampus yang sepi. Sesampainya di sana dia mendudukkan tubuhnya di salah satu bangku yang dilingdungi pohon cemara. Sooyoung mengikuti Seohyun duduk di bangku itu.

“Ada apa Seohyun-ssi?” tanya Sooyoung ragu sebab mereka bukanlah orang yang saling kenal.

“Bagaimana jika aku bilang aku akan merebut Kyuhyun oppa darimu?”

Mata Sooyoung membulat sempurna setelah mendengar perkataan dari Seohyun. Dia saat ini sangat susah menelan salivanya.

“Aa..apa yang kau maksud Seohyun-ssi?” ulang pertanyaan Sooyoung. Mungkin saja sia salah dengar.

“Baiklah aku akan mengulangi perkataanku. Bagaimana jika aku merebut Kyuhyun oppa darimu?”

“Jelas saja aku tidak terima. Kyuhyun oppa bukanlah barang yang dapat diperebutkan. Lagipula saat ini kami baru saja menjalin kasih. Seohyun-ssi meskipun kau adalah cinta pertama Kyuhyun oppa tak seharusnya kau berniat memilikinya karena…karena saat ini dia adalah kekasihku.”

Perkataan Sooyoung yang panjang lebar hanya ditanggapi Seohyun dengan senyuman meremehkan. Kemudian gadis itu merapatkan jarak ke arah Sooyoung. Tak disangka-sangka Seohyun kini tengah memeluk tubuh Sooyoung.

“Nde aku tidak akan merebut Kyuppa darimu. Tapi ingat kau harus menjaganya dengan baik. Aku turut senang kalian akhirnya jadian. Selamat.”

Perkataan Seohyun kai ini benar-benar membuat Sooyoung kaget. Baru beberapa menit yang lalau Seohyun mengatkatakan akan merebut Kyuhyun sekarang dia malah mengucapkan selamat kepada Sooyoung.

“Seohyun-ssi apa yang kau lakukan akau benar-benar bingung?”

“Tadi aku hanya mengujimu dengan pertanyaan yang sepele karena aku tidak ingin melepaskan Kyuppa pada orang yang salah.”

***

Yoona melangkah menuju kafe miliknya dengan gusar. Beberapa menit yang lalu Seohyun mengiriminya pesan bahwa sahabatnya itu melepas Kyuhyun untuk Sooyoung, gadis yang dia benci.

Setelah sampai di sana Yoona langsung mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di seberang tempat duduk Seohyun.

“Joo kenapa kau meu-maunya melepas cinta pertamamu eoh?” tanya Yoona geram.

“Kyuppa bahagia dengan gadis yang dia pilih.”

“Lalu kau sendiri? Bukankah kau masih mencintai Kyuhyun?”

Tebakan Yoona memang benar. Saat ini Seohyun masih mencintai Kyuhyun. Entah sampai kapan dia bisa melupakan pemuda yang pernah mengisi hatinya itu.

“Biarlah aku patah hati Yoong asalkan Kyuppa bahagia. Lagi pula bukankah cinta tak harus memiliki?”

“Ck. Jika aku menjadi dirimu aku pasti akan mempertahankan Kyuhyun. Bukankah cinta memang harus dipertahankan?”

Pertanyaan Yoona balik membuat Seohyun sedikit ragu namun selang beberapa detik dia tersenyum manis.

“Suatu saat nanti ada jalan yang akan menuntunku menuju cintaku.”

Yoona hanya bisa pasrah mendengar jawaban dari sahabat karibnya itu. Sebenarnya alasan Seohyun datang ke Korea adalah untuk kembali ke sisi Kyuhyun namun dia kalah cepat dengan Sooyoung yang sudah berhasil mendapatkan cinta Kyuhyun.

Tak lama datanglah pesanan Seohyun di kafe milik Yoona yang bernama Daisy. Kafe itu sudah berdiri sekitar 2 tahun. Nama Daisy merupakan pemberian dari Yoona karena gadis itu sangat menyukai bunga daisy. Enterior di kafe itu sangat glamor dan glowi sehingga tak heran banyak sekali pengunjungnya. Rata-rata yang dapat memesan tempat adalah pemuda-pemudi berkantong tebal. Kafe yang berada di distrik Yongsan-gu itu memiliki jarak cukup dekat dengan daerah-daerah wisata sehingga jika Yoona mengunjungi kafenya dia akan menyempatkan mampir ke salah satu tempat wisata. Yoona adalah tipe gadis yang suka berjalan-jalan jadi tidak heran jika dia hampir menghafal objek-objek wisata yang berada di Korea Selatan. Dulu saat SMP dia pernah ke Pulau Jeju sendirian karena kedua orangtuanya sibuk. Saat pulang Yoona mendapat omelan karena orangtuanya khawatir dia akan hilang. Yoona memiliki kakak bernama Im Youngji yang 2 tahun lebih tua darinya. Selain memliki kakak Yoona memiliki adik yang sama cantiknya dengannya dia bernama Im Shinbi.

Sudah satu setengah jam Seohyun berada di kafe Daisy namun dia enggan pulang ke apartemennya. Pernyataan Yoona tadi berhasil mengusik hati kecilnya. Seohyun termenung.

“Joo kau tidak kenapa-kenapa ‘kan?” tanya Yoona khawatir karena sahabatnya itu tiba-tiba diam.

“Aku tidak kenapa-napa.” Jawab Seohyun disertai senyuman manisnya.

“Syukurlah kalau begitu.”

***

Gangnam-gu, February 03rd

Kediaman keluarga Cho kali ini sangat ramai. Putra satu-satunya keluarga Cho hari ini akan merayakan ulang tahun yang ke-23. Seluruh sanak kerabat, teman kuliah, teman semasa SMApun di undang Kyuhyun untuk menghadiri pesta ulang tahunnya.

Sooyoung hari ini memakai dress berwarna biru dan memakai high hells setinggi 7 cm. Dia tampak cantik dengan rambut yang digerainya. Paman Oh sudah bersiap-siap di depan parkiran mobil untuk mengantar nona mudanya.

Sementara itu dilain tempat sahabat Sooyoung, Yuri kini telah siap dengan dress hitamnya yang glamour. Dia nampak seksi menggunakan dress itu. Dia sudah mempersiapkan hadiah yang sepesial untuk sahabatnya itu.

Kyuhyun kini tengah mondar-mandir di depan pintu kamarnya. Pemuda itu kini telah gundah. Dia tak sadar jika di luar kamarnya telah berdiri seorang gadis cantik yang mengenakan dress berwarna pastel

“Kyuppa acaranya sebentar lagi akan dimulai.”

Setelah mendengar teriakan Seohyun yang ke-3 Kyuhyun baru membukakan pintu.

“Seo aku harus bagaimana?”

“Anggaplah seolah-olah tak terjadi sesuatu Kyuppa.”

“Tapi aku tak ingin menyakitinya. Kau mau membantuku ‘kan?”

Nde.”

Sooyoung saat ini melangkah anggun ke ruang di mana acara akan diselenggarakan. Di sana teman-teman Kyuhyun sudah hadir.

“Sooyoung-ssi.” Panggil Seohyun dari arah ke rumunan.

Sooyoung melangkah ragu mendekati Seohyun.

Tak berlangsung lama acarapun dimulai. Kyuhyun melangkah dengan gagahnya menuju meja utama. Kini dia telah diampit oleh kedua orangtuanya beserta kakaknya.

“Baiklah silahkan kau tiup lilinnya Kyuhyu-ssi.” Ucap sang MC.

Kyuhyun meniup lilin yang berangka 23 dengan sangat khidmat. Kemudian dia memotong kue pertama. Kue pertama Kyuhyun dia persembahkan kepada orangtuanya yang telah menjaga dan mendidiknya dengan baik. Setelahnya dia memberikan kue kepada kakak tercintanya. Dan saat ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu seluruh orang. Kue ke-3 akan diberikan Kyuhyun kepada siapa.

Kyuhyun melangkah dengan pasti menuju Sooyoung. Saat akan menerima kue dari Kyuhyun…

“Kue ke-3 aku berikan kepada Seohyun, tunanganku.”

Seohyun menerima kue yang diberikan Kyuhyun dengan senang hati. Sementara itu di samping Seohyun telah berdiri Sooyoung yang tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

“Hari ini adalah pesta ulang tahunku sekaligus pesta pertunanganku dengan Seo Joohyun.” Ucap Kyuhyun lantang.

Bagai luka yang tersiram air garam, hati Sooyoung sakit mendengar pernyataan dari Kyuhyun. Tanpa melihat apa yang selanjutnya terjadi Sooyoung memutuskan meninggalkan pesta ulang tahun Kyuhyun.

Ditengah jalan Sooyoung tak sengaja menabrak Yuri yang baru saja tiba.

“Youngie apa yang terjadi?” tanya Yuri khawatir karena saat ini dia melihat Sooyoung yang tengah menagis.

Sooyoung tak menggubris pertanyaan Yuri dia lari menuju mobilnya. Sementara itu Yuri yang penasaran dengan apa yang terjadi memutuskan untuk masuk ke ruang utama acara diselenggarakan.

Saat ini mata Yuri tengah terbelalak ketika Kyuhyun memasangkan cincin ke jari manis Seohyun.

“Kalian hari ini resmi bertunangn.” Ucap Cho Younghwan selaku ayah Kyuhyun.

Dengan langkah yang cepat Yuri menyeret Kyuhyun ke suatu tempat.

“Kyuhyun apa yang kau lakukan?”

“Aku bertunangan dengan Seohyun.” Jawab Kyuhyun datar.

“Kau.. Kau itu kekasih Youngie. Lalu kenapa kau bertunangan dengan Seohyun?eoh”

“Aku.. Aku tak mencintai Sooyoung. Ternyata perasaanku ke dia hanya perasaan suka sesaat.”

Yuri melai geram mendengar perkataan Kyuhyun. Saat ini hatinya memanas dan pikirannya sudah sangat kacau.

PLAKK

Tamparan keras berasal dari tangan Yuri yang telah menampar pipi putih Kyuhyun.

“Jika kau tak mencintai Youngie kanapa kau menjadikannya kekasihmu?”

Saat ini butiran air mata telah mengalir dari mata Yuri. Dia sudah tak tahan lagi dengan kelakuan Kyuhyun.

Pipi Kyuhyun masih merasakan panasnya tamparan seorang Kwon Yuri. Dengan perlahan Kyuhyun menatap sahabatnya yang kini tengah menatapnya nanar.

“Maaf tapi aku sudah tak mencintai Sooyoung sejak Seohyun datang.”

“Cihs. Jadi semua ini gara-gara gadis bernama Seohyun itu?”

“Bukan begitu maksudku. Seohyun adalah cinta pertamaku dan …”

“Jadi kau berbohong telah mencintai Youngie?”

Kyuhyun hanya mengangguk pelan.

Yuri kali ini benar-benar geram melihat pengakuan dari Kyuhyun. Hati dan tubuhnya benar-benar hancur mengetahui kenyataan yang menimpa Sooyoung.

Saat akan meniggalkan rumah Kyuhyun Yuri sempat berbalik.

“Kyuhyun!”

Teriakan Yuri yang berjarak sekitar 6 meter berhasil mengalihkan pandangan Kyuhyun.

“Pembohong?….Itulah dirimu.”

Setelah mengucapkan kata itu Yuri melenggos menuju mobilnya.

Kyuhyun masih tercengang dengan perkataan Yuri barusan hingga tak sadar kini Seohyun sudah ada di sampingnya.

“Oppa ada apa?”

“Heum. Seo aku memang pantas di sebut pembohong.”

Tak terasa kini air mata Kyuhyun mulai turun membasahi pipinya. Hatinya sama hancurnya dengan hati Sooyoung saat ini namun dia lega bisa membuah gadis yang sangat dicintainya itu menjauh darinya.

***

Sooyoung sudah bebarapa hari tidak masuk kuliah karena demam. Pasca kejadian di rumah Kyuhyun Sooyoung memutuskan untuk berjalan-jalan di Sungai Hangang dan akhirnya dia terserang demam. Pikiran dan tindakannya sudah tidak sinkron. Dalam hatinya dia bertanya apakah Kyuhyun selama ini hanya mempermainkannya.

Saat pintu kamarnya diketuk Sooyoung sudah tak mendengar lagi karena saat ini gadis itu tengah terlelap delam mimpinya. Yuri pada akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar Sooyoung karena dia khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

“Youngie kau harus tabah.”

Karena merasa ada yang berbicara dengannya Sooyoung perlahan membuka mata indahnya.

“Yul?” ucap Sooyoung dengan suara seraknya.

Yuri yang tadinya memutuskan akan ke luar dari kamar Sooyoung kini membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekati ranjang Sooyoung.

“Aku kesepian tahu. Kau cepat sembuh ya?”

“Ya. Bagaimana dengan ujianmun?”

“Lancar. Makanya kau harus cepat sembuh agar kau bisa merasakan ujian diakhir-akhir kelulusan.”

“Nde. Besok aku sudah bisa masuk ke kampus lagi kok. Yul bisakah kau menemaniku?”

“Maksudmu?”

“Aish. Maksudku maukah kau menemaniku belajar bersama dan maukah kau menginap satu malam saja untuk menjagaku.”

“Siap tuan putri.”

Selang beberapa menit datanglah Bibi Han membawa senampan makanan untuk Sooyoung dan juga minuman untuk Yuri.

“Terimakasih bibi.”

“Sama-sama nona.”

Sooyoung kemudian menyambar semangkuk bubur yang diletakkan Bibi Han di nakas dekat tempat tidurnya. Perlahan-lahan dia melahap bubur yang menurut dia rasanya hambar.

Yuri hanya tersenyum melihat sahabatnya itu mulai kembali meskipun dia yakin hati Sooyoung belum sepenuhnya sembuh dari rasa sakit yang dialaminya.

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TUJUH

DESTINY

Another palace, February 24th

Sooyoung ternyata hanya pura-pura sembuh dari sakit hatinya. Nyatanya saat ini gadis bernama lengkap Choi Sooyoung itu tengah menangis di rooftop salah satu bangunan tua yang terletak tak jauh dari kampusnya. Ternyata rasa sakit yang Kyuhyun timbulkan benar-benar luar biasa.

Pasca ulang tahun, Kyuhyun mengajaknya untuk bertemu dan Sooyoung tak akan pernah menyangka jika hari itu adalah hari di mana kandasnya hubungan mereka. Ternyata Kyuhyun lebih memilih Seohyun dari pada dirinya. Mungkin kisah mereka seperti kisah Harry Potter dalam versi lain. Jika dalam cerita aslinya Harry bersama Ginny maka dalam versi kehidupan Sooyoung Harry pada akhirnya kembali ke sisi Cho.

Kali ini Sooyoung sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya, dengan langkah yang lamban dia berjalan menuju pinggiran rooftop.

“Mungkin meninggalkan dunia ini adalah keputusan terbaik. Daehyun oppa Kyungho oppa aku akan menyusul kalian.”

Salah satu kaki Sooyoung sudah melangkah ke bawah saat akan melangkahkan kaki untuk menerjunkan tubuhnya dari ketinggian 6 meter. Sooyoung merasa ada seseorang yang menariknya.

“Hei. Masalah tidak akan selesai jika kau mati nona.” Omel seorang pemuda yang tak dikenal Sooyoung.

“Ini bukan urusanmu.” Ucap Sooyoung dingin.

“Aku tidak bisa melihat seorang mati di depanku.”

“Aku Lee Donghae.” Ucap pemuda asing itu pada Sooyoung.

“Aku..”

“Aku mengenalmu. Choi Sooyoung anak dari pengusaha Choi Jungnam, adik dari Choi Siwon dan mantan kekasih dari Cho Kyuhyun.”

“Baa…bagaimana kau mengetahui tentang diriku?”

“Ck. Kau itu sangat terkenal jadi tak susah mencari informasi tentangmu. Aku juga tahu alasan kenapa kau hampir bunuh diri tadi.”

“Karena Cho Kyuhyun ‘kan.” Tebakan pemuda itu memang tidak meleset.

“Sok tahu.” Entah mengapa Sooyoung berbicara banyak kata dengan pemuda asing yang berada di sampingnya.

“Jika kau mati kau hanya akan menambah masalah. Pikirkanlah perasaan keluargamu sahabat-sahabatmu. Jangan hanya karena satu orang kau mengorbankan perasaan banyak orang. Lagi pula pemuda tampan bukan hanya Kyuhyun seorang.”

Sooyoung termenung dengan ucapan Donghae. Setelah dipikir-pikir memang benar perkataannya. Sooyoung tak bisa membayangkan jika dirinya meninggal bagaimana perasaan ayah ibunya, kakaknya, adiknya, dan sahabat-sahabatnya.

“Kau juga termasuk begitu?”

Kini entah mendapat kekuatan dari mana Sooyoung berani menjawab perkataan Donghae.

“Ya. Aku ini tergolong tampan lho.”

“Ck. Dasar narsis.” Tak disangka kini Sooyoung mulai tersenyum.

“Terimakasih Donghae-ssi kau telah menghiburku.”

“Nde. Tapi ini semua tidak gratis.”

“Ya. Kapan kapan kau boleh meminta imbalannya.”

***

Gangnam-gu, January 25th before Kyuhyun’s birthday

BRUKK

Kini Kyuhyun tengah pingsan di ruang makan.

“Kyunie.” Teriakan sang kakak berhasil membuat seisi rumah menuju sumber suara.

Dengan segala kekuatan yang dimiliki Ahra mencoba membangunkan Kyuhyun.

“Kyu bangun.”

Tak ada respon dari oarng yang kini berada dipangkuan Ahra.

“Ahra ada…”

Perkataan Cho Younghwan seketika berhenti saat melihat putranya kini tengah tergeletak tak berdaya. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki dia dan Ahra membawa Kyuhyun ke Seoul Hospital.

Suasana hati Ahra kali ini benar-benar kacau. Adik kesayangannya pingsang disertai keluarnya darah dari hidung adiknya tersebut. Beruntung Nyonya Cho sedang ada urusan di Jeju sehingga dia tidak melihat sang putra tergeletak tak berdaya. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya dokter yang menangani Kyuhyun keluar dari ruangannya.

“Bagaimana keadaan putra saya dokter?”

“Sebaiknya Anda ikut keruangan saya Tuan.”

Dari raut wajah sang dokter jelas tercetak bahwa keadaan Kyuhyun sedang tidak baik-baik saja.

“Ahra kau tunggu di sini, ya.”

“Ya ayah.”

Cho Younghwan kini mengikuti langkah Dokter Han Gura memasuki ruangannya. Setelah sampai di sana dia di persilahkan duduk.

“Menurut analisa saya putra anda mengidap penyakit kanker darah atau biasa disebut leukemia limfositik akut namun ini baru analisa sebaiknya kita melakukan ct scan agar mengetahui penyakit apa yang sedang diderita putra Anda.”

Younghwan hanya tertegun mendengar penjelasan dari dokter yang menangani putranya. Satu kalipun tak pernah terpikirkan di benaknya jika putranya itu mengidap pengakit yang mematikan.

“Baik dokter saya serahkan semuanya pada Anda.”

Younghwan melangkah lesu menuju Ahra yang kini duduk di ruang tunggu.

“Ayah. Penyakit apa yang di derita Kyuhyun?”

“Menurut analisa dokter dia mengidap penyakit leukemia limfositik akut.”

“Apa ? ba..bagaimana bisa?”

Ahra hanya bisa terduduk lemas saat mendengar jawaban dari ayahnya tadi. Dia tak menyangka adik yang dia sayangi tengah tergeletak di ruang ICU di rumah sakit Seoul.

“Jangan sampai ibumu tahu dulu.”

“Nde.”

Malam ini Ahra dan Younghwan menghabiskan malamnya dengan menginap di rumah sakit Seoul.

***

Sooyoung saat ini tengah berdandan rapi saat akan berangkat kuliah. Sejak kandasnya hubungan dia dengan Kyuhyun dia jarang bersolek namun hari ini ada yang sepesial. Dia akan makan siang di kafetaria kampus dengan pemuda yang pernah menolongnya.

“Hwaiting Sooyoungie kau pasti bisa melupakan Kyuhyun!”

Sooyoung berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Tak ada perbincangan yang terjadi antara Paman Oh dan Sooyoung namun Paman Oh tengah tersenyum melihat nonanya itu tampak lebih segar dari pada yang biasanya.

“Ada yang salah denganku paman?” tanya Sooyoung dari kursi penumpang.

“Tidak ada nona.”

“Lalu kenapa dari tadi paman memandangiku terus?”

“Nona hari ini tampak berbeda , lebih segar dari pada yang biasanya.”

Sooyoung hanya tersenyum malu mendengar penuturan dari sopir pribadinya. Dia memalingkah wajah agar Paman Oh tak memandanginya lagi.

“Hari ini aku akan makan siang dengan seseorang paman.”

Nugu[34]?”

“Temanku.”

“Saya senang Anda sudah tidak bersedih karena Tuan Kyuhyun.”

Setelah mendengar nama yang sudah lama sekali tak terucap dari orang-orang di sekitarnya Sooyoung tampak murung. Entahlah mungkin saat ini dia sedang mengenang pengkhianatan kisah cintanya. Setelah melihat perubahan mimik dari sang nona Paman Oh merasa bersalah telah menyebut nama Kyuhyun di depan Sooyoung yang belum sepenuhnya bisa melupakan namja tersebut.

“Maaf nona saya…”

“Tak apa paman. Cha! Menyetirlah yang cepat agar aku tak terlambat.”

“Nde,”

Kyuhyun oppa sesakit inikah rasanya patah hati? Kau pasti tahu aku sangat mencintaimu namun mengapa kau malah memilih kembali ke sisi Seohyun? Apakah aku ini tidak ada artinya dalam kehidupanmu?

Pertanyaan demi pertanyaan terus memenuhi pikiran Sooyoung.

“Nona kita sudah sampai.”

“Eum.”

Sooyoung tersadar dari lamunannya. Kemudian dia turun dari mobilnya dan berjalan menuju kafetaria karena Donghae sudah menunggunya.

“Maaf aku terlambat.”

Gwenchana. Aku juga baru saja sampai.”

“Donghae-ssi silahkan pesan sesukamu hari ini aku akan mentraktirmu.”

“Nde.”

Donghae benar-benar memanfaatkan janji Sooyoung kali ini dia memesan makanan yang sangat banyak beruntunglah Sooyoung karena dia dilahirkan dari keluarga kaya.

“Tak ku sangka porsi makanmu juga banyak.”

Donghae tak memberi tanggapan atas ucapan Sooyoung dia terus melanjutkan acara makannya hingga tak disangka jam mata kuliahnya akan segera dimulai.

“Sooyoung-ssi terimakasih sudah mentraktirku.”

“Sama-sama.”

Langkah Donghae menuju kelasnya merupakan awal dari takdir Sooyoung yang baru dan tentunya penentu kehidupannya.

***

France, January 02nd

Saat ini Sooyoung tengah berada di negara yang di juluki negara mode dunia. Prancis, tepatnya di Paris yang merupakan pusat dari dari Negara Prancis. Dia saat ini tengah berbincang-bincang bersama Mrs. Sarah Kim yang merupakan desainer internasional. Dia merupakan warga Prancis yang mewarisi darah Korea.

“Mrs. Kim bagaimana dengan rancanganku?” tanya Sooyoung setelah menyerahkan rancangannya minggu lalu.

“Tak terlalu buruk honey namun ada sedikit yang kurang.”

“Apa itu?”

“Sisi romantis dari gaun musim semi ini kurang menonjol”. “Sepertinya kau harus banyak-banyak mencari inspirasi.”

Sooyoung tak menanggapi perkataan Mrs. Kim dia malah menoleh ke arah luar kafe. Saat ini di Paris sedang musim salju dan musim salju mengingatkan Sooyoung pada Daehyun.

“Honey kau mendengarku.” Ucap Mrs. Kim khawatir karena dari tadi Sooyoung hanya diam.

“Ya aku mendengarmu yeodongsaeng.”

Sooyoung memanggil demikian karena Mrs. Kim merupakan istri dari adik Sooyoung, Choi Minho. Meskipun sudah menikah dengan Minho Sarah Kim tetap ingin dipanggil dengan marga Kim karena marga itu merupakan marga leluhurnya.

“Yakk. Eonni kenapa kau terus melamun? Jangan-jangan dari tadi aku bicara kau tak mendengarkanku?”

“Aku mendengarkan ucapanmu tapi hanya sebagian.”

Sarah hanya menghela nafas panjang. Sejak menikah dengan Minho 3 tahun lalu dia perlahan namun pasti mulai mengenal sifat kakak iparnya itu.

“Kapan eonni akan menerima lamaran Donghae oppa?” tanya Sarah mengalihkan topik pembicaraan.

“Aku tak tahu Sarah. Mungkin sebentar lagi.”

“Mau sampai kapan eonni terus menyuruh Donghae oppa menunggu? Ini sudah 3 tahun.”

“Tapi aku..akuu..”

Sarah mulai menggenggam tangan Sooyoung. Dia tahu bahwa sebentar lagi anak sungai akan tercipta di pipi indah Sooyoung. Sarah mengerti bahwa kakak iparnya itu ternyata masih menyimpan rasa pada pemuda yang bernama Cho Kyuhyun. Minho sudah menceritakan semua pada Sarah. Saat ini di keluarga Choi yang belum menikah hanya Sooyoung. Siwon akhirnya melamar Yuri saat wanita itu lulus dari Kyunghee, Soojin telah menikah dengan temannya yang berasal dari Jepang dan Minho telah menikah dengan Sarah yang merupakan desainer pakaian yang telah Minho promosikan.

Donghae sudah melamar Sooyoung sebelum wanita itu lulus namun Sooyoung belum memberi jawaban. 4 tahun sudah berlalu semenjak Donghae menyatakan perasaannya ke Sooyoung namum sampai saat ini wanita itu belum mengambil keputusan apapun.

“Sarah sebaiknya kita kembali ke Korea. Aku pikir kita sudah terlalu lama meninggalkan keluarga kita.”

“Nde. Aku juga merindukan Minho oppa.”

Hujan salju di luar Kafe Louis mulai reda. Saat ini masyarakat Paris tengah berlalu-lalang menuju tempat yang mereka tuju. Americano adalah minuman yang Sarah pesan sedangkan Mintchocoa adalah pesanan Sooyoung. Sooyang dan Sarah kini tengah menyeruput pesanan masing-masing. Hening, itulah suasana yang tengah menyergap diantara Sarah dan Sooyoung.

***

Beijing, China

Langkah demi langkah mengantarkan Yuwon menuju kelasnya. Hari ini adalah hari dimana dia memasuki kelas baru. Saat ini dia tengah duduk di kursi paling depan. Meskipun baru berumur 4 tahun namun Yuwon sudah sekolah di TK yang berada di pusat kota Beijing. Dia mewarisi ketampanan dan juga kepintaran ayahnya. Yuwon merupakan putra dari Choi Siwon dan Choi Yuri. Dia merupakan sesosok anak yang tampan dan mudah bergaul di lingkungannya. Meskipun terlahir dari keluarga yang kaya raya namun Yuwon tak memilah milih teman.

“Yuwon kau mau belajar di rumahku tidak?” ajak seorang anak yang duduk tak jauh darinya.

“Aku mau. Tapi Xian aku tak tahu rumahmu.”

“Nanti kau pulang bersamaku. Okey”

“Okey”

Kelas Yuwon sekarang mulai sepi. Satu persatu penghuninya mulai meninggalkan kelas karena jam sekolah sudah diakhiri sejak 15 menit yang lalu. Kini Yuwon dan Xian tengah bersiap-siap mengemasi barang mereka.

“Xian nanti aku minta ijin ke orangtuaku tidak apa-apa ‘kan?”

“Tak apa-apa. Sebaiknya kau hubungi orangtuamu sekarang agar kita pulangnya lebih cepat.”

Yuwon mulai memencet angka yang sangat dia hafal.

“Ayah nanti aku pulangnya agak terlambat. Aku mau belajar bersama ke rumah temanku.”

“Ya hati-hati di jalan sayang. Bye

Bye ayah”

PIP

Yuwon mematikan panggilannya dan memasukkan ponsel ke tasnya kembali.

“Ayo.”

Musim gugur kini melanda pusat Negara Tirai Bambu. Banyak dau-daun berserakan di sepanjang perjalanan Yuwon menuju rumah sahabatnya. Saat ini Yuwon tengah menikmati pemandangan yang ada di hadapannya.

“Yuwon nanti kau ku ajak ke tempat paling menyenangkan.” . “Disana banyak teman-temanku.”

“Baiklah aku mau menerima ajakanmu.”

Setelah sampai di rumah Xian dan Yuwon menuju kamar Xian dan mulai belajar bersama.

KRUYUK

Perut Yuwon mulai memberontak. Saat ini dia mulai lapar karena belum makan siang.

“Yuwon kau lapar?” tanya Xian polos. “Ya ampun maaf aku lupa kita kan belum makan siang.”

Xian kemudian mengajak Yuwon menuju dapur untuk mengambil makan. Yuwon nampak lahap memakan makanan yang disajikan Xian sementara itu Xian hanya tersenyum. Setelah kenyang Xian dan Yuwon menuju kamar Xian untuk melanjutkan acara belajar mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore kini Xian dan Yuwon tengah berjalan menuju tempat yang dimaksud Xian siang tadi. Senyum mulai mengembang di wajah Yuwon setelah dia sampai di tempat yang Xian maksud.

“Aku suka tempat ini Xian.”

“Yuwon ayo bergabung.”

Tak menunggu beberapa lama Xian dan Yuwon bergabung dengan anak-anak yang tengah memainkan permainan sepak bola.

Di kediaman Choi Siwon, Yuri terus mondar-mandir menunggu putranya yang belum pulang dari sekolahnya.

“Aish. Yu-i kenapa kau belum pulang.”

Yuri tampak frustasi memikirkan keberadaan sang putra. Sopir pribadi sang putra juga susah dihubungi dan itu membuat kekhawatiran Yuri semakin memuncak. Dia takut putranya diculik seperti yang ada di film-film.

“Yeobo kau kenapa?” tanya Siwon yang kini duduk di samping Yuri.

“Oppa kau tahu dari tadi Yu-i belum pulang. Aku khawatir sesuatu yang buruk terjadi padanya.”

“Ya ampun. Yeobo aku lupa memberi tahumu bahwa Yuwon akan pulang terlamat karena dia sedang belajar di rumah temannya.”

TAKKK

Yuri menjitak kening Siwon tanpa ampun.

“Yalkk. Oppa kenapa kau baru bicara sekarang? Aku sudah mati-matian mengkhawatirkan anak kita.”

“Maaf aku lupa.”

“Aku pulang.”

Dari arah pintu besar keluarga Siwon nampak putranya kini digendong sang sopir.

“Ayah ibu maaf aku terlambat. Tadi di sana aku keasyikkan bermain.”

“Sayang ibu sangat mengkhawatirkanmu.” Ucap Yuri seraya memeluk putranya.

“Maafkan aku ya bu?” Yuwon menyesal telah membuat ibunya khawatir.

“Ya. Lain kali kau hubungi ibu jika ingin bermain di rumah temanmu. Janji?”

“Janji.”

***

Gangnam-gu

Sesosok pemuda kini tengah terlelap di ranjang besar miliknya. Mungkin dia tengah menikmati kedamaian di sisa-sisa akhir hidupnya. Cho Ahra, kakak dari pemuda yang kini sedang terlelap kini menatap tubuh adiknya dengan sendu. Pasca Kyuhyun menderita penyakit leukemia tubuh pemuda itu semakin hari semakin kurus. Serangkaian pengobatan telah dilakukan Kyuhyun dari pengobatan tradisional sampai pengobatan modern. Terakhir dia menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jepang namun hasilnya masih nol. Pada akhirnya Kyuhyun memutuskan kembali ke negara asalnya dan ingin menikmati keindahan kota Seoul di akhir sisa hidupnya.

“Kyu aku tak menyangka penyakit mematikan itu telah membuatmu seperti ini.”

Ahra mulai menangis dalam diam. Sebagai seorang kakak dia sangat terluka melihat adik semata wayangnya terbaring lemah. Selain itu dia juga tak tega terus menerus melihat adiknya kesakitan saat penyakitnya kambuh.

“Andai aku bisa melakukan apa yang ingin kau dapat. Aku rela melakukannnya apapun itu Kyu.”

Ahra mulai menutup pintu kamar adiknya.

Setelah Ahra keluar dari kamar, Kyuhyun mulai membuka matanya. Sebenarnya dari tadi Kyuhyun tidak tidur namun dia hanya ingin membuat kakaknya merasa tenang.

“Maafkan aku noona, aku hanya bisa merepotkanmu.”

Semenjak mengetahui dirinya mengidap leukemia Kyuhyun mulai melepaskan sesuatu yang dicintainya termasuk melepaskan gadis yang sangat dia cintai, Choi Sooyoung. Kyuhyun dan Seohyun memerankan drama yang sangat apik guna membuat Sooyoung pergi menjauh dari Kyuhyun. Gadis itu sama terlukanya dengan Kyuhyun namun Kyuhyun tak ingin gadisnya itu berlarut larut dalam kesediahannya. Biarlah penyakit Kyuhyun hanya diketahui keluarga terdekatnya dan juga kerabatnya.

Saat ini Kyuhyun merasa kepalanya seperti ditimbun beberapa ton batu sehingga dia susah berpikir. Perlahan dia mulai kehilangan kesadarannya dan akhirnya pingsan.

Ahra memasuki kamarnya dengan lega setelah melihat adiknya tertidur pulas namun dia baru ingat bahwa ponselnya tertinggal di nakas kamar Kyuhyun.

“Ya ampun!”

Langkah Ahra semakin cepat menuju kamar Kyuhyun yang terletak hanya berseberangan dengan kamarnya. Setelah membuka kamar Kyuhyun Ahra berjalan pelan menuju nakas karena dia tak ingin adiknya terganggu. Setelah mengambil ponselnya Ahra sempat melirik Kyuhyun namun setelah mengamati Kyuhyun dengan seksama mata Ahra membulat.

“Kyu bangun.” Ahra terus mengguncang tubuh Kyuhyun. Tak ada reaksi apapun dari Kyuhyun.

“Ayah!!!”

Ahra berteriak kesetanan. Air mata kini mulai membanjiri pipi Ahra. Dia tak kuasa melihat adiknya mengalami kejadian seperti ini.

Cho Younghwan melangkah dengan gusar setelah mendengar teriakan sang putri. Dengan segala kekuatan yang dia miliki dia berlari ke lantai dasar menuju kamar Kyuhyun.

“Ahra apa yang terjadi pada Kyuhyun?”

“Aku tak tahu.”

Ahra dan Tuan Cho akhirnya memapah Kyuhyun menuju mobil dan membawanya ke Rumah Sakit Seoul.

Perasaan takut kini menyergah Ahra, dia tak mau kehilangan adik yang sangat dicintainya itu.

“Bertahanlah Kyu.”

Setelah sampai di rumah sakit tim yang bertugas sudah siap-siap di lobi. Dengan bantuan tim rumah sakit Tuan Cho dan Ahra membawa Kyuhyun menuju ruang ICU.

“Ayah, aku takut sesuatu yang buruk menimpa Kyuhyun.”

“Berdoalah pada Tuhan agar adikmu tidak kenapa-napa.”

Langkah yang memburu kini berjalan menuju tempat di mana Ahra dan Tuan Cho duduk. Dari kejauhan mereka melihat Nyonya Cho.

“Ahra-ya apa yang terjadi pada Kyunie?”

“Aku tak tahu ibu. Tadi saat di kamarnya aku melihat dia sudah tak sadarkan diri.”

Selang beberapa menit dokter yang menanyangi Kyuhyun ke luar. Dari wajahya tercetak jelas bahwa Kyuhyun saat ini dalam ke adaan yang tidak baik-baik saja.

“Dokter bagaimana dengan keaadaan putra saya?” ucap Tuan Cho cemas.

“Keadaan putra anda semakin memburuk. Perkiraan dia hidup tak lama lagi. Sebaiknya kita terus berdoa dan memberikan dukungan agar dia tabah menghadapi semua ini.”

Setelah mendengar penjelasan sang dokter tubuh Tuan Cho lemas. Dia seperti kehilangan oksigen disekelilingnya. Wajahnya nampak pucat dan matanya nampak sayu.

“Tuhan berikan jalan terbaik untuk kehidupan anak hamba.”

***

Gimpo Airport, January 10th

Sooyoung dan Sarah kini turun dari pesawat yang telah membawa mereka menuju kampung halaman Sooyoung. Di bandara Minho dan Oh Jungsik sudah menunggu mereka sejak setengah jam yang lalu.

Noona, yeobo” teriak Minho setelah mereka berada tak jauh darinya.

“Minho-ya”

Sooyoung sangat bersemangat berjalan menuju adik yang sangat dia rindukan. Sesampainya di sana Sooyoung memeluk tuhub Minho dengan erat.

“Apa kabar ?”

“Aku baik-baik saja noona. Sarah kau tak mau memelukku?” tanya Minho manja setelah melihat Sarah hanya berdiri di samping kakaknya.

GREPP

Sarah memeluk erat tubuh sang suami yang ditinggalkannya beberapa bulan. Setelah melepaskan pelukannya Sarah, Sooyoung, Minho dan Paman Oh berjalan menuju mobil yang sudah dipersiapkan. Sebelum pulang Sooyoung memutuskan mengunjungi makam Bibi Han yang terletak tak jauh dari Gimpo.

“Paman kita mengunjungi makam Bibi Han dulu. Sudah lama sekali aku tak mengunjunginya.”

“Baik nona.”

Bibi Han meninggal 2 tahun lalu. Dia ternyata menyembunyikan penyakit yang sangat mematikan lebih dari 10 tahun. Kanker hati telah memisahkan Bibi Han dan keluarga Choi. Sebelum meninggal Bibi Han berpesan agar Sooyoung selalu bahagia apapun yang terjadi dia juga berpesan agar Sooyoung tak salah langkah dalam memilih jalan hidupnya.

Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya Sooyoung dan rombongannya telah sampai di pemakaman umum.

Sooyoung perlahan berjalan menuju pembaringan Bibi Han. Kemudiaan dia meletakkan serangkaian bunga yang sudah dibeli. Sooyoung tak pernah menyangka Bibi yang sudah dia anggap keluarganya sendiri kini sudah pergi meninggalkannya.

“Semoga Bibi tenang di alam sana.”

Setelah mengunjungi makam Bibi Han Sooyoung, Sarah, Minho beserta Paman Oh pergi menuju kediaman Keluarga Choi yang terletak di Seodaemun-gu. Tak ada satupun obrolan yang tercipta, Sooyoung dan Sarah sama-sama lelah karena perjalanan jauh yang mereka tempuh selain itu pesawat yang mereka tempati sempat delay 1 jam.

Sooyoung melangkah riang menuju pintu rumahnya diikuti Sarah dan juga Minho sementara itu Paman Oh sedang mengeluarkan barang-barang Sooyoung dan Sarah dari bagasi.

“Annyeong”

“Annyeong”

Setelah menjawab salam dari pembantu-pembantunya Sooyoung sesegera mungkin berjalan menuju kamarnya guna mengistirahatkan tubuhnya.

“Noona kau tak makan dulu?”

Tanya Minho yang berada di lantar dasar.

“Tidak Minho-ya aku ingin istirahat dulu.”

Sooyoung melanjutkan langkahnya setelah sepat terhenti. Dia sudah tidak sabar menuju kamar yang dia rindukan. Sesampainya di kamar Sooyoung melepas mantel dan sepatu yang dipakai. Tak lama kemudian Sooyoung sudah menerjunkan tubuh indahnya di tempat tidur.

Saat ini Minho dan Sarah sedang menikmati makan siangnya di ruang makan milik keluarga Choi. Selama makan hanya dentingan sendok dan garpu yang menemani mereka. setelah selesai makan Minho dan Sarah berjalan menuju kamar mereka yang terletak tak jauh dari ruang makan.

“Sayang kau sudah mengatakannya pada noona ‘kan?” tanya Minho disela-sela dia melepaskan sepatu yang tadi melekat di kakinya.

“Sudah oppa namun eonni belum memberikan respon positif. Aku takut Donghae oppa akan berpaling dari Sooyoung eonni.” Sarah bermaksud mengutarakan isi hatinya.

“Jika Donghae hyung benar-benar mencintai Sooyoung noona sampai kapanpun dia rela menunggu jawaban noona.”. “Ayo istirahat pasti kau lelah dengan perjalanan yang kau tempuh.”

Nde

***

Osaka, Japan

Setelah menikah dengan Kanagawa Ichi, Choi Soojin memilih untuk menetap di negara suaminya. Lagi pula Soojin juga sudah memiliki sekolah musik yang dia dirikan bersama teman-temannya. Soojin merasa Jepang adalah rumah ke-2 setelah Korea.

Itadakimasu[35]

Hari ini Soojin memasak tenpura, sushi, dan sukiyaki. Soojin sangat senang suaminya pulang lebih awal jadi dia tidak perlu memanaskan masakannya.

“Sayang bagaimana masakanku?” tanya Soojin disela-sela makan.

Oishii desu[36].”

Senyuman indah mengembang di wajah Soojin atas tanggapan suaminya. Beruntung dia sempat kursus masak beberapa bulan saat dia dan Minho masih kuliah di Tokyo.

Meskipun sudah menikah selama 2 tahun namun Soojin dan Kanagawa belum juga dikaruniai seorang putra namun mereka tak pernah mengeluh. Mereka saat ini masih menikmati kebersamaannya. Jam dinding di ruang makan keluarga Kanagawa sudah menunjukkan jam 07.00 malam yang artinya jam makan malam sudah akan berakhir. Setelah selesai makan Soojin mencuci piring dan juga gelas kotor. Tak lama kemudian dia berjalan menuju kamarnya yang terletak di ujung lorong rumahnya.

Sesampainya di kamar Soojin melihat suaminya sudah berganti dengan baju piama berwarna hitam klasik. Soojin memandangi suaminya dalam-dalam sampai dia tidak mendengar bahwa suaminya telah memanggil namanya.

“Soojin san”

Kanagawa khawatir melihat istrinya yang masih berdiri diambang pintu kamar mereka. Dengan perasaan was-was dia berjalan menuju istrinya.

“Soojin kau kenapa?” tanya Kannagawa setelah berhasil memegang pundak istrinya.

“Aku..aku tidak apa-apa. Ayo kita tidur.”

Soojin dan Kanagawa kemudian membaringkan tubuh mereka di tempat tidur.

Oyasuminasai[37]

Oyasuminasai

Malam sudah semakin larut. Kini Soojin dan suaminya sudah tidur.

***

Sooyoung kini tengah mondar-mandir di kamarnya. 5 menit yang lalu Donghae mengirim pesan bahwa dia dan keluarganya akan berkunjung. Jika masih ada Bibi Han mungkin Sooyoung tak akan segusar ini.

“Ya Tuhan bagaimana ini? Apa aku harus menerima Donghae oppa sedangkan aku belum bisa membuang kenanganku bersama Kyuhyun.”

Tanpa Sooyoung sadari Sarah kini berada di ambang pintu kamarnya. Dia hanya tersenyum melihat tingkah kakak iparnya.

“Eonni, appa dan eomma sudah menunggu kita untuk sarapan.”

Sooyoung seketika mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.

“Eum. Ya aku akan turun sebentar lagi Sarah-ya.”

Setelah mendengar perintah Sooyoung Sarah undur diri dari kamar Sooyoung dan berjalan menuju ruang makan yang terletak di lantai dasar.

“Sayang noona mana?”

“Dia nanti akan menyusul.”

Minho hanya ber-oh-ria mendengar jawaban dari sang istri.

Tak lama kemudian Sooyoung turun menyusul mereka makan. Hening itulah suasana yang tergambar dari acara sarapan keluarga Choi hari ini. Entah mengapa seluruh anggota berada di pikiran masing-masing sampai akhirnya Choi Jungnam memecah kesunyian yang terjadi.

“Ehem. Youngi dari seluruh putra putriku hanya kau yang belum berkeluarga. Ayah meminta agar kau segera berkeluarga lagi pula umurmu juga sudah matang. Apa lagi yang kau tunggu?.”

Pernyataan sekaligus pertanyaan dari sang ayah membuat Sooyoung menghentikan aktifitas makannya. Dia hanya menundukkan wajahnya. Tak lama kemudian dia mengangkat wajahnya dan tersenyum ke arah ayahnya.

“Ayah tak usah khawatir. Hari ini Donghae oppa akan datang beserta keluarganya untuk melamarku.”

Pernyataan Sooyoung membuat semua yang hadir di meja makan tercengang. Tak terpikirkan oleh mereka bahwa Sooyoung akan menerima ajakan Donghae. Tuan Choi hanya tersenyum mendengar perkataan putrinya. Sementara itu Minho dan Sarah saling tatap, mereka belum yakin bahwa Sooyoung benar-benar akan menerima lamaran Donghae.

“Kau benar-benar akan menerima Donghae hyung, noona? Tanya Minho memastikan.

“Iya Minho-ya. Dia menunggu jawaban dariku sudah lama. Aku tak mau mengecewakannya.”

Seketika senyum yang tercetak di wajah Minho sirna saat Sooyoung menyeselesaikan kaliamatnya.”Jadi hanya karena noona tak ingin mengecewakan Donghae hyung sehingga noona menerima lamarannya” batin Minho.

“Aku sangat senang akhirnya kau menerima Donghae, eomma berharap kau bahagia.”

“Ya eomma aku sangat bahagia.”

Terpaksa Sooyoung menghadirkan senyum yang tidak sesungguhnya. Sooyoung sudah memutuskan untuk menerima lamaran Donghae. Dia hanya tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.

Jam dinding di ruang tamu kediaman Choi sudah menunjukkan pukul 1 siang. Sebentar lagi Donghae dan keluarganya akan berkunjung sesuai jadwal yang telah di tentukan.

Tok..tok..tok

Terdengar suara ketukan dari pintu besar kediaman Choi. Sooyoung sesegera membukakan pintu untuk tamu yang sudah ditunggunya sejak pagi tadi.

“Annyeong.”

“Annyeong. Silahkan masuk.”

Donghae beserta kedua orangtuanya kini telah memasuki kediaman Choi. Saat memasuki rumah tersebut yang pertama dilihat adalah maha karya Leonardo Da Vinci, Monnalisa. Hari ini Donghae tampak tampan dengan kemeja putih dibalut jas berwarna hitam. Selain itu Tuan dan Nyonya Lee juga tak kalah mempesonanya.

Setelah dipersilahkan duduk oleh sang pemilik rumah, Donghae dan orangtuanya mendudukkan tuduhnya di sofa berwarna peach yangterletak di ruang tamu.

Tanpa mengunggu berlama-lama Donghae mengutarakan maksud kedatangannya.

“Tuan Choi ijinkan saya meminang putri anda.”

Choi Jungnam menatap lekat-lekat sosok lelaki yang berada di hadapannya.

“Aku mengijinkanmu jika putriku bersedia.”

Semua mata kini tengah menatap Sooyoung yang tengah menunuk.

“Bagaimana Sooyoungi?” tanya Donghae.

Sooyoung masih bingung dengan jawaban apa yang harus dia lontarkan namun dia sudah bertekad akan menerima Donghae.

“Aku bersedia oppa namun…bolehkah kita bertunangan dulu. Aku ingin lebih mengenalmu sebelum kita memulai membina sebuah keluarga.”

“Aku setuju.”

***

Waktu yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Hari ini adalah hari di mana Sooyoung akan bertunangan dengan Donghae. Seluruh anggota keluarga Choi dan Lee sudah berkumpul di Seoul Pasific Hotel untuk menghadiri acara pertunangannya.

Sooyoung saat ini masih dirias oleh penata rias profesional yang merupakan sahabatnya saat masih kuliah, Joo Namsoo.

“Youngie aku tak menyangka kau akan bertunangan. Ku kira kau akan menjadi perawan tua.”

“Nami kau sungguh berisik.” Hanya itu tanggapan dari Sooyoung.

DERTTT

Ponsel Sooyoung bergetar, tanda bahwa ada panggilan masuk.

“Yeobseo.”

“…”

“Nde.”

“…”

Pyarr

Ponsel Sooyoung jatuh dari genggamannya. Air mata kini mulai mengalir dari mata indah Sooyoung.

“Youngi apa yang terjadi?” tanya Namsoo khawatir.

“Soojin eonni…Soojin eonni kecelakaan.”

Setelah mendengar kabar duka yang dialami Soojin den suaminya, Keluarga Choi dan Lee memutuskan untuk mengundur pertunangan Sooyoung dan Donghae. Mereka bergegas ke Seoul Hospital guna melihat bagaimana keadaan Soojin dan Kanagawa.

Saat ini Sooyoung tengah menangis di pelukan sang adik.

“Minho-ya ini mimpikan? Eonni tak mungkin masuk ke ruangan itu ‘kan?” tanya Sooyoung pada adiknya.

Sooyoung sangat trauma dengan namanya ruang UGD. Dia sudah 2 kali memasuki ruangan itu dan 2 kali pula dia hampir meregang nyawa. Tak pernah terbayangkan olehnya jika kakak yang dia cintai sekarang berada di ruangan tersebut.

Suasana sangat mencekam pasalnya dokter yang menengani Soojin dan Kanagawa belum keluar juga padahal mereka masuk sudah lebih dari 4 jam.

“Bagaimana keadaan anak saya dokter?” tanya Choi Jungnam setelah dokter yang menangani anaknya keluar dari ruang UGD.

“Bersyukurlah pada Tuhan. Saat ini Nona Soojin dan Tuan Kanagawa sudah melewati masa kritisnya.”

Terdengar helaaan nafas lega dari setiap orang yang hadir di sana.

“Saya permisi Tuan, ada pasien lain yang harus saya tangani.”

“Ya silahkan.”

Keluarga Lee sudah pulang dari 2 jam yang lalu namun Donghae saat ini masih menemani Sooyoung.

“Oppa pulanglah hari sudah mulai gelap.”

“Tidak Youngi, aku akan menemanimu.”

“Oppa, aku tak ingin kau kelelahan menungguku jadi pulanglah. Plis”

“Baiklah tapi kau harus berjanji kau akan baik-baik saja. Janji?”

“Janji.”

CUP

Tak disangka Donghae akan mengecup kening indah Sooyoung. Setelah mengecup kening Sooyoung, Donghae berjalan pulang. Sooyoung saat ini masih tercengan dengan apa yang dilakukan Donghae barusan.

***

Sooyoung tengah berjalan tergesa menuju kantin yang berada di rumah sakit. Saat ini dia benar-benar lapar, sedari malam dia belum memakan apapun.

Sesampainya di ruang resepsionis dia dikejutkan dengan keberadaan Kyuhyun dan Seohyun.

“Oppa” ucap Sooyoung lirih namun suara itu terdengar di telinga Kyuhyun dan Seohyun karena saat ini rumah sakit masih dalam keadaan sepi.

Mata Kyuhyun membulat saat melihat Sooyoung berdiri tak jauh darinya. Setelah berada di alam sadarnya dia bergegas memalingkan wajahnya.

“Joo ayo jalan aku tidak ingin bertemu dengannya.”

Setelah mendengar perkataan Kyuhyun, Seohyun mendorong kursi roda yang diduduki Kyuhyun, menjauh dari jangkauan Sooyoung. Tak semudah itu rupanya menghindar dari seorang bernama Choi Sooyoung.

“Oppa apa yang sebenarnya terjadi padamu?” sergah Sooyoung setelah berhasil menghadang jalan Kyuhyun.

“Bukan urusanmmu” ucap Kyuhyun dingin.

Meskipun sempat sakit hati dengan perkataan Kyuhyun barusan Sooyoung tetap saja tak ingin melepas langkah Kyuhyun.

“Sooyoung-ssi bolehkah kami lewat ada hal yang harus kami lalukan.” Seohyun berusaha bijak agar tak menyakiti hati Sooyoung.

“Baiklah. Meskipun kau tak mau mengatakannya aku akan mencari tahu kebenarannya sendiri oppa.”

Sooyoung sudah menjauh dari pandangan Kyuhyun. Namja itu masih tertegun dengan perkataan Sooyoung.

“Joo kita kembali ke kamarku saja. Aku tak berminat untuk jalan-jalan hari ini.”

“Baik oppa.”

Kali ini Sooyoung melangkah dengan lesu menuju kantin. Dia senang bertemu Kyuhyun kembali namun ada sedikit rasa khawatir saat melihat Kyuhyun yang duduk di kursi roda. Tak jauh dari pandangannya Sooyoung melihat Ahra sedang sarapan kimbab di meja paling ujung. Tanpa menunggu lebih lama Sooyoung menghampiri Ahra.

“Ahra eonni.”

Seketika saat mendengar namanya dipanggil Ahra menghentikan acara sarapannya.

“Soo..Soyoungi?” ucap Ahra tak percaya.

Sooyoung mendudukkan tubuhnya di kursi kosong seberang Ahra duduk. Dia menatap lekat-lekat mata mata Ahra.

“Aku berharap eonni mengatakan hal yang sejujurnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kyuhyun oppa?” tanya Sooyoung penuh harap.

Ahra berusaha menelan salivanya dengan tenang. Saat ini tak ada pilihan lain selain mengatakan hal yang sebenarnya pada Sooyoung. Ahra menghela nafas panjang sebelum dia mengatakan hal yang dijaga rapat-rapat oleh Kyuhyun.

“Kyuni sakit.”

2 kata itu berhasil membuat mata indah Sooyoung membulat sempurna.

“Dia mengidap penyakit leukemia sejak 4 tahun lalu. Di sini dia menjalani perawatan karena penyakitnya kambuh.”

“Lalu…lalu kenapa saat masih kuliah Kyuhyun oppa tak menceritakannya padaku?”

Air mata kini membasahi pipi Sooyoung. Dia tak kuasa menahan tangis. Tak pernah terpikirkan olehnya Kyuhyun yang ceria mengidap penyakit yang mematikan. Ahra tak bisa melihat Sooyoung menangis, dia akhirnya merengkuh tubuh Sooyoung dalam pelukannya.

“Dia tak menceritakannya padamu karena dia tak ingin kau bersedih.”

Hari itu Ahra menceritakan semua fakta yang telah disembunyikan oleh Kyuhyun. Dia tak tega melihat 2 orang yang disayanginya saling terluka karena sebuah kebohongan. Ahra rela menerima resiko karena dia telah membocorkan rahasia Kyuhyun.

***

Mentari bersinar dengan terangnya menyinari langit Seoul. Pagi ini Sooyoung memutuskan untuk bertemu Kyuhyun di atap rumah sakit. Sudah 10 menit berlalu namun Kyuhyun tak kunjung datang.

TREK

Pintu atap akhirnya terbuka.

Saat ini yang dilihat Sooyoung adalah Kyuhyun yang sedang duduk di kursi roda dan Seohyun mendorong kursi rodanya.

“Aku permisi dulu.” Ucap Seohyun seraya meninggalkan atap rumah sakit.

Seohyun sangat paham jika saat ini adalah waktu yang tepat untuk Sooyoung dan Kyuhyun berbicara secara pribadi.

“Annyeong oppa”

“Annyy..anyyeong. Cepat katakan apa yang ingin kau katakan aku tak punya banyak waktu” ucap Kyuhyun dingin.

Sooyoung hanya tersenyum mendengar lontaran kata yang keluar dari mulut Kyuhyun. Suara itu, suara itu sangat dia rindukan.

“Oppa kenapa kau tak mengatakan yang sebenarnya?” Sooyoung memulai pembicaraan.

“Tentang apa?” tanya Kyuhyun tak mengerti.

“Tentang penyakitmu dan tentang perasaanmu.”

“Ba..bagaimana kau.. pasti Ahra noona. Semua itu tak penting Soo, menjauh dariku .” ucap Kyuhyun seraya memutar kursi rodanya dan berniat akan meninggalkan Sooyoung.

“Ck, tak penting katamu oppa?? Tapi itu sangat penting untukku.”

Kyuhyun terus menjalankan kursi rodanya, berusaha tak mendengarkan perkataan Sooyoung.

“Baiklah jika memang aku tak penting untukmu. Pembohong?…itulah dirimu. Kau beranggapan aku akan bersedih jika aku mengetahui penyakitmu. Kau beranggapan bahwa kau tak pantas untukku. Kau beranggapan bahwa meninggalkanku adalah jalan terbaik. Kau tahu oppa? aku sangat terluka saat kau tega berbohong padaku tentang semuanya.” Perkataan panjang lebar dari Sooyoung berhasil menghentikan langkah Kyuhyun. Kali ini dia memutar kursi rodanya dan melihat ke arah Sooyoung.

Gadis yang terluka itulah yang Kyuhyun saksikan saat ini. Sebenarnya dia tak tega melihat Sooyoung seperti ini.

“Tak lama lagi aku akan mati Soo. Tak ada gunanya aku berada di sampingmu.”

“Kematiaan hanya Tuhan yang tahu. Mungkin saja hari ini adalah hari terakhir aku hidup.” Sooyoung mulai berjalan mendekati pembatas atap.

“Yakk. Soo apa yang kau lakukan. Berhenti.” Cegah Kyuhyun berusaha menghentikan aksi nekat Sooyoung.

Sooyoung tak menghiraukan perkataan Kyuhyun dia terus melangkah.

“Mungkin memang aku tak ada artinya di kehidupanmu oppa. Asalkan kau tahu kau adalah satu-satunya orang yang berhasil membuatku gila. Kyuhyun oppa saranghae.” Setelah mengucapkan perkataan itu Sooyoung menerjunkan tubuhnya namun dia merasa ada yang menariknya sehingga dia gagal terjun.

“Soo bertahanlah aaku akan menolongmu.”

Kyuhyun berusaha mati-matian mengangkat tubuh Sooyoung. Dengan kekuatan yang dimiliki dia turus berusaha.

Saat ini pikiran Sooyoung kosong entah kamana, dia merasa lega Kyuhyun menyelamatkannya.

“Soo kau tak apa-apa?”

Kyuhyun akhirnya dapat menyelamatkan Sooyoung.

“Aku tak apa-apa. Kenapa kau menyelamatkanku oppa? Bukankah aku tak ada artinya di kehidupanmu?” Sooyoung terus menangis.

“Kau pikir jika kau tak berarti di kehidupanku aku akan menolongmu? Aku..aku mencintaimu Soo. Maafkan aku yang mengecewakanmu dan telah membohongimu.”

“Aku memaafkanmu oppa.”

“Secepat itukah kau memaafkanku?’ tanya Kyuhyun tak percaya.

“Nde. Karena…. Ahra eonnie sudah menjelaskan semuanya.” Senyuman kini tengah terbit di bibir indah Choi Sooyoung.

Keduanya kemudian berpelukan erat seakan mereka tak ingin pisah selama-lamanya.

“Bagaimana dengan Donghae?” tanya Kyuhyun hati-hati.

“Aku..aku akan membatalkan pertunanganku.”

“Tapi…tapi..”

“Tak usah khawatir oppa. Donghae oppa pasti menerima keputusanku lagi pula dia sebenarnya tahu bahwa aku masih mencintaimu.

Dari kejauhan Donghae dan Seohyun tersenyum melihat akhirnya Kyuhyun mau mengakui perasaannya. Meski patah hati Donghae tetap senang akhirnya yeoja yang dicintainya bisa bahagia. Sementara itu Seohyun tersenyum bahagia dapat menolong sahabatnya. Saat ini Seohyun tengah hamil 2 bulan. Dia akhirnya menikah dengan Jung Younghwa, teman sekelasnya saat kuliah di Tokyo.

Pada akhirnya kisah Harry Potter versi Sooyoung tetap berakhir sama. Harry Potter (Kyuhyun) pada akhirnya hidup bersama dengan Ginny (Sooyoung) , yang merupakan cinta sejatinya bukan dengan Cho (Seohyun) yang merupakan cinta pertamanya.

TAMAT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

[1] Perempuan

[2] Lelaki

[3] Kakak tingkat

[4] Kakak, panggilan perempuan kepada perempuan yang lebih tua darinya

[5] Adik laki-laki

[6] Bibi (di luar hubungan kekerabatan)

[7] Ya (formal)

[8] Dewi makan

[9] Ayah

[10] Terima kasih (informal)

[11] Paman (di luar hubungan kekerebatan)

[12] Apa

[13] Tidak

[14] Adik perempuan

[15] Kekasih (perempuan)

[16] Selamat ulang tahun

[17] Kita

[18] Maaf

[19] Kakak perempuan

[20] Aku merindukanmu

[21] Aku juga

[22] Kakek

[23] Janji

[24] Apa kabar

[25] Aku mencintaimu

[26] Siapa kamu

[27] Perkenalkan namaku Cho Kyuhyun

[28] Sama-sama

[29] Benarkah

[30] Aku

[31] Plis

[32] Ya ampun

[33] Terimakasih

[34] Siapa

[35] Selamat makan

[36] enak

[37] Selamat tidur